Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shuyi, Sadarlah!
Di Kediaman Jiang.
Shuyi berusaha keluar dari Kediaman Jiang, dia berjalan dengan terhuyung-huyung sambil berpegangan pada apa pun di sekitar yang bisa menopang tubuhnya.
Sebelumnya, dia bisa selamat dari ob*t bius yang Mengxi campurkan ke dalam sup akar teratai karena dirinya sempat meminum pil detoksifikasi saat akan memasuki dapur.
Dia yakin sup akar teratai itu bermasalah dan ternyata, firasatnya benar!
Meski bukan racun, tetap saja ob*t yang dimasukkan ke dalam sup akar teratai itu sangat berbahaya. Jika lengah, efeknya akan lebih buruk daripada menenggak r*cun!
Mungkin, saat itulah keh*ncuran Shuyi bermula.
Sekarang, dia malah terjebak karena kelalaiannya sendiri!
Shuyi ingin menyesali keputusannya menciptakan ob*t haram itu, tetapi dia tidak bisa benar-benar menyesalinya karena berkat ob*t itulah dia bisa t*dur di atas tumpukan uang sehingga tidak ada kekhawatiran untuk melanjutkan hidupnya.
Memikirkan semua itu, seharusnya dia membuat penawarnya juga sehingga tidak perlu mencari seorang pria untuk menawarkan 'racun' di t*b*hnya.
"Bodoh! Kamu bodoh sekali, Shuyi!" Shuyi berulang kali memukul dan menggelengkan kepalanya, mencoba mempertahankan kesadarannya.
***
"Han Situ, kenapa kemampuan mengemudimu semakin buruk?" Zhiming tidak bisa tetap tenang, dia sangat mengkhawatirkan Shuyi dan ingin segera tiba di Kediaman Jiang. "Siput saja tidak selambat kamu!"
Sudut mulut Asisten Han berkedut, dia sudah mengemudi dengan kecepatan tinggi seolah-olah jalanan itu hanya dilalui olehnya saja.
Dia menyalib banyak kendaraan, menerobos lampu merah dan mengabaikan klakson peringatan dari kendaraan lain.
Namun, Zhiming masih saja menganggapnya lama, bahkan membandingkannya dengan siput.
Asisten Han tidak senang, tetapi dia mana berani protes, terlebih dengan keadaan Zhiming saat ini.
Bisa-bisa, dia akan segera bertemu Tuhan sebelum waktunya.
Tanpa kata, Asisten Han langsung menarik pedal gas dan menambah kecepatan mobil.
Waktu dua puluh lima menit yang seharusnya ditempuh dari Yulee Group untuk bisa tiba di Kediaman Jiang, hanya memakan waktu sepuluh menit.
Belum Asisten Han turun untuk membukakan pintu mobil, Zhiming sudah lebih dulu berlari keluar dari mobil yang bahkan belum dimatikan mesinnya.
"Shuyi!" Melihat t*buh Shuyi terhuyung ke depan dan hampir jatuh dari tangga, Zhiming merasa jantungnya hendak gugur dari rongga dadanya.
Tanpa pikir panjang, Zhiming segera berlari dan menangkap t*buh Shuyi.
Jika terlambat sedikit saja, Zhiming tidak berani membayangkan bagaimana tub*h mungil Shuyi menggelinding ke lantai.
"Zhiming ...." Setelah menyebutkan nama pria itu, Shuyi menutup matanya bersamaan dengan kepalanya yang terkulai lemah ke belakang.
"Shuyi!" Zhiming menakap kepala Shuyi dan mencoba membangunkannya, tetapi wanita itu sudah tidak sadarkan diri.
Zhiming langsung menggendong Shuyi, dia ingin membawa wanita itu pergi dari Kediaman Jiang.
Namun, Shuyi malah membuka matanya yang terlihat sayu dan berkabut sambil berbisik lirih. "Zhiming, tolong aku ... di sini panas sekali ...."
Saat berbicara dengan nada seksi yang mengg*da, tangan Shuyi tidak berhenti mencoba menyibak pakaian yang dia kenakan.
Melihat itu, Zhiming menggertakkan giginya dengan geram saat menyadari ada yang salah pada t*buh Shuyi. "Apa yang mereka lakukan padamu?"
"Panas ...." Bukannya menjawab, Shuyi justru merangkul leher Zhiming bahkan tanpa sadar menciuum rahang pria itu. "Zhiming, aku kepanasan."
