(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Sulit Percaya
Arion mengendarai mobilnya menuju rumah utama. Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan, dan menguras tenaga. Arion mengusap lehernya beberapa kali, sekaligus memijatnya. Otaknya sedang memikirkan kesehatan putrinya yang sama sekali tidak menunjukkan perkembangan, selain itu ia juga memikirkan ucapan Vicky yang begitu menusuk hatinya.
“Kau adalah ayah dan suami yang buruk!
Kata-Kata itu melekat di hati dan pikirannya. Apakah benar kalau ia adalah suami dan ayah yang buruk? Selama ini ia memang jarang di rumah, dan jarang berkomunikasi dengan anak dan istrinya. Ia merasa selama ini Vicky baik-baik saja, ternyata dugaannya salah.
Arion menghela nafas panjang guna mengurai rasa sesak yang mengepung hatinya. Dan untuk masalah Vittoria, ia tidak mempermasalahkan kalau Vitt bukan darah dagingnya, ia sudah menyayangi Vitt lebih dari apapun.
Tak terasa mobil yang ia kendarai telah sampai di depan pintu gerbang rumah mewah keluarga William yang terletak di pusat kota Milan, Italia.
Arion harus melewati pemeriksaan yang ketat saat akan memasuki rumah tersebut, bahkan senjata apinya di sita. Kejadian penyusup yang akan membunuh Luc membuat keamanan rumah itu semakin diperketat.
“Dia bersih!” ucap penjaga yang baru selesai memeriksa Arion pada rekannya. "Silahkan masuk, Sersan."
Arion mengangguk tanpa ekspresi lalu melanjutkan langkah memasuki rumah, sedangkan mobil yang ia kendarai diparkirkan oleh penjaga di sana menuju garasi.
Arion menatap segala penjuru rumah tersebut yang terlihat remang, minim pencahayaan, dan hanya ada beberapa lampu kecil menyala di setiap ruangan. Arion tak menghentikan langkahnya, kini ia menapaki anak tangga menuju lantai atas.
Sampai di lantai atas, ia terkejut saat melihat Luc baru akan memasuki kamar. “Anda belum tidur?” sapa Arion hanya untuk basa-basi.
“Oh, kau sudah pulang? Aku baru saja selesai dengan pekerjaanku,” ucap Luc pada Arion yang berdiri dengan jarak yang cukup jauh darinya.
“Iya, terima kasih banyak atas bantuan yang sudah Anda berikan Vittoria-putriku,” ungkap Arion seraya mendekati Luc.
“Jangan tersanjung padaku, karena aku memang suka membantu,” jelas Luc, sedikit menyombongkan diri. Kemudian ia membuka pintu kamarnya dengan lebar.
“Tetap saja aku sangat berterima kasih, karena Anda begitu mulia. Aku tidak tahu harus membalas segala kebaikanmu dengan apa,” ucap Arion jujur.
“Bayar dengan kesetiaanmu, Arion,” jawab Luc menatap Arion dengan pandangan sayu.
“Akan aku lakukan!” tegas Arion membalas tatapan Luc dengan dingin.
Luc mendekati Arion kemudian mengusap pundak Arion dengan lembut, entah kenapa malam ini pria tersebut terlihat sangat menggoda dan menggairahkan, kemudian ia berjinjit dan mengecup bibir Arion dengan dalam dan lembut.
Arion diam membeku, kedua tangannya menggantung, dan kedua matanya terpejam saat Luc melabuhkan ciuman lembut di permukaan bibirnya. Dalam benaknya teringat SOP yang harus dipatuhi, akan tetapi hati dan tubuhnya tak sejalan. Darahnya berdesir hebat, apalagi ia sudah lama tidak merasakan kenikmatan dunia.
Persetan! Arion mengumat di dalam hati, kemudian kedua tangannya yang menggantung meraih pinggang ramping Luc bersamaan dengan ia melabuhkan ciuman panas di bibir Luc.
“Kau membuatku dalam masalah!” Arion mendorong Luc ke dalam kamar, lalu mengunci pintu dengan rapat.
Nafas keduanya memburu, serta api gairah telah menguasai tubuh keduanya. Luc mencium bibir Arion dengan buas, sembari melepaskan setiap pakaian yang melekat pada tubuh kekar itu.
“Shiit! Lepaskan rompi menyebalkan itu!” maki Luc saat Arion masih mengenakan rompi anti peluru yang sudah membuat keningnya benjol.
“Akan aku atasi!” Arion melepaskan rompi itu dengan cepat, dan semua kain yang menempel di tubuhnya. Begitu pula dengan Luc melakukan hal yang sama.
Arion dan Luc saling pandang, keduanya terlihat saling menganggumi satu sama lain. Arion yang mempunyai tubuh atletis dan gagah, sedangkan Luc mempunyai tubuh sexy, putih, mulus, dan nyaris tanpa cela.
Dan entah siapa yang memulai, keduanya kembali berciuman panas. Arion menggiring Luc menuju ranjang mewah yang berada di tengah kamar mewah tersebut. Keduanya sudah sangat bergairah, Arion melepaskan ciumannya kemudian membuka kedua paha Luc dengan lebar seraya mengatur posisi dan memegang senjatanya agar masuk sempurna ke dalam lembah itu. Dengan tidak sabaran ia langsung menancapkan senjatanya.
“Arghhhh! Shiit! Aku masih perawan!” pekik Luc saat Arion menghujamkan senjata ke area intinya.
“What!” pekik Arion seraya beranjak, menghentikan semuanya. Pantas saja ia merasa kesulitan saat memasukkan senjatanya. Ini sulit untuk di percaya.
“Hei! Jangan pedulikan, ayo lanjutkan!” ucap Luc pada Arion dengan nafas terengah dan kedua mata berkabut gairah.
“Tapi …”