10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 3 - Malam Setelah 10 Tahun
Alam hanyalah pria normal yang begitu sensitif dengan sentuhan. Tanpa menunggu lama dia meremaas dada sintal sang istri dan membalas ciuman Anna tak kalah kasarnya.
Anna sudah memancing kelelakiannya dan jangan harap bisa lepas.
"Awh!" Anna meringis mendapatkan sentuhan yang membabi buta. Kini bahkan tubuhnya sudah kembali berbaring di atas ranjang dan ditindih oleh Alam.
Sejenak Alam melepaskan pagutan mereka, menatap wajah Anna yang terlihat begitu merah. Entah panas karena pengaruh alkohol atau merona karena malu.
"Siapa aku An?" tanya Alam, sebuah pertanyaan yang membuat Anna terkekeh.
"Wajah mu sangat mirip dengan pria yang paling ku benci, tapi tidak mungkin kamu Alam kan? kamu hanyalah pria asing yang ku temui di cafe," balas Anna, lalu terkekeh malu-malu, menutupi dadanya yang sudah terbuka menggunakan kedua tangan. Menggeliat dibawah kungkungan Alam.
Sebuah gerakan yang semakin memancing biraahinya.
"Ya, aku hanyalah pria asing," balas Alam, setelahnya dia kembali membungkuk dan menjangkau bibir Anna. Melumaatnya begitu dalam hingga Anna kehabisan nafas.
"Pelan-pelan," lirih Anna, namun Alam tidak mau dengar. Dengan cepat dia membuat tubuh mereka sama-sama polos. Dan Alam mulai mencumbui istrinya seolah ini adalah malaam pertama mereka. Malam setelah 10 tahun pernikahan mereka.
Desahaan Anna mulai lolos saat wajah Alam bersemayam dibagian inti tubuhnya, membuatnya basah dan melayang untuk pertama kali.
Disaat masih menikmati getaran di tubuhnya, Alam menyatukan tubuh mereka. Anna meringis merasakan sakit yang tak terkira, begitu pedih dan dia ingin berhenti.
Namun Alam terus memberinya sentuhan, bahkan lampu temaram di dalam kamar ini membuatnya merasa semakin nyaman.
Alam mulai bergerak dengan tempo, membuat Anna hanyut dan ikut bergerak.
Malam itu untuk pertama kalinya mereka menyatu. Alam tahu dia adalah orang pertama, namun cukup menyedihkan baginya karena besok Anna tidak akan mengingat malam indah ini.
Sebuah kecupan Alam berikan diatas dahi Anna, saat wanitanya sudah tertidur pulas.
Jam 4 dini hari dia keluar dan meminta pelayan wanita untuk masuk.
"Jangan bangunkan Anna sampai dia bangun sendiri. Katakan padanya jika kamu yang mengganti baju dia."
"Baik Tuan."
Alam pergi dan pelayan itu masuk, duduk di sofa sana dan menunggu Anna untuk bangun.
Jam 6 pagi Anna mulai menggeliat, merasakan tubuhnya yang remuk redam. Sakit semua, terlebih intinya yang terasa begitu nyeri.
"Aw!" Ana coba membuka mata, namun malah pusing yang mendera.
"Nyonya, anda sudah bangun," sapa pelayan itu, mendengar sentuhan Anna dia pun mendekat. Kini membantu Anna untuk duduk.
"Dimana aku?" tanya Anna lirih, susah payah dia membuka mata dan melihat sekeliling, tempat ini nampak begitu asing.
"Anda berada di rumah tuan Alam Nyonya, dan ini kamar beliau."
"Ha?" Anna tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Coba mengingat yang terjadi semalam namun tidak berhasil menemukan ingatan apapun. Terakhir dia hanya ingat tentang percakapannya dengan Tissa di cafe, setelahnya dia seperti tertidur.
Anna meraba tubuhnya yang sudah berganti baju.
"Maaf Nyonya, semalam saya menggantikan baju Anda."
Anna hanya mengangguk.
"Bantu aku Bik, aku ingin mandi."
Pelayan itu membantu Anna untuk turun dari atas ranjang, bahkan memapah Anna pula hingga sampai di bawah shower kamar mandi.
Sementara seorang pria yang bertanggung jawab atas kondisi Anna kali ini sudah berada di ruangan kebesarannya, ruang Dirut RS Medistra. Selain menjabat sebagai Direktur Utama, Alam juga adalah seorang dokter bedah spesialis saraf.
Pagi ini dia ada operasi.
Alam menarik dan membuang nafasnya berat.
Sama seperti Anna yang tidak akan ingat apa-apa, Alam pun mencoba melupakan apa yang terjadi semalam.