NovelToon NovelToon
ELLARA

ELLARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Teen School/College / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Ellara, gadis 17 tahun yang ceria dan penuh impian, hidup dalam keluarga yang retak. Perselingkuhan ayahnya seperti bom yang meledakkan kehidupan mereka. Ibunya, yang selama ini menjadi pendamping setia, terkena gangguan mental karena pengkhianatan sang suami bertahun tahun dan memerlukan perawatan.

Ellara merasa kesepian, sakit, dan kehilangan arah. Dia berubah menjadi gadis nakal, mencari perhatian dengan cara-cara tidak konvensional: membolos sekolah, berdebat dengan guru, dan melakukan aksi protes juga suka keluyuran balap liar. Namun, di balik kesan bebasnya, dia menyembunyikan luka yang terus membara.

Dia kuat, dia tegar, dia tidak punya beban sama sekali. itu yang orang pikirkan tentangnya. Namun tidak ada yang tahu luka Ellara sedalam apa, karena gadis cantik itu sangat pandai menyembunyikan luka.

Akankah Ellara menemukan kekuatan untuk menghadapi kenyataan? Akankah dia menemukan jalan keluar dari kesakitan dan kehilangan?

follow ig: h_berkarya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

makanya pacaran!!

“Kalian mau kemana?” Melody yang baru turun setelah cukup lama di kamar, menatap papa dan mamanya yang sudah berpakaian rapi.

Memperhatikan penampilan mereka, papa Morgan terlihat sangat tampan dengan kemeja polo putih yang menonjolkan senyumnya, di padankan dengan celana jeans pendek yang membuatnya terkesan lebih muda hari ini. Sementara itu, Mama Luna terlihat sangat cantik dengan bluson merah muda dan rok pendek senada, rambut panjangnya yang di gerai, serta kaca mata hitam yang dia kenakan, membuatnya terlihat anggun dan menawan.

“Mama sama papa mau jalan jalan dulu sayang, mau ikut?” tanya Mama Luna pada putrinya.

Melody melongo sesaat. Apalah, dia kalah sama dua orang tua itu. Mereka berdua terlihat seperti dua manusia yang sedang berpacaran.

“Enggak, kalian saja” Jawab Melody cepat. Di ajak ikut? Yang ada nanti, dia menjadi nyamuk.

“Hahhahah, baiklah sayang. Kamu tidak apa apa sendirian di rumah kan?” tanya papa Morgan. Melody mengangguk, membiarkan mereka berdua berlalu dari hadapannya.

Setelah mereka berdua sudah terlihat menuju mobil, Melody kembali ke kamarnya. Sepi, sunyi, itu yang dia rasakan sekarang. Rumah besar itu terasa sangat mencengkam. Melody kembali berbaring, memang apa yang harus dia lakukan selain merebahkan diri di kasur.

“Gavin..” gumannya pelan, senyum tipis terukir di wajah cantiknya. Dia kembali duduk, mengambil ponsel untuk menghubungi pria itu.

...----------------...

“Kalian pulang aja, Aku nggak apa apa sendirian disini, nanti juga Ellara datang” ujar Ghea pada kedua orang tuanya.

“Mama tunggu Ellara saja sayang, setelah dia datang, baru kami pulang” mama Saras menjawab dengan suara lembut.

Dia melihat ke arah sang suami, pria itu duduk di sofa dengan tablet di tangannya. Sejak datang, dia bahkan tidak menyapa Ghea sama sekali. Atau sekedar bertanya kondisi gadis itu saja tidak. Sungguh, itu sangat melukai perasaan gadis cantik yang tengah berbaring itu.

“Aku tidak mau merepotkan mama, pulanglah! Om Dean sudah menunggu sejak tadi” tidak mau membuat pria paruh baya itu menunggu, Ghea terus mendesak ibunya agar segera pergi dari ruangannya.

“Ayo kita pulang! Kamu tidak dengar dia mengusir kita?” suara datar pria itu berujar. Dia berdiri, berjalan lebih dulu ke arah pintu.

Mama Saras memegang keningnya, dia menatap Ghea dengan tatapan sendu “Maafkan mama sayang, kali ini mama tidak bisa lama lama disini..” ujar wanita itu, dia mengusap lembut kepala Ghea, air matanya mulai genang.

 Ghea menghapusnya pelan “Aku mengerti ma, pulanglah.. mama tidak perlu datang lagi, Ghea akan keluar besok kok, nanti kalau Ghea sudah sembuh benaran, kita ketemu lagi, okey?” gadis cantik itu mengangkat jempolnya, wajahnya tersenyum, memberi semangat pada wanita tua itu.

Mama Saras mengangguk, mengecup kening putrinya. Setelah itu, dengan berat hati, wanita paruh baya tersebut keluar meninggalkan Ghea seorang diri.

