Terikat Kesalahan Gus Zayn

Sebelum keruangannya Zayn menyempatkan diri untuk ke ruang kesehatan, entah apa alasannya yang membuat Zayn ingin mendatangi tempat itu lagi. Salahkah Zayn yang masih berharap ada keajaiban, wanita yang pernah ia tiduri untuk tetap mengandung benihnya. Astaghfirullah Zayn seperti terobsesi dan itu tidak.

Saat Zayn hendak masuk, Zayn tiba-tiba memaku di ambang pintu yang terbuka separuhnya. Samar-samar Zayn mendengar dua orang yang tengah berdebat, dan kini semakin jelas karna sang 2nita sepertinya sudah terpancing emosi dan meninggikan suaranya.

"Pergi! Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun! Berhenti memperlakukanku se enak jidatmu. Aku sungguh tidak ingin terlibat apapun lagi denganmu atau keluargamu Adam."

Alexa tampak marah, kilatan merah di matanya jelas terlihat. Manik berwarna hazel itu kini menatap Adam penuh kebencian. Tidak tau sejak kapan tatapan memuja Alexa pada Adam kini sudah lenyap.

"Alexa, aku ingin memperbaiki hubungan kita. Kita bisa balikan, aku bisa melamarmu dan menikahimu secapatnya." Adam berusaha membujuk Alexa.

Gampang sekali pria itu berbicara, setelah memutuskan kekasihnya demi wanita lain sekarang Adam malah minta balikan. Zayn berpikir si Adam benar-benar sudah tidak waras.

"Tidak ada yang harus di perbaiki Adam. Kau sudah menghancurkan cinta yang ku pelihara sendiri. Semua rasaku padamu sudah tetkikis habis Adam. Berhenti membuatku lelah!" Terdengar nada sendu dari suara Alexa, ia akui ia masih mencintai Adam sebanyak apa pria itu membuat kesalahan padanya, nyatanya hatinya tetap utuh di miliki pria itu. Tapi di samping semua itu Alexa sudah merasa tak layak jika harus kembali menjalin hubungan dengan Adam, ia sudah bukan gadis lagi. Alexa tak ingin justru hal ini yang akan menjadi bencana di kemudian hari.

"Pergilah, jalani hidup bersama wanita pilihanmu itu. Bukankah dia lebih baik dariku. Kau srndiri yang mengatakannya bukan?"

"Alexa, kembali padaku. Aku tidak bisa melanjutkan pertunanganku. Nyatanya aku tak mampu nemulai hubungan baru sedangkan hatiku masih kau miliki." Adam berkata yang sebenarnya, sekuat apapun ia mencoba membuka hati nyatanya Alexa tidak bisa ia singkirkan dalam hatinya.

"Aku Sudah tidak memiliki hatimu Adam, setidaknya setelah pagi di mana kau memutuskanku secara sepihak di rumah Anna, aku sudah melepaskan hatimu." Alexa hendak berdiri tapi ia merasa kepalanya masih pusing. Dengan sigap Adam menahan tubuhnya agar tida limbung dan terjatuh.

"Jangan membohongi perasaanmu sendiri Alexa, kau sakit juga karna hubungan kita yang bermasalahkan? Aku janji ini yang pertama dan terakhir untuk kita. Aku akan mempertahankanmu sampai seterusnya." Adam mendudukan kembali tubuh Alexa di berankar.

Zayn yang sejak tadi menguping mulai risih saat Adam terus saja membujuk Alexa, ia takut Alexa akan luluh dan kembali ke pelukan si Adam plin plan.

"Dari mana kau tau aku sakit?"

"Ada seseorang yang menghubungiku Ale, itu sebabnya aku tau kau sakit. Aku tidak benar-benar melepasmu. Aku selalu bertanya kabarmu melau seseorang." terang Adam ia menatap wajah pucat Alexa.

"Dasar penguntit!"

"Aku terlalu mencintaimu Alexa. Kupikir setelah menjauh darimu, rasaku akan memudar seiring berjalannya waktu tapi ternyata aku salah. Aku malah semakin menemun perasaanku yang semakin pekat terhadapmu, kegilan ini tidak dapat kucegah Alexa. Sunghuh aku mengatakan hal yang sebenarnya." Adam bahkan bersumpah untuk meyakinkan Alexa.

Zayn sejak tadi menguping kini semakin erat mengepalkan kedua tangannya. Sialan si Adam itu, dia sangan fasih dalam urusan rayu merayu. Hanya wanita yang tak normal yang akan menepis kalimat manis dari Adam.