Tidak menunggu lebih lama lagi, Zhiming membawa Shuyi ke salah satu ruangan yang ada di Kediaman Jiang dan membaringkannya di atas ranjang dengan gerakan lembut.
Zhiming ingin beranjak untuk menghubungi dokter, tetapi tangannya malah ditarik oleh Shuyi. Jika tidak menopang tubuhnya dengan kuat di atas ranjang, dia hampir terjerembab di atas tub*h wanita itu.
"Panas ...." Shuyi tidak berhenti meracau meski matanya tertutup rapat. "Sangat panas ...."
"Shuyi, sadarlah!"
Bukannya sadar, Shuyi justru dengan berani membuka pakaiannya di depan Zhiming yang tidak bisa menahan diri untuk tidak menelan ludah.
"Zhiming, tolong ...." Shuyi menatap Zhiming dengan mata memohon seperti anak kucing yang jinak dan menggemaskan, membuat siapa pun ingin melindunginya.
Zhiming menggertakkan gigi dan berkata, "Kamu yang memintanya, jangan menyesal!"
Karena tidak bisa menahan g*daan terhadap seluruh t*buh Shuyi yang sangat menggiurkan, Zhiming langsung menerkamnya dengan buas.
Sama seperti sebelumnya, Zhiming mengulangi permainan panas menggelora bersama Shuyi.
Hanya saja, kali ini Shuyi-lah yang bertindak lebih agresif seperti hewan ganas yang kelaparan.
Dan tentunya, Zhiming sangat menyukai dan menikmati permainan Shuyi.
Entah sudah berapa lama mereka bergulat, Zhiming dan Shuyi akhirnya mendapatkan kenikmatan masing-masing.
Saat itu, kesadaran Shuyi juga sudah mulai membaik. Dia melihat ke sekeliling dan menyadari dirinya berada di kamar sang ibu hingga perasaan sedih tiba-tiba mendera.
Namun, pemandangan Zhiming yang ada di samping malah membuyarkan rasa sedih dan segera berganti dengan amarah yang melonjak.
"Jangan marah!" Zhiming segera bersuara, dia tahu Shuyi akan menuduhnya mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti terakhir kali.
"Seharusnya, kamu berterima kasih padaku." Zhiming tersenyum mengg*da dan mengangkat sebelah alisnya. "Tidak ada cara lain untuk mendetoksifikasi 'racun' di t*buhmu."
Shuyi terdiam, dia jelas tahu ramuan cinta yang dikembangkannya hanya bisa ditawarkan oleh pria.
Bersamaan dengan itu, ingatan tentang kejadian sebelumnya tiba-tiba melesat masuk ke dalam otak kecilnya.
"Astaga ...." Shuyi memejamkan matanya, merasa tidak sanggup melanjutkan ingatan kotor yang memenuhi kepalanya.
"Kamu sangat luar biasa ... benar-benar nikmat dan aku menyukainya!"
***
Di sisi lain, Xingxu segera kembali ke Kediaman Jiang dengan membawa kemurkaan begitu mengetahui berita yang menyebar di internet mengenai Mengxi.
Tanpa menghiraukan wajah menyedihkan Mengxi yang menyambut kepulangannya, Xingxu mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Plak!
Suara yang menggema ke seluruh penjuru ruangan langsung terdengar begitu tangan besar Xingxu menempel dengan keras di wajah Mengxi.
Tamparan keras itu membuat Mengxi terhempas ke lantai dengan begitu menyedihkan, bahkan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.
"Wajahku sangat terhina!" Xingxu mengacungkan jari telunjuknya dengan murka pada Mengxi yang tengah memegang pipi kirinya.
Mengxi yang tengah bersimpuh di lantai, menatap Xingxu dengan tatapan tak percaya. Dia tidak menduga akan tiba masa di mana dirinya dipukuli oleh Xingxu.
Selama ini, pria itu tidak hanya memanjakan dan menyayanginya, tetapi juga selalu bersikap lembut seolah dia adalah porselen rapuh yang harus dijaga dengan hati-hati.
Mengxi memasang ekspresi sedih, bahkan air matanya sudah bercucuran deras seolah-olah dia telah dianya sepanjang hidupnya. "Aku hampir dilecehkan, tapi kamu malah memukulku tanpa bertanya."
"Biarpun aku memukulmu, itu masih sangat ringan!" hardik Xingxu yang tidak ters*ntuh sedikitpun oleh tangisan menyedihkan Mengxi. "Karena kamu, kita kehilangan lima juta dari Tuan Xu!"