Meski umurnya akan menginjak 30 tahun, Rayna belum terpikirkan untuk menikah, ia masih ingin menikmati hidup dengan bebas.
Hal itu justru menjadi masalah besar bagi sang Mama yang ingin Rayna segera menikah, Mamanya pun mencari berbagai cara agar Rayna mau menikah, hingga akhirnya ia meminta sang suami agar mencarikan pendamping untuk sang anak.
Beberapa kandidat telah terpilih hingga pilihan sang Mama jatuh pada seorang pria.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? apakah Rayna menerima pria yang dipilihkan sang Mama?
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
Follow INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
Follow TIKTOK @LALA_SYALALAA13
Follow FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalau Gagal?
Rayna pun menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan juga Clara, "Wah, anaknya si Atika itu emang kurang ajar. Mama semakin gak terima ini, awas aja Mama bakal balas mereka. Vin, balas mereka, kamu terima apa istri kamu disakitin kayak gini," ucap Mama Melody.
"Alvin tau, Ma," ucap Alvin.
"Mas gak bakal mukulin mereka juga kan?" tanya Rayna.
"Aku gak serendah itu buat balas mereka kayak gitu," ucap Alvin.
"Huh, untung kalau gitu. Terus Mas mau apakan mereka?" tanya Rayna.
"Biar itu aku yang urus, kamu gak usah mikirin itu," ucap Alvin dan diangguki Rayna.
Malam harinya, setelah Mama Melody dan Alden pulang, Rayna pun melihat Alvin yang tengah sibuk di sofa. "Mas," panggil Rayna.
"Iya?" tanya Alvin.
"Hem, aku kalau kerja boleh gak, Mas?" tanya Rayna.
Alvin pun segera menghentikan aktivitasnya lalu menghampiri Rayna dan duduk disamping Rayna, "Kamu mau kerja?" tanya Alvin.
"Pengennya sih gitu, tapi aku gak tau kerja apa," ucap Rayna.
"Kenapa kamu mau kerja? uang yang aku berikan kurang?" tanya Alvin.
"Bukan itu, aku udah biasa kerja aja. Jadi, gak ngapa-ngapain itu kayaknya gimana gitu," ucap Rayna.
"Kamu mau kerja apa?" tanya Alvin.
"Mungkin aku bakal cari kerja di perushaan," ucap Rayna.
"Kamu mau kerja di perusahaanku?" tanya Alvin.
"Gak mau, aku gak mau gunakan kekuasaan Mas ataupun keluarga Mas. Aku mau berusaha sendiri," ucap Rayna.
"Aku harus lihat dulu kamu kerja dimana, baru aku bakal putuskan kamu boleh kerja disana atau gak," ucap Alvin.
"Rencananya aku mau kerja di Heil grup, banyak orang yang mau melamar kerja disana kayaknya perusahaan itu bagus, menurut Mas gimana?" tanya Rayna.
"Gak boleh," ucap Alvin.
"Loh kok gak boleh?" tanya Rayna.
"Heil grup itu perusahaan besar dan mereka sedang dalam masalah keuangan, jadi perusahaan itu gak cocok untukmu. Kalau kamu mau kerja dan bukan di perusahaanku maka cari tempat kerja yang keuangan perusahaannya baik dan juga lihat latar belakang perusahaannya, jangan cuma mengandalkan banyak pelamar jadi kamu milih perusahaan itu," ucap Alvin.
"Terus menurut Mas, perusahaan mana yang cocok buat aku?" tanya Rayna.
"Tergantung kemampuan kamu, kamu mau melamar jadi apa?" tanya Alvin.
"Ya rencananya bagian keuangan atau marketing," ucap Rayna.
"Menurut kamu kemampuan kamu di dua bidang itu antara 1sampai 10 berapa?" tanya Alvin.
"Hem, kalau bidang keuangan kayaknya 8 eh gk deh 7 aja terus kalau marketing kayaknya 9 atau 8 lah, apa aku ambil marketing ya, Mas," ucap Rayna.
"Kalau gitu kamu gak usah kerja, kamu dirumah aja atau kamu kerja dari rumah," ucap Alvin.
"Kenapa gitu?" tanya Rayna.
"Kamu aja belum yakin sama kemampuan kamu yang seharusnya kamu tau betul kemampuan kamu, lebih baik kamu di rumah aja. Kamu bisa kerja dari rumah, cari pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah atau kamu mau buka usaha aja biar aku yang modalin," ucap Alvin.
"Aku gak bisa kalau usaha, aku dulu pernah usaha kecil-kecilan, tapi gak berhasil jadinya aku gak mau lagi buka usaha," ucap Rayna.
Rayna ingat jelas jika ia dulu pernah membuka usaha kecil-kecilan setelah lulus kuliah, sambil menunggu mendapatkan pekerjaan, Rayna berjualan buket bunga bahkan Rayna sampai menyewa sebuah ruko. Tapi, sayang usahanya harus berhenti setelah satu bulan dibuka, hal itu karena sepinya pembeli dan tentu saja Mama Nindy marah hingga Rayna pergi ke rumah Neneknya di kota B dan tinggal disana kurang kebih dua minggu dan kembali karena ia diterima terima kerja di bank yang dulu tempatnya kerja.
