NovelToon NovelToon
Terjerat Pernikahan Dengan Pria Kejam

Terjerat Pernikahan Dengan Pria Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Romansa Modern / Masokisme / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nadziroh

Demi menghindari bui, Haira memilih menikah dengan Mirza Asil Glora, pria yang sangat kejam.

Haira pikir itu jalan yang bisa memulihkan keadaan. Namun ia salah, bahkan menjadi istri dan tinggal di rumah Mirza bak neraka dan lebih menyakitkan daripada penjara yang ditakuti.

Haira harus menerima siksaan yang bertubi-tubi. Tak hanya fisik, jiwanya ikut terguncang dengan perlakuan Mirza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka dalam

Haira keluar dari kamar Mirza. Berjalan pelan menahan rasa nyeri di bagian bawah sana. Demi apapun, ia masih tak rela dengan apa yang dilakukan Mirza padanya. Air matanya terus mengalir membasahi pipi, menatap punggung Mirza yang ada di ruang tengah. 

Laki-laki biadab, kamu akan merasakan apa yang pernah aku rasakan, rutuk Haira dalam hati. Melanjutkan langkahnya melewati bi Enis yang sedang membersihkan lemari. 

Kenapa Nona Haira jalannya seperti itu, apa Tuan Mirza menyiksanya?

Sekilas bi Enis melihat tanda merah di pundak Haira yang terekspos. Hatinya ikut tersayat mendengar tangisan Haira di sepanjang jalan menuju kamar. 

Jangan-jangan Tuan Mirza meminta hak nya dengan paksa. 

Bi Enis memilih pergi ke belakang, ia tak sanggup melihat Haira yang semakin hari semakin menderita. Namun juga tak bisa berbuat apa-apa. 

Haira mengunci pintu kamarnya lalu berlari masuk ke kamar mandi. Ia mengguyur sekujur tubuhnya dengan air shower yang mengalir deras. Tangisnya kembali pecah menyesali pilihan yang kini menjeratnya. 

"Kenapa aku sebodoh ini," ucapnya terputus-putus. Membenturkan kepalanya di dinding. Menggaruk bagian lehernya hingga terluka. Tak peduli dengan darah yang mengucur bersamaan dengan air yang mengalir. Rasa sakit yang tercipta akibat benturan dan cakaran kukunya  itu bahkan tidak terasa dibandingkan rasa sakit saat Mirza mengambil keperawanannya. Luka dalam yang diberikan Mirza jauh lebih menyakitkan dari apapun.

"Apa yang harus aku katakan pada nenek. Pasti dia sangat marah padaku kalau tahu aku tidak perawan lagi."

Haira duduk merangkul kedua lututnya. Ia lelah menghadapi masalah yang saat ini menimpa. Berusaha sekuat apapun, dia tetaplah seorang wanita yang butuh kasih sayang dan perlakuan yang lembut. 

Suasana di ruang makan itu sangat hening. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar. Sesekali Mirza melirik pintu kamar Haira yang tertutup rapat. Tangannya terus mengaduk-aduk makanan tanpa ingin menyuap. 

Ke mana dia? tanya dalam hati. 

Arini menatap gerak-gerik aneh sang kakak, ia bisa membaca guratan cemas di wajah pria itu. 

"Kakak kenapa?" tanya Arini membuyarkan lamunan Mirza. 

Mirza menggeleng cepat. Menyembunyikan rasa gelisah yang dari tadi memenuhi dadanya. 

Aku yakin kak Mirza memikirkan sesuatu, tapi apa? 

Arini hanya bisa menerka, ia takut Mirza akan marah jika banyak bertanya. 

Mirza memanggil bi Enis yang melintas di belakangnya. Ia tak tahan berdiam diri, sementara hatinya gundah gulana.

"Panggil kan Haira, aku butuh sesuatu," titah Mirza pada Bi Enis. 

"Baik, Tuan."

Bi Enis berlari kecil menuju kamar Haira. Tanpa menunggu waktu lagi ia langsung mengetuk pintu. 

Beberapa kali ketukan, akhirnya pintu terbuka lebar. 

Mata bi Enis ikut berkaca saat melihat kondisi Haira yang memprihatinkan.  

"Nona kenapa?" tanya Bi Enis lirih, takut Mirza mendengar ucapannya. 

Mata Haira tampak sembab dan memerah. Banyak luka di bagian leher dan juga kening. Wajah gadis itu juga terlihat pucat dengan rambut basah dan acak-acakan seperti belum disisir. 

