Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Elis
BRUKKKK
"Eh Astagfirullah"
Ke tiga perempuan yang ber ada di ruang tengah itu ter lonjak, kala seseorang yang memasuki Villa dengan tak karuan nya
Salah satu nya se ketika menoleh ke belakang, "Meyra?"
Gadis itu Meyra, ter lihat dari raut wajah nya seperti orang ke panik kan, dan peluh mem basahi kening Meyra, Juga gadis itu me ngatur Deru nafas nya
"Kamu kenapa,"
Meyra meng hembus kan nafas panjang nya, ber kacak pinggang dengan satu tangan nya mengusap dada nya
Ber jalan ke arah tiga Perempuan yang ber ada di sana, dan men jatuh kan diri nya ke tempa duduk
"Ada dua Monster yang sedari tadi me ngejar ku Kak," ucap nya
Rasya yang ber ada di samping meyra sontak me nangkup kepala Gadis itu
"Kamu nggak kenapa napa kan, ada yang ter luka," Rasya melihat dengan serius di setiap wajah gadis itu
Meyra ter diam, tak lama ia ter kikik, "Bukan moneter beneran juga kali kak,"
Rasya me nyipit kan mata nya, "Serius lho mey, bukan begal atau Om pedo kan,"
Meyra cengo, apaan kenapa tiba tiba di situ, salah besar meyra mem beritahu kan seperti tadi
"Bukan kak, monster yang aku maksud tuh, si Leo sama Hans," Sela meyra
"Lho, mereka kenapa Mey, mereka jahilin kamu atau mereka buat lo nggak nyaman banget," Kali ini Leyla angkat bicara
"Masalah nya tuh Leo ngapain ikut mereka nih, jadi nyamuk kah dia," dengus Allen
"Iya juga ya, Leo ngapain ikutan, kenapa nggak sama El--" Leyla men jeda ucapan nya
Pandangan nya kini mengarah ke meyra yang juga kini menatap nya dengan alis yang di naik kan
"Elis mana Mey, kok Kamu nggak bareng dia,"
Meyra juga baru mengingat sahabat nya itu, "di-dia bareng Lion tadi, sama Evan juga,"
"Ternyata tuh dua tuyul ke sana ya, pantesan di panggil nggak nyaut nyaut dan Villa ke liatan sepi," Rasya menggeleng tak habis pikir
Meyra mengeryit, "berarti dua pria itu nggak minta buatin makan Kak,"
Rasya menatap Allen yang menggeleng, kemudian ke dua nya kembali menatap Meyra "nggak, emang mereka Mau minta buatin makan tadi?" Tanya Allen
"Sebelum aku sama elis pergi mer---"
BRUKKKK
ke empat nya ter kejut, dengan Leyla yang kini memeluk erat Allen
Dan tak lama seorang gadis kini ber jalan dengan wajah kesal nya dan tak lama dari itu dua orang pria yang kini muncul dari ambang pintu dengan senyum sumringah di wajah ke dua nya dengan satu pria yang me megang Boneka Balon
"Elis, l-lo kenapa,"
Dia Elis dengan ke dua pria Lion dan Evan yang me megang boneka Balon itu
Elis ikut men duduk kan diri nya pada kursi di sebelah Meyra dengan wajah menahan geram nya
Meyra yang melihat Elis men dekap Boneka milik nya itu kini mengambil nya kembali
"Nanti pergi lagi ya Kunti," Kekeh Lion
"Ninti pirgi ligi yi kinti," Cibir Elis yang mem buat ke dua pria itu melongo
"Kagakkk, tobat dah gue sama lo berdua, nggak bisa tenang apa, malu maluin BANGET,"
Elis kini menoleh ke arah meyra dengan me megang ke dua pundak meyra
"Mey, lo tahu,,,Huwaaa,"
"Apasih lis, Nih dua cowok Ngereseh banget kah," timpal Leyla dengan memakan kacang nya
