SEKUEL TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTU
Giana yang sejak kecil kehilangan figur seorang ayah merasa bahagia saat ada seorang laki-laki yang merupakan mahasiswa KKN memberikan perhatian padanya. Siapa sangka karena kesalahpahaman warga, mereka pun dinikahkan.
Giana pikir ia bisa mendapatkan kebahagiaan yang hilang setelah menikah, namun siapa sangka, yang ia dapatkan hanyalah kebencian dan caci maki. Giana yang tidak ingin ibunya hancur mengetahui penderitaannya pun merahasiakan segala pahit getir yang ia terima. Namun, sampai kapankah ia sanggup bertahan apalagi setelah mengetahui sang suami sudah MENDUA.
Bertahan atau menyerah, manakah yang harus Giana pilih?
Yuk ikuti ceritanya!
Please, yang gak benar-benar baca nggak usah kasi ulasan semaunya!
Dan tolong, jangan boom like atau lompat-lompat bacanya karena itu bisa merusak retensi. Terima kasih atas perhatiannya dan selamat membaca. ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSM 16
"Apa kabar, Va?" sapa Asrul yang siang itu ada janji nongkrong dengan sang sahabat.
"Alhamdulillah, baik. Kamu?" tanya Madava balik.
"Seperti yang kau lihat. Terlihat baik, tapi sebenarnya kurang baik." Asrul menjawab sambil tersenyum tipis.
Asrul pun duduk. Di meja sudah terhidang minuman seperti yang bisa mereka minum. Mereka jelas sudah hafal kegemaran dan kesukaan masing-masing. Jadi tanpa menunggu, Madava pun segera memesankan minuman untuk Asrul sebelum ia datang tadi.
"Sepertinya semakin awet muda aja kakek tiga anak ini," seloroh Asrul.
Madava tergelak. "Kapan-kapan mainlah ke rumah. Anggap aja cucuku cucumu juga. Siapa tau awet mudanya nular."
"Baiklah. Aku pun rasanya ingin sekali seperti kamu, Va, tapi ...." Asrul menghela nafas berat. Ia pun ingin menggendong anak kecil, memiliki keluarganya sendiri, tapi entah kapan hal itu bisa terwujud. Asrul sungguh menyesalkan, dulu saat Via mengeluh perutnya sakit, ia justru tak mengindahkan. Bahkan Via harus menjalani persalinan melalui operasi Caesar seorang diri. Membuat Via kecewa berat dan membawa putri mereka sebelum sempat dilihatnya sama sekali. Seandainya ia bisa kembali ke masa lalu, ia akan menjadi suami siaga dan lebih memerhatikan Via, bukannya justru sibuk dengan Gisela.
"Aku tak tahu harus berkata apa, Rul. Ingin memintamu melupakan mereka, tak mungkin. Itu justru terlalu kejam. Apalagi untuk anakmu. Bagaimanapun kisah kalian bermula, anakmu tetaplah anakmu. Sementara untuk terus seperti ini, aku pun tidak tega. Kau terlalu terlarut dalam penyesalan. Aku hanya bisa terus berdoa, Rul, semoga kau diberikan kesempatan untuk bertemu dengan mereka."
"Terima kasih, Va. Terima kasih kau masih mau berteman denganku terlepas dengan apa yang sudah ku lakukan dulu."
"Sudahlah. Jangan ungkit-ungkit itu lagi. Oh, ya, bagaimana kemajuan cafemu? Beberapa waktu lalu aku lewat sana, tampaknya semakin ramai, ya. Apa kamu nggak mau buat cabang?"
"Buat cabang? Untuk apa? Aku tidak memiliki siapa-siapa untuk mewariskannya."
"Untuk saat ini ya mungkin iya, tapi siapa tau 'kan suatu hari nanti kau dipertemukan dengan putrimu dan Via. Tapi yah, semua tergantung kamu. Usia kita ini udah mulai mudah capek. Entar kamu jadi semakin lupa waktu, kerja melulu."
Asrul terkekeh. Mereka pun terus berbincang dan membahas banyak hal. Setelah satu jam mengobrol, mereka pun saling berpamitan.
Di perjalanan pulang, mata Asrul sembari terarah menatap ke jalanan. Berharap ia bisa melihat Via. Setiap bepergian ke mana pun, Asrul memang seperti itu. Siapa tahu, tiba-tiba ia melihat keberadaan Via, bukan?
