KESEMPATAN KEDUA

Akhirnya Anita bisa bernafas lega, anak yang sangat ia sayangi kini masih punya harapan untuk bertahan lebih lama. Uang yang Vania hasilkan selama ini habis untuk biaya rumah sakitnya.

Para dokter memindahkan Vania ke ruangan VIP dan memberikan pelayanan yang lebih baik. Untunglah Beby datang tepat waktu jika tidak mungkin kini ia sudah meninggal dan jiwanya akan lenyap. Ia merasa berhutang budi dengan Beby sebab ia menggunakan uangnya untuk biaya rumah sakitnya.

Karena biaya rumah sakit yang cukup besar ia mencoba untuk meminta bantuan ayahnya. Ia keluar ruangan untuk menelfon ayahnya.

"Halo Ayah, "

"Iya sayang ada apa? "

"Ayah bolehkah Beby meminta bantuan pada Ayah, "

"Tentu sayang, kamu perlu apa, Tapi kenapa kamu butuh bantuan ayah, memangnya kamu dimana. "

"Maaf ayah, Beby pergi tanpa memberitahu Ayah,saat ini Beby ada di Rumah Sakit. Ada teman Beby yang sedang koma dan membutuhkan biaya besar.Ibunya tidak punya cukup uang untuk membayar biaya Rumah Sakit. Beby ingin membantunya, tapi Beby tak punya uang sebanyak itu Yah, "

"Tentu sayang, kamu boleh membantunya. Bilang saja berapa biayanya nanti Ayah akan kirim uangnya. Ayah senang kamu perduli dengan sesama. "

"Terimakasih ya Ayah. "

"Iya sayang. "

Sungguh Beby merasa bahagia ternyata ayah Beby memiliki hati yang dermawan. Beda dengan ibu tirinya. Ia merasa sangat nyaman jika berada didekat Charles seolah ia sudah mengenalnya cukup lama. Ia juga bahkan sudah menganggap Charles sebagai ayahnya sendiri .

Beby senang akhirnya ia bisa membantu ibu Anita. Setelah mendapat kiriman uang dari Charles ia segera pergi ke bagian Administrasi. Ia melunasi semua biayanya.Beby berjalan kembali ke dalam ruangan. Ia melihat Anita yang sedang duduk di samping Vania. Ia menggenggam erat tangannya.

"Maafkan ibu sayang. Gara-gara ibu kamu hampir saja kehilangan nyawamu. "

Beby menghampiri Anita. "Semua itu bukan salah ibu, ibu tidak boleh menyalahkan diri sendiri seperti itu. Vania juga pasti akan sedih jika tau ibunya menyalahkan dirinya sendiri. "

"Ini semua gara-gara ibu Nak. Andaikan ibu punya banyak uang pasti ibu bisa membayar semua biaya perawatannya.Ibu pasti akan mengganti uang kamu. " Tutur Anita sambil menggenggam tangan Beby.

"Sudahlah Bu, jangan fikirkan itu dulu. Yang penting sekarang fikirkan kak Vania, semoga ia segera sadar. Pasti ia sangat merindukan ibunya."

"Ia Nak, Ibu tak punya siapapun lagi selain dia. " Anita menangis.

"Sekarang ada saya Bu, saya yang akan menemani Ibu. Bolehkah saya menganggap Ibu sebagai ibu saya sendiri. Ibu saya sudah lama meninggal. Saya punya ibu tiri namun ia sangat kejam. "

Anita memeluk Beby. "Malangnya.Tentu sayang, kamu boleh menganggap ibu sebagai ibu kamu. "

Beby membalas pelukan Anita. Ia sangat merindukan pelukan ibunya. Akhirnya kini ia bisa memeluknya lagi walaupun ibunya tak tau jika ia adalah Vania. Setidaknya dengan cara ini ia bisa menjaga ibunya.

"Ibu pasti tidak pernah istirahat. Kak Vania sekarang sudah di tempat yang nyaman sekarang giliran Ibu yang istirahat. Ya Bu, "

"Ibu gak mungkin meninggalkan Vania sendirian Nak. Ibu tidak tega meninggalkannya. "

Beby membimbing Anita untuk duduk di sofa. "Kaka Vania pasti sedih jika melihat ibu seperti ini. Ibu harus jaga kesehatan juga, saya akan antar ibu pulang untuk istirahat dulu. Ibu gak boleh menolak . "

"Iya Nak, ibu juga sudah lama tidak pulang. "

DUKUNG AUTHOR DENGA LIKE, KOMENT DAN VOTE.