Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha Penyelamatan
Roro bergegas mencari Armon untuk membicarakan masalah Chila pada lelaki itu.
Kini dia tahu siapa penculiknya dan merasa bersalah karena merasa dirinya adalah penyebab Chila diculik.
Pada saat itu, Armon masih berdiskusi dengan polisi.
"Tuan..." panggil Roro dengan nafas terengah.
Atensi Armon jadi tertuju pada gadis itu.
"Aku tadinya ingin mengajakmu tapi lebih baik suster istirahat saja biar aku dan para polisi yang bekerja," ucap Armon.
"Bukan seperti itu..." Roro meraih tangan Armon untuk mengajak lelaki itu berbicara empat mata.
Armon merasa ada sesuatu yang penting untuk disampaikan jadi dia menurut saja ketika Roro membawanya pergi ke tangga darurat rumah sakit.
Di sana jarang dilewati orang jadi bisa leluasa untuk bicara.
"Tuan, maafkan saya," Roro tiba-tiba bersimpuh di depan Armon.
"Ada apa sebenarnya?" Armon yang terkejut langsung membantu Roro untuk berdiri lagi. "Kenapa melakukan hal seperti ini?"
"Nona Chila diculik karena saya," jelas Roro dengan derai air mata.
"Tenang dulu dan coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi," ucap Armon mencoba menenangkan Roro.
Gadis itu mengatur nafasnya sebelum bercerita, dia sangat merasa bersalah sekali.
"Jadi penculik sebenarnya adalah rentenir yang selama ini mengejar saya, dia bahkan menculik ayah saya juga dan rentenir itu meminta Anda untuk tidak menyertakan polisi dalam kasus ini," jelas Roro pada akhirnya.
Armon mencoba mencerna cerita Roro dan bertanya lebih detail lagi supaya bisa menyimpulkan sesuatu.
"Ayahmu dan Chila hanya umpan dari pamanku maka dari itu rentenir tidak meminta uang padamu melainkan pertukaran," ucap Armon kemudian.
"Maksud Tuan bagaimana?" Roro tidak mengerti dan mencoba mencari kejelasan.
Mau tidak mau Armon harus menceritakan masalah keluarganya.
Dan alasan kenapa selama ini menyembunyikan keberadaan Chila.
Roro langsung mengerti dan merasa kalau Armon adalah pelindung bagi putrinya.
"Kita harus menyusun strategi untuk menyelamatkan nona Chila dan ayahku, Tuan!" usul Roro.
"Sebelum itu, hapus dulu air matamu," Armon refleks menghapus air mata Roro yang masih membasahi pipi.
Dalam keadaan genting begini, sempat-sempatnya Roro terbawa perasaan yang membuat penyakit komplikasinya kambuh.
"Aduh!" Roro memegangi dadanya.
Armon yang sudah terbiasa melihat penyakit aneh itu jadi mengulum senyumnya, sepertinya dia mengerti sekarang penyakit apa yang diderita oleh sang suster.
"Setelah masalah selesai, aku akan mencoba mengobati penyakitmu itu, suster," bisik Armon di telinga Roro.
"Aduh, aduh, aduh..." Roro langsung memundurkan badannya karena mendapatkan bisikan maut itu.
"Ayo kita cepat pergi, Tuan!"
Gadis itu harus menyelamatkan diri dari pesona pak duda.
Sebelum pergi, Armon dan Roro berganti baju terlebih dahulu karena masih memakai seragam rumah sakit.
"Tunggu aku, nona Chila," gumam Roro yang tidak sabar menyelamatkan gadis kecil itu.
"Ayahmu?" tanggap Armon yang mendengar gumaman gadis itu. "Apa kau tidak ingin menyelamatkan ayahmu?"
"Tentu saja aku ingin menyelamatkan dan menjewer kupingnya, sebenarnya ini bukan kejadian pertama kali hanya saja sekarang rasanya berbeda karena ada nona Chila," jelas Roro.
"Aku yakin Chila akan bertahan," ucap Armon berusaha percaya pada putrinya.
Chila adalah anak yang kuat, Armon ingin menanamkan hal itu di kepalanya.
Sebenarnya hasil pemeriksaan Chila sudah keluar dan anak itu siap menerima stem cell.
Kalau saja Chila sampai terluka sedikit saja pasti akan berbahaya bagi pengobatannya.