NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:36.7k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghadapi Preman

"Berani juga kamu main di wilayahku," ucap seseorang kala dirinya berdiri tepat di hadapan anak muda yang sedang menikmati es dawet

Anak muda itu sedikit mendongak. Dia agak terkejut, tapi sebisa mungkin dia bersikap biasa saja.

Anak muda itu menenggak es dawetnya sampai habis, lalu menyerahkan gelasnya kepada penjual.

"Kamu berani mengabaikan aku, hah!" ternyata orang yang berdiri di depan anak muda sadar, kalau anak itu mengabaikannya. Bentakan orang itu langsung mengundang perhatian semua orang yang ada di sana.

"Lah, emang kamu siapa? Orang penting?" diluar dugaan, sikap anak muda itu mengejutkan semua orang, termasuk pria yang membentaknya.

"Waduh, ni anak cari mati apa?" gumam seseorang. "Bakalan nggak selamat dia."

"Kamu nggak tahu siapa aku?" Pria bertato itu kembali mengintimidasi.

"Cuma preman yang nyolong tabung gas kan? Apa pentingnya?" Lagi-lagi jawaban Juna membuat semua yang ada di sana.

"Benar-benar nantangin kamu ya?" Preman itu langsung menyeringai. "Teman-teman!" teriaknya.

Seketika beberapa preman muncul dari satu arah dan mereka terlihat sangat menakutkan. Tapi tidak bagi Juna. Dia sudah terlanjur menantang dan dia harus melawannya apapun yang terjadi.

"Gimana? Masih berani melawan?" Preman itu tersenyum meremehkan. "Kemarin, okelah, kita kalah. Karena di sana daerah kamu. Tapi di sini. Jangan harap kamu bisa lepas."

"Cih! Yang namanya pengecut ya tetap pengecut. Beraninya main keroyokan," Juna malah balik meremehkan, hingga ucapannya berhasil membangkitkan amarah preman di hadapannya.

"Banyak omog kamu! Hiyaat!" Preman itu langsung melayangkan telapak sepatu yang dia kenakan, ke arah dada Juna.

Namun preman itu dibuat terperangah karena Juna justru menangkap kakinya dan melayangkan tendangan ke aset pribadi sang preman.

Dakh!

"Aaaa..." preman itu berteriak sangat kencang dan dia langsung ambruk.

"Wahh! Cari mati nih, bocah," seru preman lainnya. "Ayo, kawan, hari ini kita pesta." Preman berjumlah tujuh orang itu langsung serentak menyerang Juna.

Juna pun tak kalah akal. Saat matanya melihat alat pikul di dekat lapak penjual es dawet, Juna bergerak cepat, meraih alat pikul tersebut dan menggunakannya untuk senjata.

Pertarungan tak bisa dihindari. Juna benar-benar tidak menyangka, ilmu bela diri yang dia pelajari selama ini, dapat dia praktekan secara langsung.

Juna sedikit merasa kewalahan karena para preman itu melakukan serangan dengan gerakan semampu mereka.

Namun Juna ingat pesan yang Klawing sampaikan setiap Juna belajar bela diri. Seranglah musuh di titik-titik tertentu dan dipastikan musuh akan tumbang dengan cepat.

Juna benar-benar melakukannya dan terbukti para preman itu pada tumbang karena merasakan sakit yang luar biasa.

"Wuih, hebat!" puji seseorang yang menyaksikan pertarungan tersebut.

Bukan hanya satu orang, beberapa orang juga ikut memberi pujian karena mereka tidak menyangka, ada yang berani melawan para preman dan berhasil menumbangkan mereka.

Juna melangkah mendekati preman yang pertama kali dia tumbangkan, lalu dia mengarahkan ujung alat pikul ke wajah preman tersebut.

"Aaaa..." preman itu teriak ketakutan sambil menutup wajahnya. Namun tak lama kemudian dia menyadari kalau wajahnya masih baik-baik saja.

"Cih!" Juna semakin meremehkan. "Katanya kuat, digertak kaya gini aja, nangis "

Ledekan Juna sontak mengundang tawa semua orang yang ada di sana. Preman-preman itu tak terima dipermalukan seperti ini. Tapi untuk saat ini, mereka tidak bisa melakukan apapun.

Juna lalu berjongkok. "Cam kan baik-baik ucapan saya. Kalau kamu masih menganggap penguasa wilayah ini dan menganggu orang-orang terutama pedagang, maka kamu akan aku buru kemanapun kamu pergi, paham!"

"Pa-paham," preman itu menjawab tergagap.

"Awas aja kalau kamu sampai macem-macem dan melakukan pencurian lagi. Aku nggak akan pernah ngasih ampun kamu, ngerti!"

Preman itu mengangguk. Juna lalu bangkit dan melangkah menuju motornya. Kepergian Juna sontak diringi tepuk tangan oleh orang-orang yang ikut bangga atas tindakannya.

