Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Menyadari
Axel menarik tangan Dokter Firman dan mengajaknya ke tempat yang sepi. Kemudian ia mencoba mengulik-ngulik tentang kebiasaan Dokter Firman dan juga Cintia saat sedang bersama dan hubungan mereka berdua setiap harinya.
Dokter Firman dengan santainya menceritakan jika selama ini ia sibuk mengurusi pasien dan istrinya sibuk di butik. Dan selepas pulang ke rumah, keduanya sudah sama sama lelah dan jarang berkomunikasi hingga hubungan mereka menjadi sangat dingin.
“Sebenarnya kehidupan kita tidak jauh berbeda, tapi aku masih tetap mencintai istriku yang sangat pengertian dengan Tipeku yang workaholic!” tukas Axel menanggapi cerita Dokter Firman.
“Apa kau yakin, itu cinta? Aku rasa hubunganmu dengan istrimu juga sama dinginnya Pak Axel, yang benar benar kau cintai adalah pekerjaanmu!” sanggah Dokter Firman.
“Sama sepertiku, dan saat aku bertemu dengan Anya, semuanya jadi berubah! Hari-hariku pun lebih berwarna Ketika bersama dia. Dan mulai dari situ, aku merasakan cinta yang sesungguhnya!”
“Anya!” gumam Axel pelan.
“Ya, Divanya Elea Razil!” tegas Dokter Firman.
Kali ini Axel mulai paham dan menyadari jika ia pun memiliki perasaan yang sama seperti Dokter Firman, yaitu mencintai Anya. Perbedaannya, jika Dokter Firman mantap ingin menceraikan istrinya, kali ini Axel masih belum memiliki alasan untuk menceraikan Hellencia.
Dari kejauhan, tampak Hellen dan Cintia begitu akrab dan sangat hangat berjalan ke araaah mereka berdua.
“Dan hubungan Cintia dengan Hellen tampak sangat hangat dibanding denganku!” lanjut Dokter Firman.
“Aku rasa mereka berdua memang sangat akrab, Dokter Firman! Dan itu adalah hal yang sangat wajar dan biasa!” tukas Axel.
“Sayangnya, aku tidak merasa demikian, Pak Axel! Sorot kebahagian mereka berdua tampak seperti dua insan yang saling mencintai!”
Ucapak Dokter Firman kali ini membuat Axel sangat terkejut sampai membelalakkan matanya. ‘Aku sempat beranggapan seperti itu, tapi cepat-cepat aku tepis karena Hellen selalu mengatakan jika mereka memang berteman dekat!’ gumam Axel dalam hati.
‘Namun, Dokter Firman justru begitu mantap memberi penilaian seperti itu terhadap istrinya!’
“Jadi kau menuduh jika istri kita itu --!”
“Tidak perlu kau ucapkan dengan jelas apapun itu Namanya. Perhatikan saja, dan amati! Aku juga akan mencari tahu akan hal ini!” ucap Dokter Firman yang kemudian menyambut kedatangan istrinya.
Malam ini, mereka berempat jadi terkesan seperti double date. Sayangnya, bukan double dat yang sebenarnya karena Hellen lebih banyak bercerita dengan Cintia dan Axel pun mulai terlihat akrab dengan Dokter Firman.
Tepat saat waktu menunjukkan jam 9 malam, mereka berempat pun memutuskan untuk pulang. Kali ini Axel meminta Tian untuk diantar lebih dulu ke hotel, baru selepas itu mengantarkan Hellen ke apartemennyta.
***
Di sisi lain, Anya yang sedang menghirup udara kebebasannya di hotel pun kini tengah asyik bermain ponsel di balkon kamar.
Ia sengaja mencepol rambutnya ke atas dan kali ini mengenakan piyama dengan celana di atas lutut. Kedua kakinya ditekuk ke atas membuat paha mulusnya terekspos dengan jelas.
Untung saja akses balkon kamar hotel tidak begitu terbuka, sehingga orang yang ada di luar tetap saja tidak bisa melihat kecantikan Anya mala mini.
Axel yang baru datang sengaja tidak mengucapkan salam ataupun mengetuk pintu kamar untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Anya. Kerinduannya yang sangat menggebu membuatnya merasa tenang dan lega Ketika Anya tampak duduk di balkon kamar sambil memainkan ponselnya.
Axel melepaskan sepatunya tanpa mengalihkan pandangannya dari Anya. Kemudian ia langsung melepaskan jas dan juga kemejanya dan menggantungnya dengan rapi.
Celana panjangnya pun kini sudah berganti dengan celana pendek dan Axel sengaja melepaskan kaosnya dan membiarkan dada bidangnya terekspos begitu saja.
Kemudian Axel sengaja mendekati Anya yang masih memainkan ponselnya di balkon kamar.
"Belum tidur, Anya?" tanya Axel sambil menarik kursi dan duduk di depan Anya.
Sapaan Axel kali ini membuat Anya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Axel yang sudah duduk di depannya.