NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 2 - Pisah rumah

Ep. 2 - Pisah rumah

🌺SINGLE MOM🌺

Malam telah larut, udara dingin menelusup melalui jendela yang sedikit terbuka. Di dalam kamar, Kirana duduk bersandar di kepala ranjang dengan baju tidur sederhana.

Di sampingnya, Naya yang sudah terlelap memeluk boneka beruang barunya dengan wajah yang tampak damai.

Kirana lalu melirik pintu kamar mandi yang terbuka dan mendengar suara langkah Arga yang baru menyelesaikan keperluannya.

Arga muncul dengan piyama birunya, rambutnya sedikit berantakan namun tetap terlihat tampan. Ia tersenyum kecil saat melihat Kirana menunggunya.

“Belum tidur?,” tanya Arga sambil duduk di sampingnya.

Kirana pun menggeleng pelan. “Naya sudah tidur nyenyak. Aku cuma mau bicara sama Mas dulu sebelum tidur," balas Kirana.

Arga menatap Kirana dengan lembut, lalu mengusap tangan istrinya. “Apa yang ingin kamu bicarakan, Sayang?."

Kirana menunduk sejenak, lalu memberanikan diri dan berkata, “Mas, kenapa kita gak pisah rumah saja?.”

Arga sedikit terkejut mendengar perkataan Kirana itu. “Kenapa? Kamu gak nyaman tinggal di sini?," tanya Arga.

Kirana tersenyum tipis dan mencoba meredam perasaannya yang bercampur aduk. “Aku nyaman-nyaman saja, Mas. Tapi aku khawatir ibu dan adik-adik Mas tidak nyaman kalau kita terus tinggal serumah. Aku gak mau mereka merasa terganggu karena aku dan Naya.”

Arga menarik napas panjang, lalu menggenggam tangan Kirana lebih erat. “Sayang... Aku ngerti kok. Aku tahu kamu sudah banyak mengalah selama ini. Dan aku juga tau bagaimana perasaanmu.”

Kirana menatap suaminya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. “Aku gak mau terus jadi sumber masalah di rumah ini, Mas. Aku cuma ingin kita hidup tenang, tanpa harus merasa seperti orang asing di rumah sendiri.”

Arga mengangguk pelan lalu menatap Kirana dengan penuh rasa sayang. “Aku kira, sikap Ibu akan berubah seiring waktu. Aku terus berharap dan menunggu saat itu tiba. Tapi ternyata, mereka tetap seperti itu," ujar Arga dan berhenti sejenak, lalu menatap wajah Kirana yang tampak lelah.

“Baiklah. Aku akan segera cari rumah untuk kita dan Naya. Aku ingin kamu dan Naya bahagia, tanpa harus merasa terbebani," lanjut Arga.

Kirana pun tersenyum lebar karena merasa lega mendengar jawaban suaminya. “Terima kasih, Mas. Aku cuma ingin kita hidup lebih damai.”

Arga lalu mendekatkan wajahnya dan mencium kening Kirana dengan lembut. “Sekarang, kamu gak usah cemas lagi. Istirahatlah.”

Arga kemudian menunduk, lalu mengelus kepala Naya yang masih terlelap di tengah mereka. Senyum kecil pun muncul di wajahnya lalu berkata, “Anak kita benar-benar seperti malaikat kecil, ya?.”

Kirana pun mengangguk dan merasa sangat bersyukur. “Iya, dia hadiah terbesar dari Tuhan untuk kita.”

**

Keesokan harinya...

Pagi itu, meja makan keluarga Arga dipenuhi aneka hidangan sarapan yang menggugah selera.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul, termasuk Herman, Hilda, Mira, suaminya dan Lila.

Kirana sedang menyuapi Naya, sementara Arga duduk di sampingnya dan tampak tenang namun jelas ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

Setelah beberapa menit berlalu, Arga pun akhirnya berbicara, "Aku ingin menyampaikan sesuatu. Setelah banyak pertimbangan, aku memutuskan untuk membawa Kirana dan Naya tinggal di rumah kami sendiri."

Kalimat itu membuat semua orang di meja makan langsung terdiam. Herman meletakkan cangkir kopinya perlahan, lalu menatap Arga dengan mata penuh tanya. “Lho! Kenapa harus tinggal terpisah? Apa kamu baik-baik saja, Kirana?," tanyanya, khawatir.

Kirana ingin menjawab, namun sebelum ia sempat berkata apa-apa, Arga sudah angkat bicara. “Kirana baik-baik saja, Ayah. Kami baik-baik saja. Hanya saja, aku merasa bahwa kami sudah terlalu lama tinggal bersama di rumah ini. Kami juga ingin merasakan suasana sebagai keluarga kecil kami sendiri.”

Herman tertegun, lalu menghela napas. "Ayah harap kalian mengurungkan niat itu. Jangan menjauhkan Ayah dari cucu Kakek yang cantik ini," ucapnya sambil tersenyum pada Naya yang sibuk dengan sepotong roti di tangannya.

Namun, reaksi berbeda datang dari Hilda. Ia menegakkan punggungnya dengan mata yang menyipit.

Meski tidak merespon, di dalam hatinya ada rasa puas karena Kirana akhirnya akan pergi dari rumah ini. Tapi tidak dengan Arga. Itu masalah lain baginya.

“Memangnya apa yang dikatakan istri kamu itu, Arga?,” tanya Hilda, tajam. “Apa dia sudah memengaruhi kamu untuk meninggalkan orang tuamu ini?.”

Suasana di meja makan pun langsung berubah tegang. Arga menatap ibunya dengan tenang, meski nada bicaranya mulai mengeras.

“Bukan seperti itu, Bu. Ini keputusanku. Tidak ada yang memengaruhi atau apapun itu," tegas Arga.

Namun, Hilda tiba-tiba berdiri dari kursinya, dengan raut wajah yang terlihat dramatis. “Dia sudah merenggut putraku. Sekarang dia juga mau menjauhkannya dari kami!," serunya lalu berbalik pergi meninggalkan meja makan dengan seiring makanan yang belum disentuh.

Semua pun terdiam. Kirana nampak menundukkan karena hatinya merasa bersalah.

Ia merasa dirinya menjadi penyebab keretakan hubungan Arga dengan keluarganya. “Maafkan aku, Mas. Mungkin aku terlalu egois,” katanya lirih.

Arga menggenggam tangan Kirana dan menatapnya untuk memberinya keyakinan. “Kamu tidak salah, Sayang. Ini keputusan kita, dan aku yakin ini yang terbaik untuk kita dan Naya. Aku akan mencari rumah untuk kita, disetujui atau tidak.”

Sementara, Herman hanya bisa pasrah menatap putra sulungnya itu dengan raut kecewa.

“Kalau itu memang keputusanmu, Arga, Ayah tidak akan menghalangi. Tapi Ayah harap kamu tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga ini," pesan Herman.

“Tentu, Ayah. Aku tidak akan memutuskan hubungan. Aku hanya ingin melindungi keluarga kecilku agar lebih mandiri."

Herman pun tersenyum tipis, lalu beranjak dari meja makan seraya menghampiri Naya dan mengelus kepala cucu kesayangannya itu. “Kakek akan selalu ada untuk kamu, ya, Sayang. Kamu tahu itu, kan?."

Naya pun mengangguk polos dan hanya terus menikmati sarapannya tanpa menyadari ketegangan yang terjadi di sekitarnya.

Bersambung...

1
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!