5 Hari Sebelum Aku Koma

5 Hari Sebelum Aku Koma

Terbangun dari koma

Pip ... Pip ... Pip ...

Suara monoton dari alat Holter rumah sakit di kesunyian malam. Ruang perawatan intensif itu sunyi, hanya diisi oleh alat dentingan medis dan napas berat seorang wanita yang terbaring koma. Dalam bayang-bayang lampu remang, tubuhnya tampak begitu rapuh, terselimuti selimut putih yang hanya menyisakan wajahnya.

Di salah satu sudut ruangan, seorang suster muda sedang duduk, memerhatikan layar monitor dengan pemandangan yang mulai kabur. Mata yang sudah setengah terpejam kembali terbuka perlahan saat ia mendengar suara khas itu lagi.

Pip ... Pip ... Pip ...

"Hoaaammm … aku mengantuk," gumam suster itu sambil menguap lebar. Ia melirik sekilas ke jam tangan di pergelangan tangan kanannya. "Eeeh? Pukul setengah satu malam, pantas saja aku mengantuk."

Ia mendekatkan sweater nya yang tipis, mencoba menghalau dingin yang menggigit. Pandangannya beralih ke mesin kopi kecil di pantry yang baru saja terlintas di pikiran. "Apa mungkin aku ke pantry saja ya? Sepertinya segelas kopi bisa menghilangkan rasa kantukku. Baiklah, aku akan pergi!"

Dengan langkah tergesa-gesa dan tanpa banyak berpikir, suster itu meninggalkan ruangan. Pintu tertutup perlahan di belakangnya, menyisakan ketenangan yang lebih pekat.

Namun, sesaat setelah dia pergi, suasana di ruangan itu berubah. Lampu yang sebelumnya stabil mulai berkedip-kedip. Suara mesin Holter berubah tidak teratur.

Pip… Pip… Piiip…

Bayangan samar melintas di sudut ruangan, seolah ada yang bergerak di balik tirai putih. Sang pasien yang koma, wajahnya yang pucat tiba-tiba menunjukkan ekspresi aneh—kelopak matanya bergerak, seperti berusaha membuka.

.......

.......

.......

Pip ... Pip ... Pip ...

Ritme monoton dari alat Holter jantung kembali memecah kesunyian. Tapi malam itu, kesunyian tak lagi biasa. Suara-suara aneh mulai bergema di ruangan.

"Celine."

"Celine."

"Bangun!"

Suaranya terdengar lembut, tapi tegas. Menggema di sudut-sudut ruangan tanpa sumber yang jelas. Tidak ada seorang pun di sana, selain tubuh pasien yang terbaring diam.

Pip ... Pip ... Pip ...

"Celine."

Wanita itu, yang seharusnya tak sadarkan diri, tiba-tiba seolah merasa ada yang menariknya keluar dari kegelapan.

"Siapa?" suaranya terpantul di ingatannya sendiri. "Siapa yang memanggilku terus menerus?"

Lalu, sesuatu terjadi. Jari-jemarinya yang dingin mulai bergerak perlahan. Seperti daun yang terbawa angin, jemarinya bergetar, nyaris tak terlihat. Kemudian, kedua matanya perlahan terbuka, sayup-sayup menatap ke langit-langit ruangan.

"Aku di mana?" bisiknya lemah, hampir tanpa suara. Pandangannya kabur, hanya menangkap warna putih yang menyilaukan dari lampu di atas.

"Apa yang sebenarnya terjadi denganku?" pikirnya lagi, tenggelam dalam kebingungan.

Hening.

Drrrrk!

Drrrrk!

Suara aneh itu memecah kesunyian.

"Ng?"

Drrrrk!

Ia menoleh, meskipun terasa berat. Di sudut ruangan, sebuah kursi yang sebelumnya diam tertata rapi di sudut dinding, kini bergerak perlahan. Kursi itu, seolah digerakkan oleh kekuatan yang tak terlihat, terus meluncur maju, mendekatinya.

Drrrrk!

Kursi itu berhenti tepat di sisi kasurnya. Ia mendengus, menahan napas. "Kursi nya bergerak?"

...****************...

7 hari telah berlalu, di sebuah Apartemen sederhana, pukul 06:00 pagi.

