Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Semua keluarga kini sudah kumpul di ruang makan menunggu mama Nadin dan Kiara menyajikan makanan, sedangkan si cantik juga sedang membantu yaitu dengan menuangkan air minum di gelas masing masing, Kiara selalu melibatkan Lina untuk segala urusan dapur dan juga rumah, karna Kiara ingin anaknya itu bisa mengerjakan semua yang di lakukan ibu rumah tangga, meski belum bisa banget setidaknya bisa untuk bekal di saat menikah nanti.
Diki yang duduk di samping Elio hanya duduk diam mendengar perdebatan antara Elio dan Elo, keduanya sibuk bisik bisik diselingi dengan tepukan pada tangan Elio, Diki sangat menikmati momen makan malam yang hangat ini, sudah lama Diki tidak makan malam dengan kehangatan keluarga seperti ini.
"Mari makan..." teriak Lina seperti biasa saat memulia makan.
"Kebiasaan mulut cempreng...." sungut Elio kesal.
"Sudah sudah kita makan! jangan di ladeni kakak dek.." ucap Kiara cepat sebelum di jawab Lina karna kalo udah di jawab sudah pasti ruang makan berubah jadi pasar.
"Iya bunda.." jawab Lina.
Setelah selesai makan malam, seperti biasa seluruh keluarga akan berkumpul di ruang keluarga untuk bercengkrama mengeratkan hubungan.
"Dik, kapan kamu siap kembali memimpin perusahaan kam?" tanya papa Juna.
"Besok aku kembali ke kantor pah, aku sudah siap tapi aku ingin suasana ruangan aku di renovasi sedikit, dan mengganti catnya dengan perpaduan warna abu dan putih." ucap Diki.
"Baik lah nanti papa hubungi sekertaris kamu biar besok ruangan kamu di renovasi, apa ada barang yang ingin kamu ganti atau tambah?" tanya papa Juna lagi.
"Besok aku lihat dulu pah," jawab Diki.
Seluruh keluarga tengah asik berbincang bincang sampe akhirnya handphone Diki berbunyi dan membaut semuanya berhenti berbicara.
"Ya halo.."~ Diki
"Diki Lo dimana? tolongin gue dong.."~ Rey.
"Gue di rumah kak, tolongin apa?"~ Diki.
"Mobil gue mogok gak tau kenapa, gue udah telpon bengkel langganan tapi gak bisa soalnya udah tutup." ~Diki.
"Lo di jalan mana? gue kesana sekarang." ~ Diki.
Rey pun menyebutkan jalan dimana ia berada sekarang dan setelah itu Diki pergi kesana seorang diri menjemput Rey yang akan ke rumahnya.
Tapi saat di jalan tak sengaja Diki menabrak seseorang karna melamun saat melewati jalan tersebut.
Aaa.." teriak seorang perempuan yang di tabrak Diki
Ciiittt....
Dengan spontan Diki menginjak rem setelah mendengar teriakan seorang perempuan dan setah mobilnya berhenti Diki pun keluar untuk melihat apa yang terjadi karna tadi ia bener bener tidak konsentrasi.
"Astaga..." ucap Diki setelah melihat seorang perempuan terlentang di bawah mobilnya.
Dengan segera Diki menolong perempuan itu dan ternyata perempuan itu pingsan dan ada luka di siku dan lutut perempuan itu, Diki pun mengangkat perempuan itu ke dalam mobilnya tak lupa tas kecil yang terjatuh di samping perempuan itu dan langsung membawanya ke rumah sakit.
Setelah sampe si rumah sakit, kini Diki tengah berada di ruang tunggu di depan pintu UGD terlihat jelas wajah khawatir pada seseorang yang ia tabrak barusan, sungguh ia tak ada niat untuk menabraknya tapi memang waktu itu ia lagi gak fokus.
Diki pun mengambil ponselnya dan menghubungi Tomi untuk menjemput Rey di jalan yang sudah ia beri tahu dan Diki pun meminta pada Tomi untuk merahasiakan kejadian ini pada keluarganya dulu agar tak membuat panik dan meminta untuk kerumah sakit menemaninya menunggu perempuan itu.
.
.
Bersambung.....