TAP..
TAP..
...........
Suara langkah kaki seorang pria bergema dilorong sepi nan gelap, mata berwana abu kegelapannya bagaikan elang yang ingin memangsa santapannya, ia terus berjalan mendekat dan terus mendekat tatkala seorang wanita yang ia incar melihatnya dalam jarak dekat.
"Hahaha.. Sayang seharusnya kamu tidak melewati batas, Apa kau tak sabar menunggu hukuman dariku baby? " ucap laki-laki tampan itu semakin mendekat dan memojok wanitanya.
"Mm-menjauh ku mohon menjauh, jangan mendekat apa salahku kenapa kk-kau menculik ku?" ucap sang gadis bergetar dan mundur perlahan
"Menjauh? Kau pikir setelah ini bisa lepas dariku Hem? " Ucap laki-laki tersebut dengan tatapan marah semakin mendekati gadis tersebut.
"Kumohon jangan mendekat hiks, tolong jangan seperti ini aku takut, kumohon menjauhlah. Apa salahku? kenapa kau sangat kejam ha? Kumohon lepaskan aku" sang gadis tersebut terjatuh lemas dengan air mata mengalir..
penasaran? yuk baca sekarang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadina naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ITKK
"Silahkan istirahat tapi Alihkan terlebih dahulu panggil ini menjadi panggilan Video.. Maka kau boleh istirahat sayang" balas Zanendra.
Violleta langsung menyanggah ucapan Zanendra tersebut. Ia tidak mau Bertatap dengan pria itu walaupun hanya sekedar Videocall.
"Aku tidak mau kak!!" bantah Violleta.
Zanendra yang mendengar itu hanya membalas nya dengan kekehan kecil juga dengan ancaman yang membuat Violleta tak berkutik.
"Oke baby, coba saja kau berani mematikan sambungan ini.. Bisa ku pastikan setelah pertemuan kita berikutnya kau akan mengandung darah daging ku little Rabbit!" ucap Zanendra penuh ancaman.
Violleta yang mendengar hal itu sontak sangat takut dan merasa tertekan, mau tidak mau ia terpaksa harus mengikuti kemauan pria pemaksa seperti Zanendra tersebut.
"Good Girl sayang! Hmm tidur lah.. Have a nice dream babygirl" ucap Zanendra lembut sesaat Violleta mengalihkan pangilan biasa menjadi panggil Video.
__________oOo__________
Setelah melihat Violleta tertidur pulas Zanendra pun mengakhiri panggilan telponnya kepada sang gadis, sungguh rasa kerinduan yang menggebu-gebu di dalam lubuk hatinya kini mulai kian mereda tatkala melihat Violleta yang Damai dan juga mendengar suara lembut gadisnya itu bagaikan selembut bola salju.
***
Kini Zanendra sedang berada di dalam mobil pribadi nya, yang dikemudian oleh Zico Sang Sekretaris pribadi nya.
"Tuan, apakah kita langsung pulang ke rumah utama atau ke Apartemen pribadi tuan?" ujar Zico sambil mengemudi mobil dengan kecepatan lambat.
"Antarkan saja aku ke apartemen pribadi Zico." jawab Zanendra sambil memainkan Ipad canggih nya.
"Baik Tuan" balas Zico.
Beberapa saat kemudian Zanendra kini mulai Fokus kembali ke arah Ipad canggih nya.
Walaupun kerja samanya sudah selesai di kota sebelumnya, tapi bukan berarti Zanendra tidak memiliki perkerjaan lain di perusahaan utamanya di kota jakarta ini, semenjak ia di tunjukkan sebagai CEO utama yang akan menggantikan Sang papa.
Kini Zanendra harus melepaskan masa-masa senggangnya yang dulu ia miliki.
___________oOo___________
Malam hari di kediaman Violleta.
Tokk..
Tokk..
Tokk.
(Bunyi ketukan pintu kamar Violleta.)
"Leta bangun, kenapa Kamu kebiasaan banget tidur jam segini sih.. Bangun leta..!! Anak gadis ngga baik tidur magrib-magrib begini, apalagi udah mau malam ini!!" ucap Diana Mama Violleta dengan sejuta Omelannya.
Leta pun mulai tersadar dari tidurnya saat mendengar omelan dari Sang mama. Ia pun mengerjap kan matanya mencoba menyesuaikan pencahayaan lampu kamarnya.
Leta pun bangun dari tidurnya, lalu berjalan mendekati pintu dan membukakan pintu tersebut.
"Emm apa ma? Aku ngantuk banget mah!" tanya Violleta dengan nada meringis khas orang yang baru bangun tidur.
"Heh kamu ya!! kerjaannya tidur mulu perasan! bantu Mama masak kek, atau bantu beresin rumah kek! Ini tidur mulu kerjaannya.." sungut Diana panjang Lebar, sangat nyelekit dan menyakitkan pendengaran bagi orang-orang yang mendengar nya.
"Iya ma maaf, hari ini aku cape banget ma, pulang juga tadi agak kesorean ma" jelas Violleta kepada sang mama yang cerewet.
"Hmm yaudah cepat cuci muka abis itu turun untuk jamuan makan malam." Diana pun langsung meninggalkan Violleta setelah menyuruhnya turun.
