NovelToon NovelToon
5 Hari Sebelum Aku Koma

5 Hari Sebelum Aku Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Spiritual / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Suami Hantu
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maylani NR

5 hari sebelum aku koma, ada sesuatu yang janggal telah terjadi, aneh nya aku tidak ingat apa pun.
__________________

"Celine, kau baik-baik saja?"

"Dia hilang ingatan!"

"Kasian, dia sangat depresi."

"Dia sering berhalusinasi."
__________________

Aku mendengar mereka berbicara tentang ku, sebenarnya apa yang terjadi? Dan aneh nya setelah aku bangun dari koma ku, banyak kejadian aneh yang membuat ku bergidik ketakutan.

Makhluk tak kasat mata itu muncul di sekitar ku, apa yang ia inginkan dari ku?
Mengapa makhluk itu melindungi ku?
Apakah ini ada hubungan nya dengan pria bermantel coklat yang ada di foto ku?

Aku harus menguak misteri ini!
___________________

Genre : Horror/Misteri, Romance

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maylani NR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Reina (01)

Di sebuah hotel.

Celine melangkah dengan hati-hati menuju kamar 40, kunci di tangannya terasa berat bukan karena ukuran, tetapi karena rasa ingin tahunya yang membuncah. Begitu ia sampai, ia melihat plakat nomor kamar 41 di sebelah kamarnya.

"Ini bagus," gumamnya pelan sambil membuka pintu kamar. "Semoga ruangan ini tidak kedap suara."

Setelah masuk, ia langsung mengunci pintu dan meletakkan tas belanjanya di atas meja kecil. Tanpa membuang waktu, ia berjalan ke arah dinding yang berbatasan dengan kamar Reina. Dengan hati-hati, ia menempelkan telinganya di dinding, mencoba menangkap percakapan dari baliknya.

Namun, yang ia dapatkan hanyalah keheningan. Tidak ada suara sama sekali.

"Ah, kedap suara? Bagaimana ini?" keluh Celine dengan suara pelan, kekecewaan terlihat jelas di wajahnya.

Briyon, yang kini berdiri di dekatnya, tersenyum kecil. Ia menatap Celine dengan tatapan penuh arti. "Mau dengar?" tanyanya.

"Iya," jawab Celine dengan nada frustrasi. "Aku penasaran, tapi dindingnya kedap suara."

"Aku bantu," ujar Briyon singkat.

Celine menatapnya bingung. "Apa?"

Briyon tidak menjawab. Ia hanya tersenyum, lalu mendekati Celine. Dengan lembut, ia meletakkan tangan kirinya di telinga Celine, sementara tangan kanannya menembus dinding di depannya, seolah-olah tembok itu tidak ada.

Celine membelalakkan matanya. Perlahan, suara samar mulai terdengar, semakin jelas seiring waktu.

"Ini... aku mendengarnya," cetus Celine, suaranya penuh rasa kagum sekaligus terkejut.

Briyon hanya membalas dengan senyuman tipis, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Dari kamar sebelah, suara Reina terdengar jelas, bercampur dengan suara pria bertato naga. Percakapan mereka mulai terurai di telinga Celine, memberikan petunjuk kecil tentang apa yang sebenarnya terjadi.

.......

.......

.......

Di dalam kamar 41, suasana penuh ketegangan bercampur dengan keintiman yang kelam. Reina berdiri di depan cermin, membuka pakaiannya perlahan. Hanya bikini yang tersisa menutupi tubuhnya. Di belakangnya, pria bertubuh kekar dengan tato naga di lengannya, duduk santai di sofa sambil mengisap rokok.

"Reina, sayang," suara Willy terdengar lembut, tapi ada nada kekuasaan di dalamnya. "Tersenyumlah. Malam ini kita akan bersenang-senang, kan? Kenapa wajahmu murung begitu?"

Reina tidak menjawab. Ia hanya menunduk, menghindari tatapan pria itu. Tapi Willy bangkit, mendekatinya, lalu meraih pinggangnya dengan tangan besar.

"Kamu masih memikirkan pria gondrong itu, ya? Hahaha, dasar jalang," ejek Willy sambil menciumi leher Reina.

Reina bergidik. "Dia... dia pria baik. Dia pantas hidup, tapi kenapa kau-" katanya pelan, tapi ucapannya terhenti saat Willy menarik tubuhnya dengan kasar dan membantingnya ke atas ranjang.

