Antara Cinta Dan Pernikahan

Zahra keluar dari kamar mandinya. Matanya melebar, kala melihat sosok yang menakutkan tengah duduk disofa menatapnya tajam sambil berpangku tangan.

Wanita muda itu menundukkan kepalanya, ketika sosok tersebut berjalan mendekat ke arahnya. Tangannya saling meremas dan tubuhnya bergetar saat sosok itu sudah berada dihadapannya.

" Bu so-phi" gumam zahra tanpa suara.

" Sudah kuperingatkan jangan menggoda anakku. Masih saja kau menggodanya" ujar wanita paruh baya itu.

" Ini! Jangan lupa kau meminumnya ! Jangan sampai benih anakku tumbuh dirahimmu! Aku tak sudi punya cucu dari mu" ujar bu sophi sembari memberikan paksa botol putih dengan menarik tangan zahra.

" Satu hal lagi, bujuk zayn agar menceraikanmu. Jika kau menolaknya aku akan hancurkan keluargamu. Aku tak butuh dirimu untuk menjadi menantuku. Aku bisa mencarikan wanita yang lebih baik dari dirimu, jadi kau harus ingat siapa dirimu. Hanya anak babu" ujarnya lagi.

Wanita paruh baya itu pun pergi tanpa menoleh lagi. Berseringai puas, karena berhasil menekan menantu yang tak diinginkannya.

Dengan tangan gemetar zahra menggenggam kuat botol itu, dan sedetik kemudian tubuhnya luruh. Wanita muda itu menangis terisak mengingat ancaman ibu mertuanya.

" Salahku apa Tuhan? Bukan hidup seperti ini yang aku inginkan? Tolong aku bu ... Ibu ... Zahra udah gak kuat" ucapnya ditengah isakannya sambil menggenggam botol putih itu semakin kuat seakan ingin meremukkan hati ibu mertuanya yang kejam.

Jesica yang dari tadi mendengar dan melihat perlahan iba. Di ambang pintu kamar abangnya wanita yang hampir 20 tahun itu, melihat sikap ibunya yang menurutnya semakin kejam.

...****************...

Zahra masih terisak kala zayn datang kekamarnya membawa nampan berisi susu dan roti. Ini kali pertama lelaki itu bersikap perhatian padanya.

" Cinta! Apa maksud kamu itu nathan" ujar zayn mengepalkan tangan, lalu memalingkan wajahnya.

Zahra hanya diam melihat kearah zayn yang ia yakini lelaki itu marah. Hanya kata 'maaf' yang bergumam dihatinya.

"Apa kau fikir nathan akan menerima mu, setelah kejadian semalam?" tanya zayn dengan nada sindiran.

" Aku yakin ia akan menerima ku" sahut zahra sembari menghapus air matanya, lalu beranjak dari tempat duduknya.

Melihat wanitanya hendak pergi, zayn menarik tangan istrinya hingga jatuh terduduk dipangkuannya. Zayn mengunci tubuh wanitanya dan menyandarkan dagunya di atas pundak zahra.

" Apa sebegitu sulit melupakan dia?" tanya zayn pelan.

" Apa aku harus menyingkirkan lelaki itu agar kamu hanya melihatku saja ?"

" Katakan padaku apa yang dia punya sehingga kau tak bisa melupakannya?"

Zahra menggigit bibirnya menahan gejolak yang menjalar dihatinya. Suara nafas zayn bisa ia dengar bersahutan dengan detak jantungnya yang tak terkendali.

" A-aku ... Hanya tak bisa menjadi milik anda, Tuan! Aku hanya anak seorang babu" ucap zahra, hanya itu yang ia jadikan sebagai jawaban.

Zayn memejamkan matanya mendengar alasan itu yang menjadi jawaban setiap pertanyannya. Ia ingat ucapan sang nenek semalam.

Hamil, ia harus membuat wanita itu mengandung benihnya mungkin dengan begitu zahra tak bisa lepas darinya.

" Baiklah, tapi aku punya syarat" ucap lelaki itu menatap zahra lekat.

" Apa syarat itu?" tanya zahra merasa lega, dengan antusias ia menoleh ke belakang.

" Beri aku keturunan" jawab zayn dengan tenang.

" Keturunan" gumam wanita muda itu menatap zayn dengan kening berkerut.

" Itu artinya aku harus mengandung dan melahirkan anak tuan. Dan itu artinya setahun lagi" ucap zahra , lalu membalikkan tubuhnya kedepan.

" Itu masih lama, maka yang enak itu anda sedangkan tubuh saya akan berubah setelah melahirkan" protes zahra dengan lantang.

" Katamu, nastar akan menerimamu apa adanya. Kenapa kamu harus marah jika syaratnya itu?" ujar zayn dengan bibir cemberut.

Zahra melepaskan tangan zayn yang memeluknya, lalu beranjak segera. Menjauh dari tuannya dan duduk ditepi ranjang.