***
Beberapa saat kemudian..
Violleta pun kini sudah berada di meja makan setelah membersihkan diri, kini ia duduk bersebelahan dengan Sang kakak Arkena.
Baru beberapa menit duduk, dirinya sudah di ganggu oleh sang kakak.
"Dek bagi dong nomor wa teman mu itu." pinta Arkena sambil menggoyang lengan adeknya Violleta.
"Ihh.. Apaan sih kak, jangan ganggu aku lagi makan ini!" sentak Violleta menatap marah ke arah Arkena sang kakak.
"Sorry, tapi abis makan janji ya kamu kasih nomor nya Erika calon kakak ipar mu itu!" ucap Arkena sedikit merasa sesal akan sikapnya, ia juga sedikit menggoda sang adik Violleta agar kemarahan adiknya itu sedikit meredam.
"Iya, yaudah sana!! biar kan aku makan dengan tenang dulu kak." Akhirnya Violleta pun makan dengan tenang saat kakaknya tidak mengganggu nya lagi.
__________oOo___________
Setelah selesai makan Violleta pun kini duduk bersama kedua orang tuanya dan kakaknya di ruang tengah sambil menonton TV.
"Mana dek katanya mau ngasih nomor Crush nya kakak?" tagih Arkena kepada Violleta.
"Huftt.. Sabar napa sih kak, aku baru aja duduk di kursi ini, belum sampe 30detik loh kak." sungut Violleta marah sambil mengotak atik kan handphone nya.
"Itu udah aku kirim, jangan usik aku lagi, aku lagi ngga mood lihat muka kakak" ucap Violleta sambil melipat kedua tangannya di dada nya.
"Dihh.. Kalau ngga penting ngga mungkin kakak kayak gini" balas Arkena dengan nada tak kalah sengit.
"Bodo amat lah, udah sana jangan dekat-dekat." ucapnya Violleta lagi.
kini bukan nya berakhir mereka malah semakin parah bertengkar nya, kata demi kata mereka lempar satu sama lain.
Mama dan papa mereka pun mulai jengah melihat pertengkaran kedua anaknya itu,
"Kalian bisa stopp ngga ha? Pusing mama dengar kalian berdebat mulu!! Apasih yang kalian permasalahin sih?" kini Diana membuka suara, ia merasa tidak nyaman mendengar suara anaknya yang ribut.
"Ini mah, kak ken yang mulai duluan mah, dia gangguin aku mulu mah" Violleta menunjuk ke arah Arkena yang memasang muka lempeng ke arah sang mama.
"Lah mana ada aku gangguin dia mah, aku cuman-" Arkena berhenti berucap, ia tak mau menceritakan tentang Erika kepada sang mama. Bisa-bisa belum coba PDKT-an udah di halang restu dari sekarang.
"Cuman apa ha? Jelasin kenapa kamu berantem dengan adek mu ken?" tanya Diana dengan nada penuh tekanan.
"Kakak maksa leta untuk memberikannya Nomor Erik-" Violleta mencoba menjawab pertanyaan sang mama, namun ucapan nya tersebut terpotong oleh teriakan Arkena yang menggelegar.
"VIOLLETA!!" Bentak Arkena membuat seisi rumah kaget.
ucapan Violleta tersebut belum sempat terselesaikan dan kini mulutnya langsung di bekap oleh kakaknya Arkena.
"Hmmm.. Lemphhssmm" Violleta mencoba memberontak.
Mamanya yang melihat kejadian itu langsung saja mencoba menarik tangan Arkena dengan kasar.
"Apa-apaan sih ken, lepasin adek kamu.. Bisa ga bernafas leta kamu buat!! " ucap sang mama penuh penegasan, Arkena yang tersadar dengan sikapnya itu pun mulai melepaskan tangannya dari sang adik.
"Coba kamu jelasin Leta, dan kamu Kena diam jangan memotong pembicaraan adek mu" sungguh kini jantung Arkena berdebar kencang ia takut mama nya marah akan niatnya mencoba mendekati teman sang adik.
Violleta melirik dan memandang mata kakak nya yang penuh kegusaran itu, ia pun bingung mau jujur, memberi alasan atau berbohong kepada sang mama.. Pilihan nya sangat sulit sekali bagi Violleta.
"Hmm.. Kakak.. Dia-" ucap Violleta ragu-ragu..
"Kenapa kakak kamu ha? Coba kalau ngomong itu yang jelas leta, mama jadi ga paham dengan ucapan mu yang terputus putus itu." sentak sang mama marah.
"Itu.. Emm.. Kakak dia minta nomor Erik anak pak Budi tetangga kita sebelah mah untuk bantu dia ngambil mangga pak bara yang galak itu mah!" Jantung Violleta kini sudah mulai berdebar kencang, ia takut kebohongan nya itu kentara dan mudah di ketahui oleh sang mama.
Kini satu rumah mulai tercengang dengan apa yang Violleta ucapkan, antara percaya dan tak percaya.. Begitu juga dengan Arkena yang merasa sangat kaget saat namanya terseret oleh kebohongan adiknya itu.
_________oOo_________
Bersambung...