Kini Ghea benar benar di tinggal. Dia memandang langit kamar ruang rawat itu. Aroma obat obatan menusuk pekat di indra ciumannya. Air mata gadis itu keluar begitu saja, nasibnya tidak seberuntung orang banyak, punya ibu tapi berasa anak terbuang.

Sesaat Ghea beralih pandang, mata teduh menatap kakinya. Dia menggerakkan kakinya perlahan, sudah agak baikkan dari beberapa minggu sebelumnya.

Gadis itu kecelakaan dua minggu lalu, membuatnya harus di rawat di rumah sakit. Seperti hari hari sebelumnya, dia hanya akan di temani Ellara, itu pun jika gadis itu tidak sibuk.

.

.

Ellara memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit. Gadis cantik itu berjalan cepat di lorong, tangannya membawa beberapa paperbag dan buah buahan yang dia beli di jalan tadi.

Dia berpapasan dengan Mama Saras dan om Dean, Ellara hanya tersenyum tipis tanpa menyapa keduanya. Hingga saat dekat ruang rawat Ghea, dia kembali berpapasan dengan dokter cantik yang sangat Ellara kenali.

“Ellara” sapa dokter itu dengan senyum tulus dan lembut.

 Ellara membalasnya, “Selamat siang dokter” ujar gadis itu.

Dokter Nadia namanya, dia melirik arloji di pergelangan tangannya, kemudian kembali melihat Ellara dengan alis terangkat.

“Aku hanya datang menjenguk teman dokter” Ujar Ellara cepat. Dia mengerti arti tatapan dokter Nadia.

“Teman? Kamu punya teman yang di rawat disini? Kok aku nggak tahu, Ellara?” tanya dokter cantik itu.

“Hampir dua minggu dia di rawat disini, dokter kan habis cuti satu bulan ini, makanya tidak tahu. Bagaimana keadaan adek bayinya? Dia sehat kan dok?” tanya Ellara, dia sangat akrab dengan dokter Nadia.

“Sehat kakak Ella” jawab dokter Nadia menirukan suara bayi. Mereka berdua tertawa. Tidak terlalu banyak mereka bicara, karena Ellara juga ingin ke ruangan Ghea dengan cepat.

...****************...

Ceklek~

Dia membuka pintu itu pelan. Kepalanya melihat ke dalam, memastikan apakah sahabatnya itu tengah tertidur atau enggak. Mendengar pintu terbuka, Ghea mengusap air matanya, merapikan posisi duduk agar terlihat lebih baik, kemudian tersenyum tipis saat melihat Ellara masuk.

“Lama!” dumelnya pelan. Ellara berjalan mendekat, menyimpan buah tangan yang dia bawa di meja dekat ranjang Ghea.

“Gimana hari ini? Udah lebih baik kan?” tanya Ellara sambil mengeluarkan isi buah tangannya. Pertama tama, dia membuka makanan, menyiapkannya.

“Aku baik, besok pagi boleh pulang kata dokter” jawab Ghea.

Ellara mengangguk pelan, “ ya udah, kita makan dulu ya..” begitu lembut dia memperlakukan sahabatnya itu, sangat berbanding terbalik dengan sikapnya pada orang lain, terkhusus pada orang orang di rumah.

Ghea mengangguk, keduanya makan bersama. Di tengah makan yang berlangsung, pintu ruangan Ghea kembali di buka. Masuklah Lucas dengan tampang datarnya.

“Eh, Ellara..” pria itu sedikit kaget melihat keberadaan Ellara disana. Dia tersenyum kikuk, menghampiri mereka berdua.

“Apa aku ketinggalan info?” tanya Ellara dengan mata menatap Ghea, kemudian menatap Lucas. Ada hal yang di sembunyikan dari dua orang ini. Ellara bisa membaca dari raut wajah keduanya.

“Lucas Alexander, kamu..” Ellara sampai menghentikan makannya sejenak.

“Nanti di jelasin, kita makan dulu, okey?” Ghea langsung bertindak cepat menengahi dua orang berarti di depannya yang kini saling beradu pandang. Ellara dengan tatapan tajam sedangkan Lucas hanya nyengir.

“ Fine, kita makan dulu! Duduk kamu!” suaranya terdengar tidak bersahabat sama sekali.

Lucas menurut, menarik sofa yang ada di sana, mendekat ke ranjang Ghea.

.

.

Usai makan, Ellara langsung meminta penjelasan. Walau Lucas berusaha mengalihkan topik dengan bercerita tentang Gavin sejak tadi, tapi ternyata hal itu tidak cukup untuk membuat gadis itu lupa tentang mereka.

“Kamu jangan mencoba mengalihkan pembicaraan Lucas, aku bisa belajar sifatmu itu..” ujar Ellara pelan.

