NovelToon NovelToon
Secret With Bad Boy

Secret With Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College
Popularitas:893.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Naya_handa

Kinanti Amelia, remaja pintar yang terpaksa harus pindah sekolah karena mengikuti ayahnya.

Ia masuk ke sekolah terbaik dengan tingkat kenakalan remaja yang cukup tinggi.

Di sekolah barunya ia berusaha menghindari segala macam urusan dengan anak-anak nakal agar bisa lulus dan mendapatkan beasiswa. Namun takdir mempertemukan Kinanti dengan Bad Boy sekolah bernama Kalantara Aksa Yudhstira.

Berbekal rahasia Kinanti, Kalantara memaksa Kinanti untuk membantunya belajar agar tidak dipindahkan keluar negeri oleh orang tuanya.

Akankah Kala berhasil memaksa Kinan untuk membantunya?

Rahasia apa yang digunakan Kala agar Kinan mengikuti keinginanya?

ig: Naya_handa , fb: naya handa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia ayah

Setelah terjebak kemacetan beberapa lama, akhirnya Lukman dan Kinanti tiba di halaman sebuah rumah sederhana di salah satu sudut kota Jakarta. Rumah ini akan menjadi tempat tinggal bersama Lukman selama mereka tinggal di Jakarta. Rumahnya memang tidak terlalu besar tapi cukup untuk ditinggali oleh ayah dan anak tersebut.

Menahan keinginan miksinya, membuat Kinanti kesakitan. Saat mobil berhenti, ia segera turun dan berlari ke pintu.

“Ayah, kuncinya mana?” teriak Kinanti yang sudah tidak kuat menahan kandung kemihnya yang penuh.

“Sebentar Kinan.” Lukman segera turun dan menyusul putrinya.

Kinanti sudah tidak bisa menahannya. Ia berjinjit-jinjit kecil sambil memegangi perutnya saat Lukman membuka pintu rumah. Ia sudah berkeringat dingin.

“Toiletnya di sebelah dapur.” Teriak Lukman saat pintu berhasil terbuka.

Kinanti tidak menyahuti, ia segera berlari masuk kemudian hanya suara pintu tertutup saja yang di dengar Lukman.

“Dasar anak kecil. Ckckckck....” Ujar Lukman sambil tersenyum kecil melihat tingkah putrinya.

“Hah ....” Kinanti menghembuskan nafasnya lega setelah akhirnya bisa membuang cairan dari dalam kandung kemihnya ini. Rasanya lega sekali.

Setelah selesai, ia baru sadar kalau kamar mandi yang ia tuju sangatlah lucu. Warna keramiknya merah muda, seperti warna kesayangan gadis pada umumnya. Kamar mandinya juga sangat bersih. Sepertinya pemilik rumah sebelumnya merawat rumah ini dengan baik.

“Ayah, kamar mandinya bersih banget.” Cicit Kinanti setelah keluar dari kamar mandi dan menemui Lukman.

Laki-laki itu sedang menurunkan barang-barang mereka dan Kinanti segera ikut membantu.

“Iya, pemilik sebelumnya sangat menjaga rumah ini, jadi semua ruangannya sangat bersih.” Sahut Lukman, mengoper tas tenteng berisi makanan bekal mereka, pada Kinanti.

“Pantesan. Ini kita ngontrak berapa lama ayah?” Kinanti menaruh tas berisi makanan itu di atas meja yang ada di teras rumah.

“Kita gak ngontrak, ayah dapet rumah ini over credit dari temen ayah. Kita tinggal lunasin sisa cicilan rumah ini selama satu tahun ke depan.” Terang Lukman. Ia menurunkan koper yang berukuran cukup besar dan menaruhnya di dekat pintu.

“Hah, beneran ayah? Jadi nanti rumah ini akan jadi rumah kita?” seru Kinanti dengan mata berbinar.

Lukman berhenti sejenak untuk tersenyum dan mengiyakan pertanyaan putrinya.