Juna memilih pulang karena tubuhnya terasa sangat lelah. Anak itu bahkan memilih menyapa keluarganya sebentar dan langsung melangkah menuju kamarnya.

"Semoga Klawing pulang dengan membawa berita baik," gumamnya, lalu dia mencoba memejamkan matanya.

#####

Tanpa terasa, kini petang hampir saja menjelang. Di atas kasur tanpa ranjang, Juna baru saja membuka matanya.

"Aduh, tubuhku, pegel banget," Juna mengeluh karena badannya terasa pegal akibat dari perkelahian tadi siang.

"Kamu kenapa? Sakit?" lagi-lagi suara Klawing mengejutkan Juna.

"Ih, kamu ini, ngagetin aja," sungut Juna. Klawing menampakan diri sambil cengengesan. "Gimana tugas kamu? Lancar?"

Klawing masih tersenyum dan dia mengangguk. "Lancar tanpa hambatan," jawab Klawing. "Kakek kamu juga sudah dibawa ke rumah sakit."

"Syukur lah," Juna lega mendengarnya. Meski dia tidak tahu, harus bahagia atau bagaimana, setidaknya dia memiliki harapan agar kejadian yang menimpa kakeknya menjadi pelajaran berharga pria tua itu.

"Kamu tidak ingin membalas dendam sama majikanmu?" tanya Juna lagi. Sontak pertanyaan tersebut cukup membuat Klawing terkejut.

"Entahlah," Klawing menyandarkan punggungnya pada tembok. "Melihat keadaannya yang tidak berdaya, aku justru kasihan. Apa lagi, tidak ada yang peduli satu pun sama dia. Pria tua itu pasti sangat kesepian."

Seketika Juna merasa agak khawatir mendengar ucapan Klawing. "Terus, siapa yang jaga dia di rumah sakit?"

"Ada, asisten rumah tangganya, yang telah lama bekerja di sana."

"Oh, ya baguslah," Juna merasa tenang mendengarnya. "Terus, orang-orang itu bagaimana?"

"Sudah aku kasih pelajaran," balas Klawing. "Mereka semua juga sudah aku usir dari rumah itu. Bahkan, wanita yang kemarin menemui Ibumu, mungkin saat ini juga berada di rumah sakit."

"Loh? Kok bisa?" Juna terkejut. "Apa yang kamu lalukan?"

Klawing tersenyum lebar. "Aku hanya memberinya pelajaran sedikit."

Sikap Klawing justru membuat Juna menatapnya dengan curiga. "Apa kamu menghajarnya?"

"Dia yang minta," jawab Klawing santai. Namun lagi-lagi sukses membuat Juna terkejut.

"Nggak mungkin kalau dia minta dihajar," Juna pun tak percaya begitu saja.

"kenyataannya emang begitu," balas Klawing. "Tiba-tiba dia ngajak aku ke kamar terus dia ngajak berhubungan badan. Ya udah, sekalian aku hajar. Dia sendiri yang minta dipuaskan."

"Astaga!" Juna syok. Dia baru mengerti maksud dari kata menghajar menurut Klawing. "Kirain hajar apaan."

Klawing kembali cengengesan.

#####

Sementara itu, di depan rumah Juna, terlihat sebuah mobil, berhenti di depan rumahnya persis. Ibu Juna yang masih berada di warung, nampak heran dengan kehadiran mobil yang pertama kali dia lihat.

Ras heran Ibu semakin bertambah, kala dari dalam mobil, keluar seorang laki-laki dan melangkah menuju ke warungnya.

"Permisi, Bu,"

"Iya, Mas, ada yang bisa saya bantu?"

"Maaf saya mau tanya, apa benar ini rumahnya Ibu Widuri Ekawati?"

"Oh iya benar, saya sendiri orangnya, ada apa ya, Mas?"

"Begini, Ibu, saya mau menyampaikan kalau saat ini Tuan Bratawali berada di rumah sakit."

"Apa!"

1
Teddy Aktadi
Luar biasa
jaka saba jati
emang udah nampak orangnya...kok keningnya ? /Shy/
Yuliana Purnomo
seru Thor,, karyamu gak bertele-tele,,aku suka,, semangat terus kutunggu,,karya terbaru mu💪
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏💪😘
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
kicep gak tuuuh geng anak manjaaa,,tau kenyataan nya Juna cucunya orang kaya
Apriyanti
lanjut thor
Hendra Yana
lanju
Hendra Yana: lanjut lagi
total 1 replies
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
mampus kalian mang enak rasakan tuh,, lanjut thor 🙏💪😘
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
visual karakter donk thor..
tina
lanjut kak
Hendra Yana
lanjut
Was pray
tarmini adiknya tarmono,dan kakak dari tarminem akhirnya strok
Hendra Yana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!