Kririririring! Kririririring!

Suara jam weker memecah keheningan pagi, bergema di dalam ruangan kecil yang hanya ditempati oleh seorang wanita muda. Di atas ranjang, Celine, seorang wanita dengan rambut hitam panjang yang terurai, terlihat di bawah selimut tebal. Matanya masih terpejam rapat, tetapi alisnya mulai berkerut, tanda bahwa ia merasa terganggu oleh suara tersebut.

"Hng?"

Klak!

Dengan gerakan refleksif, tangan yang putih mulus terulur untuk mematikan jam weker di atas meja kecil, di samping tempat tidur. Suasana kembali sunyi, hanya diiringi desahan panjang dari bibir Celine.

"Hahhh..." helanya, seperti beban dunia berada di pundaknya pagi ini.

Ia duduk perlahan di tepi kasur, rambut yang kusut jatuh menutupi wajahnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, ia berbicara sendiri, mencoba mengumpulkan energi yang hilang.

"Semangat, Celine! Hidup ini keras. Kalau kau tidak bekerja hari ini, maka hidupmu akan berakhir sampai di sini," gumamnya pelan, seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri.

Langkah kakinya terdengar pelan menyentuh lantai apartemen yang dingin.

Tap ...tap ...tap!

Celine berjalan menuju kamar mandi, membuka pintu dengan sedikit dorongan malas.

Klak!

Pintu kamar mandi terbuka, dan langsung tertutup kembali setelah ia masuk.

Blam!

Beberapa detik kemudian, suara khas air mengalir mulai terdengar.

Kieet! Kieet! Kieet!

Zaaaassssss!

Shower mulai mengalir, membawa kesegaran di pagi hari yang enggan ia jalani. Di balik pintu kamar mandi, Celine berdiri di bawah aliran air, mencoba membasuh rasa lelah yang membelenggu tubuh dan pikiran.

Seperti rutinitas sebelumnya, pagi ini adalah awal dari aktivitas nya. Meski monoton, ia tahu tak ada pilihan lain selain bertahan.

.......

.......

.......

Nama ku Celine, usia ku 25 tahun.

Aku adalah seorang wanita karir yang hidup sendiri di sebuah Apartemen sederhana.

Kedua orang tua ku sudah meninggal dunia sejak aku lulus kuliah, dan aku adalah anak tunggal di keluarga ku, jadi tidak ada lagi saudara yang aku miliki.

7 hari yang lalu aku mengalami koma karena insiden kecelakaan, syukurnya aku masih hidup dan masih bisa bekerja seperti biasanya.

Tapi, anehnya ada beberapa ingatan yang tidak bisa ku ingat, seperti kejadian sebelum kecelakaan, dan beberapa kejadian penting lain nya.

Dokter mengatakan ingatan ku akan berangsur-angsur pulih, tapi butuh proses, dan itu bukanlah waktu yang singkat, jadi selama ingatanku hilang, Dokter menyarankan kepada ku agar aku tidak telat meminum obat ku, dan sering-sering berolahraga.

Apa berolahraga sangat berpengaruh?

Hemm ... entahlah, mungkin saja.

.......

.......

.......

20 menit berlalu sejak suara shower memenuhi kamar mandi. Celine kini berdiri di depan cermin kecil yang tergantung di dinding kamar mandinya. Kulitnya yang putih tampak sedikit menggigil, dan rambut hitamnya yang basah meneteskan air hingga ke lantai. Ia segera meraih handuk, melilitkannya dengan cepat ke tubuhnya yang mungil. 

"Brrr ... dingin sekali. Aku benci mandi pagi," keluhnya sambil menggosok lengannya untuk mengusir rasa dingin. 

Klak!

Ia membuka pintu kamar mandi dan melangkah keluar, membiarkan udara hangat apartemennya menyambutnya. Namun, langkahnya terhenti ketika hidungnya menangkap sesuatu yang aneh. 

"Hmm? Aroma roti bakar?" gumamnya sambil mengerutkan dahi. 

Penasaran, ia mengikuti aroma itu, berjalan menuju dapur yang berada di sudut apartemen kecilnya. Namun, ketika ia sampai, tidak ada apa pun yang terlihat. Meja dapur kosong, tidak ada alat pemanggang yang menyala, dan tentu saja, tidak ada roti. 