“Iyaaa. Ayah kan udah pernah bilang, nanti kita akan menetap di ibu kota, supaya kalau kamu mau mengakses apapun lebih mudah. Gak tertinggal seperti waktu kamu tinggal di daerah.”

“Untungnya, uang tabungan ayah cukup untuk over credit rumah ini. Jadi rumah ini akan menjadi rumah kita selamanya.” Ungkap Lukman.

“Akhirnyaaaaa, kita benar-benar punya rumah ayah. Gak tinggal di mes karyawan atau kontrakan lagi. Makasih banyak ayah ....” Kinanti berhambur memeluk Lukman yang berkeringat.

“Hahahaha iyaa... maaf yaa, karena kamu cukup lama harus tinggal di rumah kontrakan yang jauh dari kata layak. Ayah harap, walaupun rumah ini sederhana, kamu bisa kerasan tinggal di sini.” Ungkap Lukman sambil mengusap pucuk kepala putrinya lalu mengecupnya.

“Eeemmm ... kenapa ayah minta maaf segala. Ayah udah berusaha keras untuk Kinan, Kinan akan merawat rumah ini dengan baik."

"Selain itu, dengan rumah yang nyaman, Kinan akan semakin giat belajar untuk mengejar cita-cita Kinan, supaya kelak ayah hanya perlu duduk manis dan Kinan yang akan memenuhi semua kebutuhan ayah. Ayah harus bahagia dan tenang di masa tua ayah nantinya.” Ungkap Kinanti penuh kesungguhan.

“Iya nak.” Mata Lukman berkaca-kaca mendengar penuturan ayahnya. Ia sampai tidak bisa berkata-kata. Kalimat Kinanti yang manis seperti ini selalu berhasil membuat hatinya meleleh sekaligus memberinya asupan semangat.

“Syukurlah kalau Kinan mau merawat rumah ini. Kita beruntung karena mendapatkan rumah yang sudah dilengkapi dengan tempat tidur dan furnitur penting lainnya. Kamar Kinan bahkan sudah siap di lantai atas. Pergilah untuk melihat.”

“Eeemmm terima kasih banyak, ayah." Kinanti mengeratkan pelukannya beberapa saat.

"Kalau gitu, Kinan mau liat-liat dulu ya ayah. Beberapa barang, Kinan bawa masuk." Ujarnya dengan semangat.

"Iya, pergilah."

Dengan tangannya yang kurus, Kinanti mengangkut satu per satu barang yang bisa ia bawa masuk. Mengumpulkannya di ruang tamu, agar mudah untuk ia rapikan.

"Ayah, yang ini kamar ayah kan?” teriak Kinanti dari pintu. Ia menunjuk satu kamar paling besar di lantai satu.

“Iya. Ayah menjelang tua, kalau kamar ayah di atas, nanti repot naik turun tangganya.”

“Nggak lah, ayah selalu muda. Dan harus selalu muda serta penuh semangat. Karena, ayah harus selalu ada di samping Kinan, sampai kapanpun.” Tegas Kinanti.

Lukman hanya tersenyum kelu, lantas menganggukkan kepalanya pada Kinanti. Ia selalu suka melihat senyum ceria yang terbit dari bibir putrinya.

“Kinan bawa barang ayah masuk yah.” Kinanti menarik koper Lukman yang lumayan besar.

“Gak usah nak, itu berat. Nanti aja sama ayah.” Tolak Lukman.

“Berat apanya, ini kan ada rodanya.” Kilah Kinanti.

Ia tetap menarik koper besar itu menuju kamar Lukman. Menempatkan baju-baju Lukman di dalam lemari berdasarkan jenis pakaian yang biasa Lukman pakai hingga menaruh koper kosong di salah satu sudut kamar.

"Okey, jendelanya di buka dulu, supaya ada udara segar yang masuk." Kinanti beralih ke jendela kamar Lukman. Ia membukanya lebar-lebar dan dari tempatnya ia bisa melihat punggung sang ayah yang masih berada di dekat mobil.

"Kinan sayang ayah. Sehat selalu ayah." Gumam Kinanti, menatap bangga pada Lukman.