"Belum juga dicoba, kamu coba aja dulu," ucap Alvin.
"Gak mau, gak enak Mas. Nanti kalau gagal," ucap Rayna.
"Kan itu dulu kamu gagalnya, mungkin aja sekarang waktu yang tepat," ucap Alvin.
"Tapi, kalau gagal? sia-sia uangnya," ucap Rayna.
"Kamu gak akan tau usaha kamu kali ini gagal atau gak kalau kamu gak mau nyoba, waktu itu ka kamu belum tau cara usaha. Harusnya setelah usaha kamu yang dulu gagal, kamu bisa belajar mana yang harus diperbaiki dari usaha kamu yang mau kamu buat kan," ucap Alvin dan diangguki Rayna.
"Tapi, masa Mas secara cuma-cuma ngasih aku modal," ucap Rayna.
"Anggap aja aku kerjasama sama usaha kamu, nanti hasilnya kita bagi," ucap Alvin.
"Makasih ya, Mas. Aku bakal pikir lagi deh," ucap Rayna.
"Kamu cari usaha yang sekiranya kamu bisa, jangan ikut yang lagi tren apalagi kalau kamu gak bisa buatnya," ucap Alvin dan diangguki Rayna.
"Oke, nanti aku pikirkan lagi deh," ucap Rayna.
"Apapun yang kamu lakukan, aku akan dukung," ucap Alvin.
Pagi harinya, Alvin berangkat seperti biasanya. Hanya saja kali ini Alvin tidak membawa bekal karena Alvin tidak mengizinkan Rayna untuk memasak bahkan pagi tadi, Alvin memasak sendiri untuknya dan juga Rayna. Rayna hanya diperbolehkan untuk di kamar, Mama Melody pun nanti akan datang menemani Rayna dan hal itu Mama Melody sendiri yang menyarankannya pada Alvin, Alvin pun setuju karena sebenarnya ia tidak tega membiarkan Rayna sendirian di rumah.
Sesampainya di kantor, Alvin pun langsung sibuk dengan pekerjaannya karena Roy yang sedang izin. Setelah beberapa berkasnya sudah ia periksa dan tinggal tandatangannya saja, Alvin pun mengambil ponselnya dan menghubungi salah timnya.
^^^[Putus kerjasama Zeon dengan Wiguna]^^^
[Putus kerjasama Pak?]
^^^[Iya, putus kerjasama dan suruh mereka ganti rugi]^^^
[Tapi, Pak. Ganti rugi untuk apa bukannya seharusnya pihak kita yang harus ganti karena memutuskan kerjasama antara Zeon dengan Wiguna?]
^^^[Jangan kasih penjelasan, biarkan pihak Wiguna kesini sendiri dan menemui saya]^^^
[Baik, Pak]
Setelah itu, Alvin pun mematikan sambungan telepon tersebut dan menghubungi Papa Doni.
[Ada apa?]
^^^[Mama udah bilang ke Papa, kan?]^^^
[Iya, kamu mau apa? mau putus kerjasama apa gimana?]
^^^[Ya, Alvin mau putus kerjasama apapun yang dilakukan Wiguna grup]^^^
[Kamu gak usah khawatir, Abyasa grup sudah memutuskan kontrak kerjasama dan Papa juga sudah menghubungi beberapa rekan Papa yang kerjasama sama Wiguna grup. Mungkin sekarang Wiguna grup sedang kesusahan karena perusahaannya hampir bangkrut dan semua kerjasamanya di putus]
^^^[Baguslah kalau begitu]^^^
[Zeon juga putuskan kerjasama?]
^^^[Iya, Zeon juga minta ganti rugi]^^^
[Ganti rugi? untuk apa?]
^^^[Karena anaknya Wiguna itu udah mukul Rayna, lagipula di dalam kontrak Zeon dengan Wiguna grup sudah ada pembahasan mengenai ini]^^^
[Kamu masukkan ini ke kontrak?]
^^^[Dari awal dan semua yang kerjasama dengan Zeon pasti akan ada klausul tentang pihak keluarga yang terlibat antara satu sama lain]^^^
[Kamu emang beda, udah punya pemikiran kayak gitu terus kamu ada buktinya?]
^^^[Papa tidak perlu khawatir, Alvin ada bukti]^^^
[Jangan bawa-bawa istri kamu]
^^^[Alvin tau, Alvin tidak akan membuat Rayna jadi tontonan publik]^^^
[Terus, kamu mau apa?]
^^^[Papa tunggu aja, Alvin tutup teleponnya]^^^
.
.
Bersambung..........
ᴏ ᴋᴋ ᴠɪsᴜᴀʟ ɴʏ ᴍɴ