"Lebih dari itu Kak Ley,"
"Truss," Leyla menatap ke dua pria itu dengan tatapan menyipit nya yang hanya mengalih kan muka mereka
"Kak, mereka," tunjuk nya pada ke dua pria itu yang me masang raut wajah santai yang sangat me nyebal kan menurut Elis
"Mereka senggol gerobak pen jual es dawet kak," Elis seperti ingin menangis saja rasa nya
"Kan hanya senggol lis," sahut Meyra
Elis menarik nafas panjang nya Sebelum meng hembus kan nya, "Dan lo tau Mey, Gerobak nya jatuh dan otomatis ter tumpah semua Bahan bahan es dapet nya,"
Ke empat yang men dengar itu ter kejut dengan mata mem bulat sempurna, dan sontak melihat ke arah dua pria yang kini mem belakangi mereka
"Yang buat gue malu, se malu malu nya bahkan gue injekin kaki ke sana pun untuk saat ini gue nggak berani, karena dua pe rusuh ini langsung kabur me lari kan diri ninggalin gue yang masih Shock,"
"Trus lo yang urus tuh gerobak, dan ganti rugi," Ujar Meyra
"Nggak lah, tak lama dari itu gue sadar bahwa banyak banget orang di sekitar gue dan MERHATIIN gue, di situ lah gue baru sadar bahwa nih dua Curut lari, dan gue dengan se kuat tenaga nerebos keramaian, tanpa memeduli kan orang orang yang manggil manggil gue dengan sebutan...." Elis menarik rambut nya frustasi
"Apa lis?" Desak Leyla dengan penasaran
"Wanita tak tahu malu, HUWAAA,"
Orang yang ber ada di situ sontak menutup ke dua telinga nya, tapi tak lama mereka ter gelak pecah,
"Ih jangan ketawa, gue nggak tau lagi, muka gue mau di kemanain, tolong," Elis menutup wajah nya dengan ke dua telapak tangan nya
"Karna,, karna yang orang orang tahu, tuh gerobak jatuh karena ulah gue, Aaaaa image gue ancoorrrr,"
"Udah liss, jangan teriak teriak ini dah malam," Rasya ber usaha menenang kan
Rasya seketika beranjak dari duduk nya dan meng hampir ke dua pris itu yang asik memakan cemilan, dengan seringaian di wajah Rasya
"AKHHHH,"
"AKHHH, SAKIT SAKITT,"
Ke dua pria itu meringis ke sakitan kala Rasya menjewer kuat telinga ke dua nya
"Rasain, Emang enak," Elis meras puas melihat itu,
"Kenapa kalian nggak ber tanggung jawab Haa, kalian nge jatuhin gerobak penjual Lion,Evan," tekan Rasya menambah mengeras kan jeweran nya
"AKH AKHH, YA YA MAAP,"
"IYA KAKAK IPAR KITA JUGA AKHH KAGET, MA-MAKA NYA LARI,"
"Boong tuh kak rasya," Elis ter senyum puas
Ke tiga perempuan lain nya ter tawa melihat wajah Ke dua pria itu yang merintih ke sakitan
"Tidak ada alasan, sekarang kalian datangin penjual nya dsn ganti rugi,dasar Cowok nggak ber tanggung jawab," Rasya kini melepas kan jeweran nya dengan kasar dan ber sedekap dada
Ke dua pria itu mengusap ke dua telinga mereka yang kini memerah
"Buat apa, kita juga nggak sengaja iya nggak," Evan me nyenggol lengan Lion
"Hu'um,"
Rasya Melotot tak percaya, "KALIAN"
ke dua nya kini ciut dan beranjak lari dari sana
"MINTA MAAF LAH KALIAN, JIKA TIDAK JANGAN PULANG KE SINI," Teriak Rasya
"IYA NEK LAMPIR," kompak ke dua nya
Hal itu membuat mereka seketika ter gelak, Kecuali Rasya yang menahan emosi nya