"Saya tidak apa-apa, Bi. Ngapain bibi ke sini?" tanya Haira sambil tersenyum paksa. 

"Nona di panggil Tuan Mirza di ruang makan."

Haira mengangguk. Kini ia lebih memahami, statusnya di rumah Mirza bukanlah seorang istri, namun hanya pelayan yang harus punya waktu kapanpun untuk melayani Tuannya. 

"Tu…Tuan memanggil saya?" Suara Haira tersendat karena isakan kecil. 

Mirza melirik Arini yang masih sibuk dengan makanannya. Lalu menatap jemari Haira yang sedikit keriput seperti orang kedinginan. 

Apa dia mandi berjam-jam, kenapa kulitnya seperti itu?

Arini mendongak, menatap Haira dari atas hingga bawah. Matanya berhenti di leher wanita itu. Seketika ia tersedak daging yang hampir tertelan di tenggorokan. 

Menunduk lagi saat Mirza mengalihkan pandangan ke arah wajahnya.

Kenapa leher Haira terluka. Apa itu bekas ciuman kak Mirza? Tapi tidak mungkin, mungkin saja itu hanya alergi.

Arini menatap Mirza dan Haira bergantian. Bibirnya pun membisu melihat wajah datar sang kakak. 

Sadar menjadi pusat perhatian Arini, Haira menaikkan sedikit bajunya hingga menutupi sebagian lukanya. 

"Aku ingin bicara sama kamu." 

Mirza beranjak meninggalkan meja makan. 

Baru saja satu langkah mengikuti Mirza, kaki Arini menghalangi Haira hingga wanita itu jatuh tersungkur di lantai. 

Mirza menoleh tanpa ingin menolong. Pria itu hanya melihat Haira yang nampak kesusahan saat berdiri. 

"Kalau jalan itu nggak cuma pakai kaki, tapi pakai mata juga." 

Arini meneguk minumannya. Pura-pura tak terlibat dengan apa yang terjadi. 

Sabar Haira, ini adalah ujian hidup yang harus kamu jalani. Tuhan tidak akan menguji hambanya di batas kemampuan, kamu wanita yang kuat dan bisa melewati ini semua. Menguatkan diri sendiri.

Haira melanjutkan langkahnya mengikuti Mirza yang sudah tiba di salah satu  ruangan yang ada di samping kamarnya. 

Di tempat itu terdapat satu meja dan kursi, beberapa rak buku berjejer rapi di pinggir, Haira mengira itu adalah ruang kerja. 

Seperti Arini dan Bu Enis, Mirza pun menatap luka yang memenuhi leher putih Haira. 

Dari lubuk hati terdalam, terselip rasa kasihan, namun jika teringat dengan Lunara kemarahannya kembali memuncak. Memusnahkan semua kebaikan yang ingin ia lakukan. 

"Lupakan kejadian tadi. Anggap saja kita tidak pernah melakukannya." 

Kedua tangan Haira mengepal sempurna. Setelah mengambil kesuciannya, Mirza lepas tangan dan memintanya untuk melupakan semuanya. 

Ok, fine, Mirza seorang laki-laki yang gampang untuk bersilat lidah. Lalu bagaimana dengan dirinya sebagai seorang wanita yang sudah kehilangan kehormatan? Bahkan harga dirinya sudah terinjak-injak. 

Haira maju satu langkah mendekati Mirza yang memunggunginya. Ia  mengumpulkan semua keberaniannya. 

"Saya tahu Tuan banyak uang dan bisa membeli apapun. Tapi Tuan tidak bisa membeli harga diri saya. Jika ingin menghancurkan hidup saya, ok. Anda sudah berhasil. Tapi apa kabar ibu Anda jika tahu tentang semua ini, pasti dia akan menjerit dan  merasakan luka yang sangat dalam. Dia akan menangis jika tahu kelakuan Tuan. Saya berjanji akan melupakan kejadian tadi, tapi saya tidak akan melupakan orang yang sudah menghancurkan hidup saya."

Mata Haira mulai digenangi air mata, ia tak sanggup lagi untuk diam dan membendung amarahnya yang menyesakkan dada. Harga diri adalah segalanya, namun sekarang ia tidak memiliki itu. 

"Ingat. Semua yang kita lakukan pasti akan ada balasannya, dan saya akan tertawa disaat itu menimpa, Tuan." 

Haira membalikkan tubuhnya. Mengusap  air matanya yang terus mengalir membanjiri pipi. 