"Pria baik?" Willy mendekatkan wajahnya, tatapan matanya buas. "Dia bahkan tidak mencintai mu, Reina. Kau ini hanya budakku. Tugasmu malam ini adalah memuaskan hasrat ku. Mengerti?"

"Tapi kamu tetap membunuhnya," lirih Reina, suaranya penuh emosi. "Hutangku padamu seharusnya tidak berlaku lagi!"

"Oh ya?" Willy menatapnya tajam, lalu tiba-tiba tangannya melingkar di leher Reina, mencekiknya. "Dengar, Reina. Kau milikku. Selamanya milikku, jangan pernah kau pikir pria itu mau peduli pada wanita kotor seperti mu, apalagi mencintaimu. Dia hanya mencintai istrinya."

Reina mencoba melawan, meskipun tubuhnya gemetar. "Briyon tidak pernah jijik padaku..." bisiknya, hampir tidak terdengar.

Plak!

Tamparan keras Willy mendarat di wajah Reina. "JANGAN PERNAH SEBUT NAMA PRIA LAIN SELAIN AKU!" Willy berteriak.

Ia mulai membuka seluruh pakaiannya, melemparnya sembarangan ke lantai. Matanya menatap Reina seperti seorang predator menatap mangsanya.

"Aku akan menghabiskan malam ini denganmu, Reina," katanya sambil mendekat, nadanya penuh ancaman. "Aku pastikan kau akan melupakan pria itu malam ini juga."

Reina hanya bisa menatapnya dengan mata berkaca-kaca, terjebak dalam malam yang tak berakhir, dikuasai oleh pria yang terus merampas martabatnya.

.......

.......

.......

Celine terdiam di kamar 40, telinganya masih bergetar oleh percakapan yang baru saja didengarnya dari kamar sebelah. Ucapan Reina barusan terngiang-ngiang di pikirannya.

"Re-Reina... menyebut nama Briyon?" gumam Celine, matanya beralih pada sosok Briyon yang berdiri di dekatnya.

Briyon mengernyitkan dahi, terlihat bingung dengan reaksi istrinya. "Ada apa?" tanyanya lembut.

Celine berdiri perlahan, menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Kenapa Reina menyebut nama mu? Apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dengan Reina?"

Briyon hanya menggeleng pelan, menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi.

Celine menghela napas panjang, melangkah mundur dari dinding dan duduk di atas ranjang hotel. Ia memejamkan matanya, mencoba mengingat lebih dalam.

"Pria bernama Willy itu mengatakan bahwa Reina mencintai mu. Apakah dulu Reina memiliki hubungan dekat denganmu? Aku... aku tidak ingat apa pun. Memori ingatanku belum sepenuhnya kembali." Gumaman itu lebih terdengar seperti bicara pada diri sendiri, tapi Briyon mendengarnya dengan jelas.

Briyon melayang ke arah Celine dan berlutut di hadapannya, matanya penuh kasih sayang.

"Celine," panggilnya lembut.

Celine membuka mata dan menatapnya. "Apakah kamu dengan Reina dulu pernah dekat? Sebelum kamu mengenalku?" tanyanya dengan suara ragu.

Briyon menggeleng dengan yakin, tetapi tatapannya tidak berubah.

"Lalu kenapa? Kenapa dia jatuh cinta padamu?" desak Celine lagi.

Briyon tidak langsung menjawab. Ia mengangkat tangan kanannya, menyentuh lembut mata Celine. "Ini adalah..." Ia terdiam sejenak, tampaknya berjuang mencari kata yang tepat. "Ingatan ku."

Secepat kilat, Celine melihat kilasan memori Briyon. Potongan-potongan gambar yang menunjukkan momen-momen di mana Briyon hanya sibuk dengan pekerjaannya, tanpa pernah memiliki hubungan dekat dengan Reina. Tidak ada apa pun yang mencurigakan di sana, dan itu cukup untuk meyakinkan Celine.

Saat memori itu hilang, Celine membuka matanya. Ia merasa sedikit lebih lega, mengetahui bahwa cinta Briyon hanya untuknya. Namun, rasa penasaran tentang hubungan Reina dan Willy tetap mengganjal di pikirannya.

