NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

004 - Informasi Penting

Bocah berambut pirang itu menatapnya dengan mata terbelalak.

"Jangan lakukan itu lagi,"

Katanya, suaranya bergetar.

"Pintu itu… berbeda. Ia menyerap energi. Banyak dari kita yang sudah mencoba."

Ia menunjuk ke arah anak-anak yang lain.

"Mereka semua sudah mencoba."

Keheningan menyelimuti ruangan, hanya diselingi oleh napas-napas pendek anak-anak yang ketakutan. Gray menyadari bahwa situasi ini jauh lebih rumit daripada yang dia bayangkan. Dia tidak hanya harus menyelamatkan Sol, tetapi juga harus menemukan cara keluar dari tempat terkutuk ini, dan terlebih dahulu, dia harus mendapatkan kembali kekuatannya yang hilang. Di luar, di balik pintu yang misterius itu, apa yang menunggunya?

"Sial,"

Desis Gray, menyadari betapa sia-sia usahanya tadi. Kehilangan energi itu membuatnya merasa lemah dan putus asa. Bocah berambut pirang itu, sepertinya membaca pikirannya.

"Itu tidak bagus, menyia-nyiakan energimu,"

katanya, sedikit menunduk.

"Perkenalkan namaku Jazul."

Jazul menunjuk ke beberapa anak lainnya.

"Ini Anya, dia pandai menyembuhkan luka kecil. Ini Rio, dia tahu banyak tentang jebakan dan jalan rahasia—walaupun di sini, tampaknya tidak ada yang rahasia,"

Jazul menambahkan dengan nada getir. Dia memperkenalkan beberapa anak lagi, masing-masing dengan keahlian atau pengetahuan tertentu. Ada yang ahli dalam memanjat namanya kelund, ada perempuan namanya piawai dia ahli dalam membaca peta—peta yang, menurut Jazul, mereka temukan tersembunyi di bawah lantai.

"Kita semua diculik,"

Jazul menjelaskan, suaranya serius.

"Mereka… para penculik itu, mereka tidak hanya menangkap kita. Mereka juga melakukan percobaan pada kita. Beberapa dari kita diberi kekuatan, sama seperti yang kau miliki, tapi kekuatan itu… berbeda. Ada yang dapat mengendalikan api, ada yang bisa berkamuflase, tapi kekuatannya lemah, dan seperti yang kau lihat pada dirimu, mudah hilang."

Jazul menunjuk ke arah peta yang terbentang di lantai.

"Kita berada di bawah tanah, di suatu kompleks laboratorium. Ini peta yang ditemukan Rio. Kompleks ini luas, ada banyak ruangan dan lorong. Menurut peta ini, ada beberapa pintu keluar, tetapi semuanya dijaga ketat. Mereka… mereka mempelajari kita, seperti hewan percobaan,"

Jazul berkata, suaranya bergetar menahan amarah.

"Mereka ingin memanfaatkan kekuatan kita untuk tujuan mereka sendiri."

Jazul berhenti sejenak, menatap Gray dengan mata yang penuh harap.

"Kau… kau memiliki kekuatan yang besar. Meskipun sekarang telah melemah, kau adalah satu-satunya yang berhasil melawan pria botak itu. Kita butuh kekuatanmu untuk keluar dari sini, untuk menyelamatkan diri kita, dan mungkin… mungkin untuk menyelamatkan orang lain."

Ia menggigit bibirnya, ketakutan dan harapan tercampur dalam ekspresinya.

"Apa rencanamu?"

"Tunggu dulu dari mana kau tahu aku melukai pria botak itu?"

"Aku mendengarnya dari penjaga yang membawamu dan mereka bilang kau memiliki potensi yang besar."

Jazul menjelaskan

"Aku mengerti, tapi aku tidak benar-benar melukai pria botak itu, bahkan bukan goresan, pria botak itu terlalu kuat,"

"Kalau begitu mari kita menjadi kuat dan keluar dari sini hidup-hidup."

"Baiklah aku setuju, aku akan berusaha keras."

