NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Syari_Andrian

Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."

Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."

Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

membantu 2

Setelah membantu Rina, Nisa mengajaknya ke tempat yang lebih aman, sebuah kafe kecil di dekat kampus. Mereka duduk di sudut yang tenang, dan Nisa memesan dua cangkir teh hangat untuk mereka.

"Rina, kalau kamu siap, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Siapa orang-orang itu?" tanya Nisa, mencoba memberikan rasa aman kepada Rina.

Rina menatap Nisa dengan rasa terima kasih, tetapi matanya menyiratkan ketakutan yang mendalam. "Mereka adalah preman yang dipekerjakan oleh seseorang... seseorang yang ingin aku diam."

Nisa mengerutkan kening. "Kenapa mereka ingin kamu diam? Apa kamu tahu sesuatu yang penting?"

Rina mengangguk pelan. "Aku bekerja di perusahaan besar, dan aku menemukan sesuatu yang seharusnya tidak aku ketahui. Ada banyak hal ilegal yang mereka sembunyikan, dan aku punya bukti. Tapi sebelum aku bisa melaporkannya, mereka tahu bahwa aku tahu."

Nisa tertegun mendengar cerita Rina. Dia tahu betapa berbahayanya berada di situasi seperti itu. "Kamu perlu perlindungan. Ini bukan sesuatu yang bisa kamu hadapi sendirian."

Rina menggigit bibirnya, jelas dalam dilema. "Aku tahu, tapi aku juga tidak tahu harus ke mana. Mereka punya koneksi di mana-mana."

Nisa berpikir sejenak, lalu berkata, "Kamu bisa tinggal sementara di rumah keluargaku. Kami bisa cari cara untuk melindungimu dan melaporkan ini ke pihak berwenang."

Rina tersenyum tipis, merasa sedikit lega dengan tawaran Nisa. "Terima kasih, Nisa. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi tanpa bantuanmu."

Namun, tanpa mereka sadari, seseorang di dalam kafe sedang mengawasi mereka. Orang itu segera mengirim pesan singkat kepada seseorang yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.

∆∆

Sementara itu, di sisi lain kota, Sindy dengan penampilan barunya menerima pesan dari orang suruhannya. Dia menyeringai puas. "Nisa, kau selalu menjadi batu sandungan. Kali ini, aku akan membuatmu membayar mahal," bisiknya penuh dendam.

Nisa dan Rina, tanpa mengetahui bahaya yang mengintai, segera meninggalkan kafe untuk menuju rumah Nisa. Mereka tidak menyadari bahwa langkah mereka sedang diawasi dengan cermat, dan ancaman yang lebih besar sedang menunggu di depan.

Nisa dan Rina, tanpa mengetahui bahaya yang mengintai, segera meninggalkan kafe untuk menuju rumah Nisa. Mereka berjalan santai, berbicara tentang hal-hal ringan untuk mengalihkan pikiran dari kejadian yang baru saja mereka alami. Namun, di balik bayang-bayang, mata-mata Sindy terus mengikuti mereka, melaporkan setiap langkah ke pemimpin mereka.

"Jadi, kamu tinggal bersama keluargamu, Nisa?" tanya Rina, berusaha membuat percakapan tetap berjalan.

"Ya, aku tinggal bersama orang tuaku. Mereka sangat mendukung apa pun yang aku lakukan," jawab Nisa, tersenyum. "Kamu akan aman di rumahku, jangan khawatir."

Namun, di sudut jalan yang lebih sepi, sebuah mobil hitam berhenti perlahan, mesin tetap menyala. Dari dalam mobil, beberapa pria berpakaian gelap mengamati Nisa dan Rina. Salah satu dari mereka, pemimpin kelompok, berbicara melalui telepon.

"Mereka dalam perjalanan ke rumah Nisa," katanya. "Kita tunggu sampai mereka masuk ke rumah, lalu kita bertindak. Pastikan semuanya berjalan lancar. Sindy tidak ingin ada kesalahan."

Sementara itu, Nisa dan Rina tidak menyadari bahwa mereka semakin mendekati perangkap yang telah dirancang dengan cermat. Mereka hanya berfokus untuk segera sampai di rumah Nisa, tempat yang dianggap Rina sebagai tempat perlindungan.

"Rina, setelah kita sampai di rumah, kita bisa membicarakan apa yang harus kita lakukan selanjutnya," kata Nisa, mencoba meyakinkan temannya.

"Tentu, Nisa. Terima kasih sudah membantuku," balas Rina dengan suara yang masih bergetar.

Tapi bahaya semakin mendekat, dan mereka tidak tahu bahwa begitu mereka memasuki rumah, ancaman nyata sudah menunggu di luar pintu, siap menyerang kapan saja.

1
Ellsya
Lumayan
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
thalexy
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
Regrater
Kepayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!