Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi dan Kejutannya
Cahaya yang masih temaram dan udara yang begitu segar, membuat Shera merasa seperti di kehidupan lampau nya. Dengan pakaian yang nyaman digunakannya, Shera memulai gerakan demi gerakan yang membuat tubuhnya jadi lebih sehat.
Sesekali dia mencari posisi yang nyaman, karena perutnya yang masih belum pulih dan harus dijaga untuk sementara. Shera melakukan gerakan lotus sambil memejamkan matanya. Memilih tempat dengan nuansa alam buatan, membuat Shera menjadi lebih fokus.
Hening, Shera seolah menyatu dalam keheningan selain suara burung yang berkicau dan kupu-kupu yang berterbangan di antara bunga yang mekar.
Beberapa saat, sepasang matanya tampak bergerak gelisah. Dan langsung saja Shera melakukan gerak berpindah posisi dari depan hingga ke belakang, dan.....
"Kau!" Ucap Shera setelah membuka matanya tapi tidak dengan tangannya yang mengunci pergerakan sosok itu.
"Shera, lepas...." Ucap Abra yang membuat Shera langsung melepaskannya.
Abra mengurut pelan tangannya yang dicengkeram bukan main oleh Shera. 'Tenaga nya kuat.' itulah yang dapat rasakan Abra.
"Shera kau ingin mematahkan lengan ku?" Ucap Abra menatap Shera yang terlihat biasa saja.
"Itu perlindungan diriku, siapa yang tau lawan dan kawan saat ini." Tutur Shera dengan entengnya.
"Kau, sejak kapan...."
"Apa sekarang kau begitu penasaran dengan kegiatan ku?" Tanya Shera dengan gaya berkecak pinggang, tak lupa dengan mata yang memicing.
"Kau percaya diri sekali." Ucap Abra.
"Tapi kenyataannya begitu. Sudahlah! Kenapa kau kesini, aku tidak memanggil mu, seperti yang akan kau katakan seperti dulunya."
"Ini rumahku, aku bebas kemana saja." Ucap Abra mempertahankan wajah datarnya.
"Aaaa, ya. Itu tidak masalah. Tapi, siapapun akan langsung ke kamar mandi setelah bangun tidur. Atau minum sejenak, tapi kau tidak terlihat keduanya." Ucap Shera dengan tatapan menyelidik nya, dan sontak membuat Abra langsung memalingkan wajahnya.
"Kenapa kau disini? Apa yang kau lakukan?" Shera tertawa kecil mendengar pertanyaan Abra dan justru membuat Abra langsung sadar.
"Lihat? Kau begitu penasaran dengan kegiatan ku. Apa kau lupa dengan perjanjian kita?"
"Sepertinya ucapan mama benar, kau mengajukan perpisahan."
"Ya, bukankah itu yang seharusnya? Kenapa kau terlihat jadi korban disini?"
"Tentu saja! Karena kau, aku terikat selama 2 tahun dengan pernikahan tidak sehat ini!" Abra terlihat marah dengan guratan urat dilehernya.
"Kalau begitu sudah ku katakan! Kita tidak punya hubungan lagi! Kau pikir aku mau melanjutkan pernikahan ini dengan mu? Aku jawab sekarang! Tidak! Dan...." Shera menggoyangkan jari telunjuknya sebelum Abra bicara.
"Jangan mengaitkan ini dengan kata masa lalu, dulunya atau apapun itu! Itu tidak berlaku lagi bagiku! Hmmm...." Shera menatap wajah Abra dan bicara dengan penekanan padanya.
"Baik, kau ingin pisah? Suratnya akan segera datang! Dan aku harap kau akan segera menandatangani nya! Tanpa perlu drama lagi!"
"Tentu! Bahkan sekarang jika ada, aku akan menandatangani nya!" Shera langsung melenggang pergi dan begitu juga dengan Abra, keduanya melangkah dengan arah yang berbeda.
"Dasar pengganggu! Dia mengacaukan pagi ku! Tiga bulan disini, bisa membuat ku hilang kendali!" Shera langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang, dan melirik putranya yang masih tertidur pulas di box bayi nya.
**********
"Beraninya dia mengatakan itu padaku! Dia ingin membuang ku? Tidak! Aku yang akan membuangnya! Shera! Sshhh." Abra meringis ketika melihat kembali cengkraman tangan Shera padanya.
"Bagaimana bisa ia bisa memiliki tenaga seperti itu? Apa di meja operasi dia mendapatkan nya? Aghhhh!" Abra mengacak rambutnya dengan frustasi dan langsung menuju tempat gym untuk melampiaskan kekesalannya.
Sarapan pagi langsung tersedia, semuanya tampak berkumpul seperti sebuah keluarga yang harmonis. "Dimana Shera?" Tanya Joseph pada salah satu pelayan disana.
"Nona Shera....."
"Apalagi, paling belum bangun! Pasti tidak ingat sudah jadi seorang ibu!" Viola langsung menyerobot membuat pelayan itu terdiam.
"Selamat pagi!" Suara lembut dengan wajah cantik dan bibir yang tersenyum indah itu datang dengan kereta bayi yang terdapat Leo di sana.
"Selamat pagi juga, oh cucu kakek! Wanginya! Darimana Leo tampan kakek, hmm?"
"Dari berjemur Kakek, supaya sehat dan Leo kuat." Ucap Shera dengan manis, dan tentu saja tidak luput dari mata Viola dan Abra.
Joseph yang baru saja bertemu dengan cucunya pagi ini, langsung menggendong Leo dan membawanya duduk di meja makan. "Tampan nya... Sangat wangi! Ibumu menyiapkan mu dengan baik."
Viola menatap Shera yang sudah rapi dan bersih ditambah dengan kecantikannya. Dan Viola menatap ke arah suaminya yang tampak senang bermain dengan cucu nya, tak jauh berada dari suaminya. Viola bergeser perlahan dan matanya langsung bertemu dengan sosok mungil yang menawan.
'Duplikat Abra!' ucapnya dengan mata yang masih menatap Leo.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.