Gray berkata dengan semangat yang membara. Kelelahan dan ketakutan yang mendalam akhirnya menundukkan anak-anak. Satu per satu, mereka tertidur, tubuh kecil mereka terkulai di lantai dingin. Gray sendiri tertidur cukup lama, mimpi buruk tentang pria botak itu terus menghantuinya. Keesokan paginya, sebuah celah kecil di bawah pintu terbuka, dan sepotong roti kering, keras dan tampak basi, dilemparkan ke dalam ruangan. Anak-anak yang lain menerimanya tanpa keluhan, mengunyah roti tersebut dengan rakus. Hanya Gray yang menolak. Bau dan tampilan roti itu menjijikkan baginya.

"Kau harus makan Gray untuk memulihkan energimu"

"Tidak akan...!!!!"

Dengan tatapan sedih Jazul melihat Gray lebih memilih untuk tetap lapar daripada memakan sesuatu yang terasa begitu tidak layak untuk dimakan. Setelah beberapa saat, suara derit pintu besi menggema di ruangan. Seorang pria botak, yang tidak lain adalah pria botak yang telah mengalahkannya sebelumnya, berdiri di ambang pintu. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya tatapan dingin dan penuh perhitungan.

"Perkenalkan, namaku Jordan Rottsch Bishop,"

katanya, suaranya berat dan datar.

"Aku akan menjadi instruktur kalian. Ikuti aku."

Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik dan berjalan menjauh.

Anak-anak, termasuk Gray yang masih merasa ragu, mengikuti di belakangnya. Mereka melewati lorong panjang yang dingin dan gelap. Di sepanjang lorong tersebut, terdapat banyak pintu yang tertutup rapat, masing-masing terlihat kokoh dan misterius. Gray, meskipun kelelahan, tidak mau melewatkan detail apapun. Ia memperhatikan setiap retakan di dinding, setiap lekukan di lantai, setiap suara samar yang terdengar dari balik pintu-pintu itu. Kemampuan penglihatannya, berkat kekuatan gelap yang masih bersemayam di dalam dirinya, mulai meningkat secara signifikan. Ia mampu melihat detail-detail yang sebelumnya tidak terlihat olehnya, seperti simbol-simbol kecil yang terukir di dinding, dan bahkan beberapa celah kecil di bawah pintu-pintu tersebut.

Perjalanan terasa panjang dan menegangkan. Namun, akhirnya, mereka semua sampai di ujung lorong dan keluar dari bangunan bawah tanah itu. Cahaya matahari menyilaukan mata mereka yang sudah lama terbiasa dengan kegelapan. Di luar, pemandangan yang baru tampak di depan mata mereka, sebuah pemandangan yang menyimpan misteri dan ancaman baru. Apa yang menanti mereka di dunia di atas tanah ini?

Udara di luar terasa panas dan menyesakkan. Suasana yang aneh dan sedikit meresahkan menyelimuti mereka semua. Ada sesuatu yang berbeda dengan dunia di luar, sesuatu yang terasa… salah. Jordan Rottsch Bishop, masih dengan wajah tanpa ekspresi, mengamati anak-anak yang berdiri di sekitarnya.

"Mulai sekarang, aku akan melatih kalian semua,"

Katanya, suaranya keras dan berwibawa, memecah keheningan yang tegang. Ia berhenti sejenak, mengamati reaksi anak-anak. Kemudian, ia melanjutkan, suaranya sedikit lebih rendah,

"Apakah kalian merasakannya? Udara… menjadi aneh." Tidak ada yang menjawab. Semua merasakannya. Suasana yang mencekam dan berat menekan dada mereka. Keheningan yang berat tercipta, dipenuhi oleh ketakutan yang tak terucapkan. Jordan menatap anak-anak, matanya seperti membaca pikiran mereka.

"Kiamat telah dimulai,"

katanya, suaranya masih datar, tapi kali ini, ada sedikit getaran yang bisa dirasakan Gray.

"Kehancuran perlahan-lahan menggerogoti dunia ini. Mother Gaia of Tree telah mati. Para Guardians juga mati."

Gray, yang hatinya berdebar kencang, mencoba mengajukan pertanyaan.

"Apa itu Mother Gaia of Tree?"

Ia bertanya, ingin memahami apa yang baru saja didengarnya. Jordan mengabaikan pertanyaan Gray.

"Ah, aku tidak perlu menjelaskan hal yang tidak penting seperti itu kepada kalian,"

jawabnya, acuh tak acuh.

"Kalian hanya harus kukalahkan. Itulah pekerjaanku."

Semua anak-anak, diliputi ketakutan dan kebingungan, menutup mulut mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!