Shanum adalah seorang gadis desa yang di besarkan di keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang OB di sebuah perusahaan terbesar di kota Metropolitan. Karena kecerdasan yang di miliki Shanum ia selalu mendapatkan beasiswa hingga ke Perguruan Tinggi. Namun sayang semua yang ia dapat tidaklah cuma-cuma. Di balik Beasiswa yang di dapat Shanum ternyata ada niat terselubung dari sang Donatur. Yaitu ingin menjodohkan sang Putra dengan Shanum padahal Putranya sudah memiliki Istri. Apakah Shanum bersiap menerima perjodohan itu! Dan Apakah Shanum akan bahagia jika dia di poligami??? Ikuti terus ceritanya.... Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Cukup tiga puluh menit waktu yang di butuhkan untuk menempuh perjalanan rumah sakit menuju ke kediaman Aisyah.
Tepat pukul sembilan malam Bisma dan Shanum sudah tiba di rumah. Saat ini keduanya sudah berada di dalam kamar. Suasana rumah sudah tampak sepi. Mungkin penghuni rumah sudah pada istirahat.
Shanum saat ini sedang menyiapkan air hangat untuk mandi sang suami.
"Mas, air hangatnya susah siap. Mas mandilah terlebih dahulu." ucap Shanum.
Tanpa menjawab Shanum, Bisma langsung menuju ke kamar mandi. Sedangkan Shanum menyiapkan pakaian Bisma, sebenarnya hari ini Shanum cukup lelah, karena pasien di rumah sakit hari ini cukup rame.
Tapi Shanum tidak pernah lupa, dengan kodratnya sebagai seorang istri. Ia akan tetap melayani suaminya, selelah apa pun itu. Usai menyiapkan semua keperluan Bisma, Shanum pun mengambil piama tidurnya dan ia bawa ke kamar sebelah. Karena tak ingin menunggu Bisma mandi. Shanum pun berinisiatif untuk mandi di kamar yang lain. Karena rencananya setelah ini ia akan menyiapkan makan malam untuk Bisma.
Usai mandi, Shanum pun turun ke lantai bawah untuk menyiapkan makan malam. Ia akan memasak menu yang simpel untuk Bisma. Tak butuh waktu lama masakan Shanum pun matang semua.
"Semoga Mas Bisma suka dengan masakan ini." monolog Shanum.
Ia pun menyimpan makanan tersebut di atas nampan dan membawanya ke kamar. Saat Shanum masuk ke kamar di lihatnya Bisma baru saja usai berganti pakaian.
Shanum meletakkan nampan tersebut di atas meja. Kemudian ia menghampiri Bisma. Dengan berjongkok di hadapan Bisma Shanum pun berkata " Mas sudah Sholat? Kalo belum, Mas sholat dulu gih. Habis itu kita makan. Aku sudah siapin makan buat Mas." ucap lembut Shanum.
"Aku, tadi sudah sholat di kantor." ucapnya datar.
"Ya sudah, kalo gitu sekarang kita makan. Katanya tadi Mas gak sempat makan gara-gara nunggu aku." bujuk Shanum.
Bisma yang menatap mata Shanum pun terkesima. Tatapan mata yang lembut membuatnya seakan ia terhipnotis. Bisma pun menuruti ucapan Shanum. Kini Shanum dengan telaten menyiapkan makanan untuk Bisma. Menu makan malam kali ini, ikan Nila bakar plus sambal dan lalapan. Dengan telaten Shanum membersihkan duri-duri ikan dan menyiapkannya di piring Bisma. Setelah membuang duri-duri tersebut. Shanum pun memberinya ke Bisma.
"Mas gak usah khawatir, sebelum membersihkan duri-duri tersebut tangan ku sudah bersih kok." Shanum yang seolah tau isi pikiran Bisma.
Sedikit demi sedikit, ia mulai melahap makanan yang ada di piring.
"Kamu gak makan?" Tanya Bisma.
"I... Iya.. Mas," jawab Shanum gugup.
Shanum pun mulai menyendokan Nasi ke piringnya. Ia pun menemani Bisma makan malam. Usai makan malam Shanum mulai membereskan piring kotor bekas mereka makan.