"Apakah penyerangan pada 14 November ada hubungannya dengan Reina?" pikir Celine keras. Ia mengerutkan kening, merenungkan fakta yang baru saja ia dengar.

Dengan keputusan bulat, ia berkata pada dirinya sendiri, "Aku harus bertanya pada Reina besok, di tempat kerja."

Briyon tetap di sampingnya, tak berkata apa-apa, tetapi senyumnya seolah memberi dukungan penuh pada keputusan istrinya.

...****************...

Pagi itu, di loker karyawan pukul 09:00.

Suasana tenang diiringi suara langkah sepatu Celine yang mendekati ruang ganti karyawan. Tatapan dinginnya menunjukkan bahwa ia tidak datang untuk sekadar berbasa-basi.

Reina, yang sedang mengganti pakaiannya dengan seragam kerja, tidak menyadari kehadiran Celine di dekat nya. Namun, setelah beberapa menit menunggu di depan tirai fitting room, Celine melihat Reina keluar dengan senyum di wajahnya.

"Reina," panggil Celine dingin.

Reina tersentak, sedikit terkejut. "Oh ya ampun, Celine! Kamu bikin kaget saja. Ada apa?" tanyanya sambil merapikan seragamnya.

Celine menatapnya dengan sorot mata tajam. "Aku ingin bicara denganmu," katanya, nada suaranya datar tapi penuh tekanan.

Reina mengangguk, masih tak menyadari ketegangan yang memancar dari Celine. "Baiklah, silakan. Kamu mau bicara tentang apa?" tanyanya santai, sambil menyilangkan tangan.

Celine mendekat, membuat Reina sedikit mundur. Udara di antara mereka terasa menegang.

"Kamu tahu, Reina," kata Celine perlahan, menatap langsung ke mata Reina. "Aku pernah mengalami kecelakaan yang membuatku kehilangan sebagian ingatan ku. Tapi sekarang, perlahan-lahan, ingatan itu mulai kembali." Celine berhenti, menunggu reaksi Reina.

Reina tersenyum kecil, meskipun senyumnya tampak canggung. "Oh, hahaha, bagus kalau begitu. Aku senang ingatanmu mulai kembali, Celine," jawabnya dengan nada berusaha ceria.

Celine tidak membalas senyuman itu. Sebaliknya, ia melanjutkan dengan pertanyaan yang lebih menusuk. "Kamu mengenal Briyon, kan?"

Pertanyaan itu membuat Reina membeku. Matanya membelalak, dan senyum yang tadi dipaksakan lenyap seketika.

Celine melihat perubahan ekspresi itu dan melangkah lebih dekat. "Kenapa diam, Reina? Jawab aku!" serunya, suaranya meninggi.

Reina mencoba mengatakan sesuatu, tapi tidak ada kata yang keluar. Bibirnya bergetar, dan tubuhnya tampak kaku. Tatapan Reina menunjukkan rasa takut yang tak bisa ia sembunyikan.

...Bersambung ......

1
ball
lanjutin aja Briyon biar dia kaget -______-
ball
maaf ya mba Reina dia suami orang. 😑
Gebi Simamora
jgn tarik tarik Briyon heh sana cewek lenjeh /Grimace/
Gebi Simamora
gak enak juga ya kalau harus nutupin, gak bisa bareng-bareng 🥺
Acil Supriadi
hadewwwwhhh kasian Celine
Acil Supriadi
belum apa-apa udah cemburu😒 situ siapa ya?
Acil Supriadi
wahhh Reina suka Briyon nih kaya nya 😔
Ellana_michelle
Noooo😭
Tania Laras
aku jadi Celine sakit hati/Cry/
Syelina Putri
tanda tanda tukang tikung
Sasa Bella
iya si devid kek nya posesif+ obsesi bgt sama Celine 😒
Sasa Bella
terus aja nyari alasan 🗿
Tania Laras
apaan si devid uler banget
AmSi
bermuka dua/Speechless/
ball
gak tau kenapa ya, kesel bgt sama si devid
Gebi Simamora
ngeles mulu kaya bajai si reina/Right Bah!/
Acil Supriadi
si devid ngajak kerja sama 😒
Ellana_michelle
Apasih... jauh jauh lu devid..
Ellana_michelle
cinta beda alam🥺
Ellana_michelle
mau mewek🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!