" Tidak mau! Bekas semalam saja masih sakit apa lagi jika melahirkan nanti" protes wanita muda itu membuat zayn berseringai.

" Kalo begitu kamu tak bisa kuceraikan selamanya" ujar zayn.

" Kenapa begitu? Apa tak ada syarat lain ?" tanya zahra memangku tangan dengan bibir manyun.

" Jika aku minta uang kau tak akan punya, jadi hanya itu yang paling bisa kau berikan padaku" jawab lelaki itu beranjak dari tempat duduknya, mendekati ranjang dan merebahkan diri disamping ijah.

" Siapa tahu anak kita kembar sepuluh" ujar lelaki itu menjahili.

Zahra menoleh padanya dengan mata memicing.

" Kalo mau kembar sepuluh sewa saja rahim orang" ujar wanita itu beranjak, namun zayn segera menarik tangannya.

Zahra ambruk dan menindih tubuh lelaki itu. Berusaha bangun, namun zayn menguncinya dengan tangan kekarnya.

" Mau coba tanam anak sekarang?" tanya zayn dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Lepas tuan zayn! Lepaskan aku !" pinta zahra meronta-ronta, namun tak bisa.

" Panggil aku mas za, atau sayang" pinta lelaki itu semakin kuat menahan wanitanya.

Suara pintu terbuka terdengar bersamaan dengan suara wanita muda dengan lantang.

" Abang dipanggil ma_" teriak jesica diambang pintu.

Wanita muda itu segera menutup matanya dengan telapak tangan kanan.

" Astaga bang! Ini masih pagi, memang tadi gak puas apa nina ninu nya" ujar jesica dengan nyaring.

"Jangan sampai ijah dipaksa minum obat lagi sama mamah kaya tadi pagi" ujarnya lagi dan langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan kiri.

" Apa kamu bilang?" tanya zayn yang melonggarkan tangannya melepaskan zahra. Segera zahra bangun dan berdiri disamping ranjang.

" Gak ada apa-apa bang" ujar jesi yang langsung berlari pergi.

Zayn bangun dan menengadah ke arah zahra.

" Jawab aku dengan jujur. Apa mamah yang memaksamu bercerai?" tanya zayn mengerutkan dahinya.

"Ti-tidak, Aku mencintai nathan" jawab zahra gugup, lalu berjalan keluar kamar.

Zayn mengepalkan tangannya. Sekarang ia paham bukan karena nathan saja, tapi ibunya.

...****************...

Ditempat lain, dirumah sederhana dika tengah berbincang dengan temannya lewat ponsel. Tanpa ia sadari ibunya tengah duduk dibelakang nya.

" Sudah kubilang tidak seperti itu" ujar dika dengan tegas.

" Kakaku memang menikah dengannya, tapi mereka akan segera berpisah kok. Kak zahra itu hanya pengantin pengganti saja untuk menolong keluarga mereka. Sudah kamu gak usah nanya-nanya itu bukan urusan kamu" ujar anak remaja itu dengan suara yang meninggi.

Dika menaruh ponselnya, setelah memutuskan panggilan secara sepihak.

" Dasar sok tahu!" umpatnya pada orang yang menghubunginya.

Bu fatimah mengerutkan alisnya bingung dengan sikap anak lelakinya. Ia mendekat ke arah dika dan mencolek lengannya.

" Dika! Kamu bicara sama siapa?" tanya bu fatimah membuat remaja itu menoleh.

" Gak apa-apa buk" jawab dika bohong dengan wajah tegang.

" Ayo jujur sama ibu, tadi temanmu kan yang nelpon. kok mereka bisa tahu tentang pernikahan kakakmu?" tanya bu fatimah membuat dika menelan salivanya.

Ibunya tak tahu, jika pernikahan zahra sudah beredar dan namanya dikenal orang. Karena malam ulang tahun perusahaan itulah zayn mengumumkan zahra adalah istrinya.

Zahra dan dika berusaha membuat ibu fatimah tak mengetahuinya. Karena memang pernikahan mereka sejak awal harus dirahasiakan.

" Jadi benar kata tetangga, kalo tuan zayn sudah mengumumkan pernikahan nya dengan kakakmu. Iya kan dik!" tanya bu fatimah mendesak dika untuk jujur.

Sedangkan dika hanya menundukkan kepalanya.

" Bagaimana nasib kakakmu dik?" tanya bu fatimah dengan wajah cemas, lalu terduduk di kursi yang tak jauh darinya.

" Pantes tetangga bilang kakak kamu udah jadi orang kaya. Jadi mereka semua sudah tahu dik. Sekarang juga ayo kita ketemu kakakmu dik. Telpon dia sekarang ada dimana?" ucap bu fatimah menyuruh dika menghubungi zahra.

" Gak bisa bu! Nanti kalo ketemu mak lampir gimana ?" ujar dika menolak ajakan sang ibu.

" Ibu gak tenang ini dik, ayo cepat hubungi kakakmu!" titahnya dengan nada memaksa.