Semua pekerjaan telah selesai, kini saatnya Shanum merebahkan diri di sofa kesayangannya. Ya, walaupun Shanum dan Bisma berada satu kamar, tapi mereka tidak tidur bersama. Karena sejak awal kedatangan Shanum, Bisma tidak mengizinkan Shanum untuk tidur satu ranjang dengannya. Alasannya ia tidak ingin menyentuh Shanum.
Shanum mulai meluruskan tubuhnya, tak butuh waktu lama ia mulai terlelap. Bisma yang saat ini masih sibuk dengan pekerjaannya, ia melirik sesaat ke sofa yang berada tepat di hadapannya. Di lihatnya Shanum saat ini sedang meringkuk di atas sofa karena selimutnya jatuh.
Bisma pun dengan perlahan turun dari ranjang dan berniat untuk membetulkan selimut Shanum. Ia pun mendorong kursi rodanya menuju samping Shanum. Lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Shanum yang tertutup cadar untuk memastikan apakah ia sudah terlelap.
Wajah yang hanya memperlihatkan alis tebal tersusun rapi dan mata yang terpejam. Dengan bulu mata yang lentik dan indah berpadu dengan kulit putih yang tampak cerah alami. Dan itu sempat membuat Bisma terpana. Terasa sulit baginya mengalihkan untuk pandangan dari wanita yang ada di hadapannya ini.
"Aku tidak menyangka ia seindah ini jika di pandang dari dekat. Bahkan ketika tertidur dan tampak tanpa memakai riasan apa pun." liriknya tanpa sadar.
"Sebenarnya aku penasaran seperti apa wajahnya, tapi bagaimana kalau sebagian wajahnya yang di tutupi menakutkan dan akan membuat ku malah menceraikannya. Tapi apa salahnya jika aku melihat wajahnya sebentar saja, mumpung ia masih tidur. Bukankah itu halal bagi ku." monolog Bisma.
Saat tangan Bisma hendak menyentuh cadar yang Shanum gunakan, tiba-tiba Bisma menghentikan aksinya.
"Ya ampun Bisma, apa yang sudah kamu lakukan? bagaimana bisa kamu penasaran dengan wajahnya. Sampai ingin membuka cadar itu. Bagaimana kalau sampai dia bangun dan melihat apa yang hendak kamu lakukan. Kamu pasti akan kehilangan muka di hadapannya. Bukankah kamu sendiri yang sudah menolaknya. Kenapa malah kamu juga yang ingin membuka cadar nya secara diam-diam!" Bisma membatin.
Bisma segera mengambil selimut yang jatuh, kemudian ia membenarkan selimut tersebut. Terbesit rasa kasihan di hati Bisma saat ia melihat Shanum tidur meringkuk di sofa yang begitu sempit, pasti akan membuat tubuhnya terasa sakit. Karena pergerakannya terbatas. Namun karena rasa egois lebih menguasai membuatnya tidak perduli.
Setelah membetulkan selimut Shanum, Bisma pun kembali mendorong kursi rodanya untuk kembali ke ranjang. Dengan perlahan ia naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di sana.
******
Saat akan membangunkan Bisma untuk mengajaknya sholat subuh berjamaah, Shanum seperti biasa telah memakai cadarnya. Saat Bisma ke kamar mandi, sambil menunggu Shanum bergegas membersihkan tempat tidur.
"Selesai, " gumamnya, ia menoleh ke kamar mandi. Melihat Bisma yang sudah berganti baju dengan baju koko. Ia terlihat tampan membuat Shanum terkesima. Matanya tidak berkedip sama sekali kala melihat penampilan Bisma.
"Aku tau kalo aku ini tampan, tapi gak gitu juga kali cara liatnya. Hati-hati itu liurnya sampai netes." tegur Bisma dengan nada datar.
Shanum yang terkejut mendapat teguran dengan reflek mengusap bibirnya yang tertutup cadar. Ternyata di sana tidak ada apa-apa. "Issshhh, ternyata si beruang kutub ini cuma ngerjain aku. Padahal aku kan udah pake cadar, dari mana dia tau kalo ada air liur yang meneteskan di bibirku" gerutunya.
"Sudah, gak usah menggerutu. Ayo Sholat, tar keburu waktunya habis." panggil Bisma.
Shanum pun mengangguk dan menuruti Bisma. Usai Sholat Shanum pun turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.
sambil menunggu jadwal therapy ada baiknya kaki bisma tetap di pijat oleh shanum
lanjut kak