Lucas menghela nafas kasar, memperbaiki posisi duduknya menghadap ke Ellara

“Apa yang mau kamu ketahui? Bukankah semua sudah terlihat jelas? Aku rasa kamu belum bodoh untuk mengerti semua ini, Ella” Lucas bersuara.

“Jadi???”

“ya, seperti yang ada di pikiranmu!” jawabnya. Ellara tersenyum simpul, melihat ke arah Ghea yang kini wajahnya memerah seperti tomat.

“Bisa ya kamu nggak cerita, eh tapi... bukankah kita bersepakat untuk__”

“Ah, nunggu kamu pacaran kelamaan! Bisa bisa aku jomblo akut kalau harus menunggu” ujar Ghea dengan wajah cemberut. Iya, Ellara dan Ghea sempat buat kesepakatan sebelumnya. Ghea boleh pacaran kalau Ellara sudah punya pacar, atau kalau tidak, setidaknya mereka berdua harus barengan punya pacar. tapi sekarang, Ghea tidak menempati kesepakatan konyol itu, hanya karena Ellara belum punya pacar sampai sekarang.

"kamu nggak asyik Ghea, tega kamu!!!" Ellara, si ratu drama.

“padahal ada Gavin__”

“jangan Gavin, Arkana ya!!” Ghea memotong cepat kalimat Lucas. Soal calon pacar Ellara, dua orang itu memang kerap kali beda pendapat. Jika Lucas berpihak pada temannya, Ghea lebih berpihak pada Arkana.

“Gavin sayang, dia yang cocok sama Ellara”

“Apasih, pokoknya Arkana ya! No debat, Arkana paling unggul, dia pengertian, dia penyayang, dia__”

“Kamu memuji cowok lain?” timpal Lucas menatap Ghea dingin. Dia mendekat ke ranjang, matanya menghunus seolah ingin menelan gadis cantik itu. Ghea meneguk ludah kasar, diam seperti patung.

“Ekhemmm, aku masih manusia loh...”

Berasa menjadi nyamuk yang tak di anggap, Ellara kesal sendiri melihat tingkah kedua orang itu. Apalah, mereka ingin memamerkan kemesraan? Big No, Ellara tidak akan membiarkan hal itu terjadi di depannya.

“Besok besok saja umbar kemesraannya, kasian lah ya jomblo begini!” ujarnya dengan nada memelas meminta perhatian.

“MAKANYA PACARAN!!” Ghea dan Lucas berujar kompak.

“Cih, kompak sekali!” Ellara berlalu, mendudukkan bokongnya di sofa. Mereka bertiga menghabiskan waktu disana dengan makan buah buahan yang Ellara bawa tadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
siti sopinah
sukaaaaa jalan ceritanya
💫0m@~ga0eL🔱
/Coffee/+5⭐ biar emosi reda /Smirk/
💫0m@~ga0eL🔱
baru baca udah bikin Oma naik darah /Joyful//Facepalm/
💫0m@~ga0eL🔱
karya nya bagus bikin emosi naik turun semangat author 💪
Anna🌻: makasih kak🥰🥰🥰
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
tarik dia, buka paksa bajunya ellara /Determined//Chuckle/
💫0m@~ga0eL🔱
semngat, hajar pelakor itu /Determined/
💫0m@~ga0eL🔱
asyik, ada pembalap cewek 🚴🚴🚴🚴🚴
Idahyanti Baco
lanjut dong
Anna🌻: oke, siapp
total 1 replies
Idahyanti Baco
bagus banget kok kurang peminatnya ya?
Anna🌻: makasih ya kak sudah baca, nantikan up selanjutnya ya
total 1 replies
Lulu💞
Bagus🥰🥰
siti sopinah
bagus banget jalan ceritanya
Anna🌻: makasih ya kak, nantikan terus ya🥰🥰
total 1 replies
cibyyy
jangan sampai salting juga thor😀
Anna🌻: setidaknya like
total 1 replies
ChaManda
maminya Gavin Hamidun kah???/CoolGuy/
IamEsthe
Lebih baik pakai garis panjang atas, dibandingkan garis panjang bawah.

"Kenapa diam? Anda sudah menyadarinya? Ya sudah, aku ke kam—"
IamEsthe: sama2 ya. ayo saling belajar bersama
Anna🌻: Noted, makasih koreksinya kak/Heart//Pray/
total 2 replies
IamEsthe
Terlalu panjang dialog tagnya, dibuat lebih ringkas dan epic agar pembaca suka dan tidak monoton
IamEsthe
Saran aja ya. Dialog tagnya terlalu panjang dan berbelit-belit, coba dipersingkat jadi lebih epic dan bagus.
IamEsthe
"Dia pulang," gumamnya pelan.

Koreksi sedikit ya.
ChaManda
lah kamu malah sibuk deketin si melon/CoolGuy/
ChaManda
kok aku nangis yaa/Frown/
ChaManda
cemburu, El?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!