Puas memandangi punggung Lukman yang sudah tidak setegap dulu, Kinanti melanjutkan pekerjaannya dengan merapikan barang-barang lain. Tidak banyak yang ia rapikan karena barang mereka hanya sedikit. Sebelum ke lantai atas, Kinanti mengambilkan satu mug air minum dan menaruhnya di atas meja. Air minum itu untuk ayahnya.

Beberapa saat Kinanti termenung, memandangi sosok laki-laki yang sudah tidak muda lagi itu. Sebagian rambutnya bahkan sudah memutih dengan kulit yang hitam legam terpapar sinar matahari. Seringnya Lukman bekerja di lapangan, membuat ia harus berhadapan langsung dengan teriknya matahari.

“Terima kasih ayah, ayah udah ngasih banyak hal buat Kinan. Ayah selalu bekerja keras untuk Kinan. Ayah adalah laki-laki terhebat di Kinan.” Batin Kinanti. Ia mengarahkan tangannya ke arah Lukman lantas membuat bentuk hati khas idol Korea Selatan dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

"Saranghaeyo ayah?" ucapnya sambil tersenyum kecil.

Setelah puas memandangi Lukman, Kinantipun pergi ke lantai atas untuk merapikan barang-barang miliknya.

Baru beberapa saat Kinanti pergi, tiba-tiba saja Lukman terbatuk. Cepat-cepat ia masuk ke dalam mobil dan menutup pintu serta jendela mobil.

“Uhuk! Uhuk!” batuk Lukman semakin keras saja. Ia menekan hidungnya yang selalu terasa sakit saat batuk atau bersin. Ia buru-buru mencari tissue dan lagi, darah segar ikut termuntahkan bersamaan dengan air liurnya dari dalam mulut.

Lukman menatap darah di tissue itu dengan khawatir. Cepat-cepat ia membuang tisue itu ke selokan di depan rumahnya agar tidak di lihat Kinanti.

Ya, ia tidak mau Kinanti tahu apa yang terjadi padanya. Anaknya hanya harus tahu kalau ia baik-baik saja.

*****

1
neni onet
lopyu riko 😍
neni onet
ringkas dan tepat sasaran 😁
Ran Tea
Luar biasa
neni onet
jangan bilang klo perselingkuhan emaknya juga gegara campur tangan neeh bocah, berarti pas kalanterpuruk juga sebenernya dia tau emaknya yang jadi biang keladi 🤨
neni onet
untung kinan dah lapor polisi, ga sabar nungguin reaksi papa Kala tau anak sambung kesayangannya ternyata bobrok /Grin/
Risma Eandless
Lumayan
neni onet
Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan umatNya, tapi tolong yang Thor jangan tambah beban buat anak gadisnya pak Lukman. . .
As Hen
sudah mulai usil..
Rini Anggraini
Luar biasa
Tia rabbani
wah, tamat, 😢
DFD Mom
penjaga gerbang ajapun belagu nya minta ampun...
ira rodi
omong2 demian sama yudistira gak ada yah...
ira rodi
jangan sampe demian anak dari ibu sambung kala...alias saudara tirinya....
@sulha faqih aysha💞
senjata makan tuan Lo Demian niat hati ingin menunjukan rasa peduli Lo dan ingin menjadi pahlawan kesiangan eh ga tahunya Lo sendiri yang banyak belur tapi baguslah nanti suatu saat nanti kedokmu akan terbongkar
@sulha faqih aysha💞
seribet ini mengungkap rasa cintamu kepada kinan
@sulha faqih aysha💞
semangat kala tunjukan pada papamu buktikan omongan papamu Sebangau batu loncatan di mana ada kemauan disitu pasti ada jalan 💪
@sulha faqih aysha💞
apakah itu kala atau Demian yang menguping 🤔
@sulha faqih aysha💞
jangan kembek Kinan jangan mentang mentang dia orang kaya bisa nindas kamu seenaknya Kamu harus bisa lawan
@sulha faqih aysha💞
gengsi aja padahal lapar
@sulha faqih aysha💞
mampir Thor langsung ke favorit 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!