Tak ingin terlalu lama membiarkan Adam meracuni iman Alexa akhirnya Zayn menampakan diri.

Tanpa permisi tanpa salam Zayn membuka kasar pintu ruangan itu yang sedikit terbuka.

"Apa yang kau lakukan di wilayah kampus? Kau bukan mahasiswi apa lagi stap di sini. Sangat tidak wajar seorang pria berpendidikab sepertimu bwrada di sini. Pergi sebelum ku panggil pihak ke amanan." Zayn berujar datar tanpa ekspresi, juga dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa masalahmu Zayn? Jangan ikut campur urusanku!" Adam tak terima, karna Zayn seolah menindasnya, padahal ia tak mengganggu kenyamanan pria di hadapannya. Dasar tidak peka si Adam ini.

"Tentu ini menjadi urusanku. Kau berbuat ulah dengan berdebat di sekitar kampus bersama mahasiswiku. Aku tidak main-main pergi, atau aku akan menggeret paksa dirimu dan mengatakan hal berlebihan pada semua orang. Ini wilayahku tentu orang yang mendengar ucapanku akan menganggap jika apa yang aku katakan adalah benar meskipun hanya bualan. Ku sarankan kau pergi Adam." Zayn bahkan sudah mencengkram kerah kemeja Adam.

"Dasar licik!" Adam tak terima atas perlakuan Zayn, tapi ia tidak berkutik Zayn terlalu keras mencengkram kerah kemejanya, sehingga Adam merasa tercekik. Alexa hanya diam saja ia sama sekali tidak ingin terlibat dengan dua pria aneh itu.

"Pergi!!" Zayn berujar di antara gertakan gigi gerahamnya yang menyatu. Menandakan pria itu tengah emodi.

Zayn kemudian menghempas tubuh Adam hingga pria itu mundur beberapa kali untuk tetap menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Aku akan membalasmu Zayn!" Geram Adam.

"Akan ku tunggu." Zayn malah menantang. Padahal biasanya ia tidak pernah menanggapi hal-hal sepele tapi kali ini ia turut menikmati hidup dengan keluar dari xona hidupnya yang nyaman. Ternyata sedikit liar dan berandal memang menyenangkan. Apa lagi keliaran dengan wanita, Zayn benar-benar merasa petualangan hidupnya baru di mulai sejak malam panjang itu.

"Apa lagi alasanmu berada di sini? Apa seorang security memintamu untuk menjaga dan melindungiku?" skak, Alexa sudah lebih dulu berbicara membuat Zayn mati kutu dan tersenyum kikuk. Ia bingung harus beralasan apa? Bahkan satu tangannya menggaruk kepala bagian belakang saking ia kehabisan akal.

"Aku tadi tak sengaja lewat dan mendengar kau dan Adam berdebat. Sehingga aku di buat penasaran dan kemari." Ngeles mulu si Zayn kaya kang bajaj.

Alexa menoleh. "Apa sekeras itu suara ku?"

"Hm." sebenarnya tidak keras-keras banget itu hanya alibi Zayn saja.

Alexa merasa sudah sedikit baikan ia harus pulang dan beristirahat di rumah.

"Mau kemana Kau?" Zayn mendekat saat Alexa menyibak selimut dan kembalu berdiri.

"Aku mau pulang kak."

"Tunggu satu jam lagi. Aku masih ada kelas. Nanti biar ku antar." Zayn hendak menghalangi langkah Alexa. Tapi Alexa mengambil sisi lainnya.

"Alexa, menyetir dalam keadaanmu yang kurang sehat bahaya. Tunggu sebentar lagi."

Bukan Alexa jika tidak menentang.

"Aku bisa naik taksi."

"Alexa." Zayn kewalahan menghadapi gadis keras kepala itu.

"Berhenti mengaturku. Kau bukan siapa-siapa untukku, jadi stop mengaturku!" Alexa melangkah tanpa memperdulikan Zayn yang membuntuti langkahnya.

"Jika aku tidak memiliki hak karna status kita yang tidak memiliki hubungan. Secepatnya aku akan mengikatmu Alexa, agar kau tidak memiliki alasan untuk menyangkal perkataanku." ucapan Zayn membuat langkah Alexa terhenti dan menoleh seraya mengavungkan jari tengahnya, seperti kebiasaan gadis itu sebelumnya.

"Mengikatku? Dalam mimpimu."

Ingin sekali Zayn mendekat dan memasukan jari tengah itu kedalam mulutnya seperti malam itu, tapi Zayn segera menggeleng mengusir pikiran gilanya.