Sequel dari novel Pesona Ayah Mertua.
Terpaksa menikah dengan Uncle Dom yang super dingin datar, membuat Emily merasa seperti tokoh protagonis wanita yang ada di dalam novel yang berperan menjadi istri yang tidak di inginkan oleh suaminya sendiri.
Penasaran dengan kisahnya? Jangan lupa subscribe agar kalian tidak ketinggalan pemberitahuan update Novel ini.
Follow IG emak @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pertama
Pernah tidak mendengar sebuah kalimat, "menikahlah dan menjadi pasangan paling berbahagia."
Namun, sebuah kalimat tersebut sepertinya tidak berlaku untuk Dom dan Emily. Pengantin baru itu terlihat seperti bermusuhan. Keduanya saling diam dan tidak bertegur sapa. Bahkan saat berada di dalam kamar seperti saat ini pun mereka saling diam. Saling duduk di tepian tempat tidur di kedua belah sisi, saling memunggungi.
Suara detikan jam seolah menjadi sebuah irama memecah kesunyian di dalam kamar tersebut.
Emily sudah tidak tahan lagi dengan suasana yang menurutnya sangat awkward atau aneh. Emily memberanikan diri untuk menoleh ke belakang dan memanggil Dom.
"Uncle, malam ini adalah malam pertama kita, jadi—"
"Tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu!" ucap Dom terdengar datar dan dingin.
Emily terkesiap saat mendengar ucapan Dom. "Bu-bukan itu yang ingin aku tanyakan ta-tapi—" ucapan Emily terhenti saat Dom kembali memotongnya.
"Aku akan tidur di sofa!" Dom segera beranjak menuju sofa mewah dan luas yang ada di dalam kamarnya.
"Kamar ini adalah milikmu, jadi sebaiknya aku saja yang tidur di sofa," ucapan Emily berhasil menghentikan langkah kaki Dom.
Dom menoleh dan menatap datar gadis kecil yang sudah menjadi istrinya itu.
"Begitukah menurutmu? Baiklah, tidurlah di sofa!" ucap Dom kembali ke tempat tidurnya, mengambil bantal dan selimut lalu di lemparkannya kepada Emily.
Emily dengan sigap menerima bantal dan selimut tersebut.
"Kenapa aku yang harus tidur di sofa di rumahku sendiri?! Pria tua itu sangat tidak berperasaan!" batin Emily kesal.
"Kenapa kamu diam? Jika kamu keberatan, kembalilah ke kamarmu!" ucap Dom seraya merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya, tidak memedulikan Emily yang menatapnya dengan benci.
"Ha ha ha, kenapa aku harus merasa keberatan? Bukankah ucapan suamiku adalah sebuah perintah untukku! Tidur di sofa akan membuatku merasa sangat nyaman," jawab Emily sambil berjalan menuju sofa sambil menggertakkan giginya kesal.
"Nyaman apanya? Di sini sangat sempit dan juga keras!" batin Emily saat merebahkan dirinya di sofa. Walaupun sofa tersebut sangat mewah dan lebar, namun tetap saja tidak nyaman jika untuk tidur.
*
*
"Ini adalah malam pertama mereka. Apakah Dom akan melakukannya?" tanya Bibi Jasmine kepada Hana.
Saat ini kedua wanita itu sedang berada ruang makan, menikmati teh hangat sambil mengobrol.
"Mungkin, tapi kasihan Lily yang masih kecil, dan ini adalah pengalaman pertamanya. Aku harap Dom bisa menahannya," jawab Hana seraya menghela nafas kasar.
"Hana, apakah kamu pernah melihat kucing kecil selamat dari kandang harimau?" tanya Bibi Jasmine lalu menyesap teh hangatnya.
"Si kucing akan mati di terkam harimau," jawab Hana.
"Nah, itu kamu tahu jawabannya. Anggap saja Lily adalah kucing sedangkan Dom adalah harimaunya," jelas Bibi Jasmine.
Sontak saja Hana langsung menelan ludahnya dengan kasar, lalu meminum teh hangatnya itu hingga tandas. Perasaannnya menjadi cemas, dan tidak bisa membayangkan jika putrinya saat ini pasti tengah merasa ketakutan di dalam kamar bersama Dom.
"Bi, aku permisi dulu," pamit Hana, bangkit dari duduknya dan menuju kamar Dom. Ia menjadi penasaran.
Bibi Jasmine pun ikut beranjak dan mengikuti Hana dari belakang.
"Kamu ingin menguping?" tanya Bibi Jasmine tepat di belakang Hana.
Hana yang akan menempelkan telinganya di daun pintu kamar Dom pun terkejut. "Bibi!" kesal Hana.
"He he he." Bibi Jasmine hanya terkekeh pelan menanggapi kekesalan Hana.
***
Jangan lupa like dan Vote-nya❤💃