Entah kenapa, kali ini bibir Mirza terkunci rapat. Jangankan untuk membalas ucapan Haira, untuk mengucapkan sepatah kata pun tak mampu saat istrinya itu menyangkut tentang ibunya yang sudah meninggal.

Setelah tak ada percakapan, Haira keluar meninggalkan Mirza yang masih dalam mode diam.

1
Khanza Safira
cocok Momy kok kan meskipun dari kampung haira udh jadi istri orang kaya jadi cocok banget
Khanza Safira
🤣🤣🤣🤣
🍁Angela❣️
𝚒𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚝𝚒𝚗
🍁Angela❣️
𝙷𝚘𝚎𝚔𝚔𝚔 😄😄😄 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚞𝚞 𝚊𝚕𝚕 𝚍𝚊𝚑𝚑 𝚝𝚞𝚑𝚑 𝚜𝚒 𝚖𝚒𝚛𝚣𝚊 😃😃😃😃😃
🍁Angela❣️
𝚊𝚒𝚑𝚑 𝚍𝚊𝚑 7 𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗 𝚊𝚓𝚊 😄😄😄😄 ...
𝚑𝚎𝚕𝚕𝚘 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚎𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚔𝚗𝚕 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚊𝚞𝚗𝚝𝚢 𝚊𝚗𝚐𝚎𝚕𝚊 🤣🤣
🍁Angela❣️
𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚌𝚘𝚋𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚟𝚛𝚎𝚗𝚝𝚎𝚗𝚒𝚛... 𝚔𝚗𝚙 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚠𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚢𝚢 𝚖𝚘 𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚒 𝚗𝚎𝚗𝚎𝚔 𝚔𝚊𝚑
🍁Angela❣️
𝚌𝚎𝚙𝚎𝚝 𝚋𝚐𝚝 𝚑𝚊𝚒𝚛𝚊 𝚑𝚊𝚖𝚒𝚕.... 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚐𝚙𝚙 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊... 𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚖𝚒𝚛𝚣𝚊 𝚕𝚎𝚔𝚊𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚏𝚊𝚑𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒... 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚒𝚛𝚊
🍁Angela❣️
𝓲𝓽𝓾 𝚊𝚛𝚝𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝙷𝚊𝚒𝚛𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚜𝚊𝚍𝚊𝚛𝚒𝚒𝚒𝚒
🍁Angela❣️
𝓰𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓴𝓪𝓱𝓫𝓗𝓪𝓲𝓻𝓪 𝓴𝓪𝓫𝓾𝓻 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓷𝓮𝓻𝓪𝓴𝓪 𝓲𝓽𝓾... 𝓵𝓪𝓶𝓪-𝓵𝓪𝓶𝓪 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓰𝓲𝓵𝓪 𝓭𝓲𝓪𝓪𝓪
🍁Angela❣️
𝙖𝙙𝙪𝙝𝙝𝙝𝙝 𝙢𝙞𝙧𝙯𝙖𝙖𝙖 😁😁😁😁😁😁😁
🍁Angela❣️
𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙟𝙖 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙛𝙖𝙝𝙖𝙢 🥲🥲🥲🥲
🍁Angela❣️
𝙠𝙡𝙤 𝙢𝙖𝙡𝙪 𝙣𝙜𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙚𝙩𝙞𝙠 𝙥𝙠𝙚 𝙝𝙥
🍁Angela❣️
𝙢𝙚𝙡𝙚𝙗𝙞𝙃𝙞 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙣𝙩𝙪 𝙙𝙪𝙣𝙠... 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙝𝙤𝙤𝙤 𝙃𝙖𝙞𝙧𝙖 𝙞𝙣𝙞
🍁Angela❣️
𝙠𝙖𝙨𝙞𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙞𝙧𝙖... 𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙘𝙡𝙨𝙖𝙗𝙖𝙧 𝙮𝙖𝙖𝙖
🍁Angela❣️
dihhh pke tanya yg nyiapin baju kantor ya jelas bini mu lah bang
🍁Angela❣️
untung aja sang asisten gercep.. jadi Mirza ham jadi main sama jalang
🍁Angela❣️
ya ampun kasian haira... .... kpn sih Mirza sadar klo salah faham
🍁Angela❣️
tuhhh pelayan aja pada bertingkah 😄😄😄😄
🍁Angela❣️
serba salah nih haira.. hadeh tanda tangan menderita gakntanda tanda tangan juga menderita
🍁Angela❣️
menikah hanya untuk menyiksa... hadehhh safiss benerrr sihhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!