"Tidak ada apa-apa di sini, tapi kenapa aku mencium aroma roti bakar ya?" pikirnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. 

Tiba-tiba, suara halus kursi yang digeser terdengar dari arah ruang makan. 

Drrrk!

Celine tersentak, matanya melebar. Ia memalingkan pandangannya ke arah ruang makan, di mana suara itu berasal. 

"Ah?" bisiknya, setengah bingung dan setengah waspada. 

Suasana mendadak terasa mencekam. Perasaan tidak nyaman menyelimuti dirinya, membuat bulu kuduknya meremang. 

"Sepertinya tadi aku mendengar sesuatu dari ruang makan. Apakah ada seseorang yang menyelinap masuk?" gumamnya dengan suara bergetar. 

Ketakutan mulai merayapi pikirannya, tetapi rasa penasaran mengalahkan segalanya. Celine melangkah perlahan menuju ruang makan. Namun, kali ini ia membawa alat Sapu di tangan kanan nya. Benda ini ia bawa untuk jaga-jaga, semisalnya ada hal buruk yang tidak ia inginkan terjadi.

Tap! Tap!

Celine berjalan dengan perlahan. Hatinya berdebar kencang, dan genggamannya pada gagang sapu semakin erat. Ia melirik ke arah meja makan yang tampak rapi dalam pencahayaan pagi. Namun, pemandangan yang ia lihat membuat tubuhnya terhenti.

Di atas meja, terdapat sepiring roti bakar yang menguarkan aroma menggoda dan segelas susu hangat yang terlihat masih mengepul.

"Hah? Roti bakar dan segelas susu? Sejak kapan makanan ini ada di sini?" tanyanya pada dirinya sendiri dengan nada setengah berbisik.

Ia menatap makanan itu dengan bingung bercampur rasa tidak percaya, kepalanya mulai memutar kembali kejadian pagi ini. Tidak ada yang menyentuh dapur, apalagi menyiapkan makanan seperti ini. Seingatnya, sejak bangun tidur hingga mandi, ia belum menyentuh peralatan dapur.

"Bagaimana bisa? Apakah ada seseorang yang masuk ke apartemenku saat aku mandi?"

Kecurigaan menyimpulkan dalam pikirannya. Namun, logikanya menolak kemungkinan tersebut.

"Tapi mana mungkin... pintu apartemenku selalu terkunci. Yang punya kunci cadangan hanya Sovia, teman masa kecilku. Apa mungkin Sovia?"

Nama Sovia mengalir di pikiran seperti seberkas kecil di tengah kebingungan. Tapi, kalaupun itu Sovia, kenapa tidak ada suara langkah atau sapaan seperti biasanya?

"Akan ku tanyakan!"

Rasa penasaran semakin mendesaknya untuk mencari jawaban. Tanpa ragu, Celine berbalik dan berjalan menuju kamar tidurnya. Langkahnya kali ini lebih cepat, dan sapu yang tadi ia genggam kini ia tinggalkan begitu saja di ruang makan.

.......

.......

.......

Celine meraih ponselnya dengan raut wajah penuh tekad. Jarinya dengan cepat menekan nomor Sovia, teman masa kecil yang selama ini menjadi satu-satunya orang yang memiliki akses ke apartemennya.

Pip pip pip!

Suara sambungan telepon terdengar.

Tuuuuuut ... Tuuuuuut!

Hingga akhirnya...

Klak!

"Halo?"

Suara Sovia yang baru bangun tidur terdengar dari seberang telepon.

"Halo Sovia, ah maaf pagi-pagi begini aku mengganggumu. Aku cuma mau tanya, apakah tadi kamu datang ke apartemenku?" tanya Celine dengan nada setengah ragu.

"Apa?" Sovia terdengar bingung.

"Yaaa... hahaha, aku cuma ingin mengucapkan terima kasih, karena kamu sampai repot-repot membuatkan aku roti bakar dan susu hangat pagi-pagi sekali. Seharusnya kau tidak perlu melakukan hal seperti itu untukku. Kamu tahu kan, aku bisa melakukannya sendiri. Tapi bukan berarti aku tidak berterima kasih! Aku sangat menghargai kunjunganmu, Sovia," jelas Celine dengan tawa gugup.

Sejenak, keheningan melingkupi percakapan mereka sebelum Sovia menjawab.

"Apa yang sedang kamu bicarakan, Celine? Aku tidak mengerti."

"Eh? Tadi kamu ke apartemenku, kan? Membuatkan aku sarapan pagi?"

"Kau ini bodoh ya? Aku baru saja bangun tidur. Teleponmu ini yang membangunkan ku," jawab Sovia dengan nada kesal.

"Apa?"

Celine terdiam. Keyakinannya bahwa Sovia adalah orang di balik kehadiran sarapan itu langsung runtuh. Dadanya terasa berat, dan udara di sekitarnya tiba-tiba terasa dingin. Ketakutan yang semula terpendam mulai menjalar perlahan.

"Hei, Celine? Apa sudah selesai? Kalau tidak ada yang penting, aku ingin lanjut tidur," kata Sovia dengan nada lelah.

Namun, Celine tidak menjawab.

"...Celine? Hei, jawab aku!"

Pip!

Tanpa sengaja, Celine menekan tombol untuk mengakhiri panggilan. Ponsel itu jatuh dari tangannya ke atas meja. Ia membeku di tempat, pikirannya dipenuhi dengan berbagai skenario mengerikan.

"Jadi ... siapa yang membuatnya?" bisiknya, suaranya hampir tak terdengar.

Di apartemennya yang sepi, hanya suara detak jam yang menemani kegelisahannya. Perasaan tak nyaman menjalar semakin dalam, seperti ada sesuatu, atau seseorang ... yang diam-diam mengawasinya.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Via Luviani

Via Luviani

di bikinin sarapan dong sama hantu 😭

2024-12-03

1

Undil Kun

Undil Kun

Celine!!.. mungkin mantanmu datang membuatkan roti bakar. Itu bukan hantu. Tenanglah. 😆😆

2024-12-14

1

KURA01

KURA01

ijin promosi kak!

mampir yuk! ke akademi waktu!
jangan lupa ya!

2025-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Terbangun dari koma
2 Hal yang aneh
3 Tangan pucat
4 Makhluk misterius
5 Pria bermantel coklat
6 Polisi
7 Interogasi
8 Kediaman nenek Ema
9 Kalung jimat
10 Briyon
11 Ingatan saat itu (01)
12 Cast
13 Ingatan saat itu (02)
14 Ingatan saat itu (03)
15 Ingatan saat itu (04)
16 Ingatan saat itu (05)
17 Penyelidikan (01)
18 Penyelidikan (02)
19 Penyelidikan (03)
20 Penyelidikan (04)
21 Pembicaraan (01)
22 Pembicaraan (02)
23 Masalah baru dan tamu tak diundang
24 Kehadiran Briyon
25 Satu hari setelah kejadian itu
26 Hilang ingatan
27 Selamat tidur, istri ku.
28 Balasan
29 Penggelapan kasus?
30 Harga sebuah kebenaran
31 Rencana Devid
32 Membuntuti Reina
33 Rahasia Reina (01)
34 Rahasia Reina (02)
35 Rahasia Reina (03)
36 Rahasia Reina (04)
37 Rahasia Reina (05)
38 Rahasia Reina (06)
39 Rahasia Reina (07)
40 Rahasia Reina (08)
41 Rahasia Reina (09)
42 Rahasia Reina (10)
43 Rencana baru
44 Bertemu dengan Willy
45 Akhir untuk Willy
46 Obsesi dan hukuman
47 Alasan ku hingga saat ini (01)
48 Alasan ku hingga saat ini (02)
49 Investigasi Alex dan Sammy
50 Erick dan kasus 14 November
51 Target ke dua
52 Akhir untuk Alvin
53 Rekaman CCTV
54 Obsesi yang menggila
55 Hal yang janggal
56 Rahasia yang mulai terlihat
57 Rencana Danniel
58 Emelin sang dukun muda
59 Dua nama dalam daftar
60 Darah
61 Bayangan kegelapan
62 Jeritan terakhir Joshu
63 Mesin penggiling
64 Tewasnya Aldo dan Diego
65 Target selanjutnya
66 Malam terakhir Danniel
67 Menyelamatkan Celine
68 Misteri yang terungkap
69 Mayat yang di temukan
70 Pencarian Celine
71 Cahaya di kegelapan (01)
72 Cahaya di kegelapan (02)
73 Cahaya di kegelapan (03)
74 Cahaya di kegelapan (04)
75 Cahaya di kegelapan (05)
76 Cahaya di kegelapan (06)
77 Niat dan perjanjian (01)
78 Niat dan perjanjian (02)
79 Niat dan perjanjian (03)
80 Senandung cinta
81 Jejak yang hilang
82 Ikatan darah
83 Aliansi dengan Elissa sang paranormal
84 Pengejaran Celine
85 Tidak akan berkhianat
86 Guci merah
87 Briyon tersegel
88 Mantra yang Celine lantunkan
89 Kemarahan Briyon
90 Kemarahan Briyon (02)
91 Kemarahan Briyon (03)
92 Permintaan terakhir
93 Akhir yang bahagia
94 Informasi Season 2
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Terbangun dari koma
2
Hal yang aneh
3
Tangan pucat
4
Makhluk misterius
5
Pria bermantel coklat
6
Polisi
7
Interogasi
8
Kediaman nenek Ema
9
Kalung jimat
10
Briyon
11
Ingatan saat itu (01)
12
Cast
13
Ingatan saat itu (02)
14
Ingatan saat itu (03)
15
Ingatan saat itu (04)
16
Ingatan saat itu (05)
17
Penyelidikan (01)
18
Penyelidikan (02)
19
Penyelidikan (03)
20
Penyelidikan (04)
21
Pembicaraan (01)
22
Pembicaraan (02)
23
Masalah baru dan tamu tak diundang
24
Kehadiran Briyon
25
Satu hari setelah kejadian itu
26
Hilang ingatan
27
Selamat tidur, istri ku.
28
Balasan
29
Penggelapan kasus?
30
Harga sebuah kebenaran
31
Rencana Devid
32
Membuntuti Reina
33
Rahasia Reina (01)
34
Rahasia Reina (02)
35
Rahasia Reina (03)
36
Rahasia Reina (04)
37
Rahasia Reina (05)
38
Rahasia Reina (06)
39
Rahasia Reina (07)
40
Rahasia Reina (08)
41
Rahasia Reina (09)
42
Rahasia Reina (10)
43
Rencana baru
44
Bertemu dengan Willy
45
Akhir untuk Willy
46
Obsesi dan hukuman
47
Alasan ku hingga saat ini (01)
48
Alasan ku hingga saat ini (02)
49
Investigasi Alex dan Sammy
50
Erick dan kasus 14 November
51
Target ke dua
52
Akhir untuk Alvin
53
Rekaman CCTV
54
Obsesi yang menggila
55
Hal yang janggal
56
Rahasia yang mulai terlihat
57
Rencana Danniel
58
Emelin sang dukun muda
59
Dua nama dalam daftar
60
Darah
61
Bayangan kegelapan
62
Jeritan terakhir Joshu
63
Mesin penggiling
64
Tewasnya Aldo dan Diego
65
Target selanjutnya
66
Malam terakhir Danniel
67
Menyelamatkan Celine
68
Misteri yang terungkap
69
Mayat yang di temukan
70
Pencarian Celine
71
Cahaya di kegelapan (01)
72
Cahaya di kegelapan (02)
73
Cahaya di kegelapan (03)
74
Cahaya di kegelapan (04)
75
Cahaya di kegelapan (05)
76
Cahaya di kegelapan (06)
77
Niat dan perjanjian (01)
78
Niat dan perjanjian (02)
79
Niat dan perjanjian (03)
80
Senandung cinta
81
Jejak yang hilang
82
Ikatan darah
83
Aliansi dengan Elissa sang paranormal
84
Pengejaran Celine
85
Tidak akan berkhianat
86
Guci merah
87
Briyon tersegel
88
Mantra yang Celine lantunkan
89
Kemarahan Briyon
90
Kemarahan Briyon (02)
91
Kemarahan Briyon (03)
92
Permintaan terakhir
93
Akhir yang bahagia
94
Informasi Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!