Saat hendak membelokkan mobilnya ke gerbang cafe, Asrul melihat Giana yang berjalan sedikit sempoyongan. Asrul lantas memperlambat laju mobilnya. Asrul tiba-tiba terkesiap saat Giana berpegangan pada gerbang dan akhirnya terkulai di jalan. Asrul pun segera keluar dari dalam mobil dengan tergesa.
"Giana," pekik Asrul. Tampak sekuriti yang tadi memperhatikan Giana pun berlari mendekat.
"Giana, hei, bangun!" panggil Asrul saat sudah berjongkok di depan Giana. Ia membawa kepala Giana ke pangkuannya dan mencoba membangunkannya. Akan tetapi, ia tak kunjung terbangun.
"Manto, panggil Desti, cepat!" titahnya pada sang sekuriti.
"Baik, Pak." Tak lama kemudian, Desti pun muncul seraya berlari cepat. Ia terkejut melihat keadaan Giana yang sudah pingsan di pangkuan Asrul.
"Desti, kamu masuk ke dalam mobil. Kita bawa Giana ke klinik terdekat saja."
"Baik, Pak."
Desti pun segera masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku belakang. Asrul membawa Giana ke dalam gendongannya dan mendudukkannya di bangku belakang juga dengan dan meminta Desti menyanggah tubuhnya agar tidak terlempar saat mobil melaju.
Setelah memastikan Giana dalam posisi aman, Asrul pun segera masuk ke dalam mobil dan membawanya ke klinik yang tidak begitu jauh dari cafe. Sesampainya di sana, Giana pun segera mendapatkan penanganan dari dokter yang bertugas.
"Dok, ada pasien darurat, Dok. Kebetulan dokter lain juga sedang ada pasien," ujar seorang perawat saat melihat seorang dokter muda baru tiba. Dokter itu pun mengangguk dan segera mengenakan snellinya. Ia bergegas masuk ke ruang UGD untuk memeriksa pasien yang dimaksud. Betapa terkejutnya sang dokter saat melihat pasien yang sudah terkulai tak sadarkan diri di atas brankar.
"Giana ...."
*
*
*
"Keluarga pasien?" panggil seorang perawat. Dokter yang tadi menangani Giana pun juga keluar. Saat melihat Asrul, ia pun segera menghampiri.
"Apa Anda ayah pasien?"
Asrul sontak saja terkejut. "Bu---bukan. Saya ... atasannya di tempatnya bekerja," jawab Asrul tergagap.
"Ah, maaf, saya pikir Anda ayahnya soalnya wajah Anda sedikit ada kemiripan dengan pasien," ujar dokter yang tak lain adalah Albirru.
Desti yang mendengar pun menoleh pada Asrul. Dia ikut membenarkan kata-kata Albirru membuat Asrul benar-benar terkejut.
"Bagaimana keadaannya? Dia sakit apa?" tanya Asrul khawatir.
"Em, begini, Pak, bagaimana kalau saya menjelaskannya setelah pasien sadar saja."
Asrul terpaksa mengangguk sebab ia merasa tak berhak untuk terlalu ikut campur urusan Giana. Hanya saja, ia pun merasa benar-benar penasaran. Dalam hati Asrul berdoa semoga Giana baik-baik saja.
Setengah jam kemudian, Giana akhirnya sadarkan diri. Ia terkejut saat mengetahui ia sudah berada di rumah sakit. Perawat pun segera memberitahu tentang Giana yang sudah sadarkan diri pada Albirru. Albirru mengangguk. Ia menarik nafas dalam-dalam, merasa gugup karena akhirnya mereka kembali dipertemukan dengan sesuatu yang terlalu mengejutkan. Baik buatnya maupun buat Giana, hal ini memang terlalu mengejutkan.
Saat Albirru melangkah masuk ke ruangan di mana Giana berada, semua mata lantas beralih kepada Albirru. Giana yang melihat Albirru mengenakan snelli sampai mengerjakan mata dan mengucap matanya berkali-kali.
"Ini tidak mungkin? Apa aku berhalusinasi?Mana mungkin kang ojek bisa tiba-tiba menjadi seorang dokter. Kenapa aku akhir-akhir ini jadi sering memikirkan dia sih? Tidak mungkin 'kan kalau aku merindukannya?" monolog Giana dalam hati.
Namun, sapaan Albirru membuat matanya sontak melotot.
"Hai, kau sudah sadarkan diri?"
"Tunggu, tunggu, suara ini ... Kamu ...."
Albirru terkekeh. "Yah, ini aku."
Desti dan Asrul, mereka tidak menyangka kalau Giana mengenal dokter muda itu.
"Jadi kamu ...."
"Oh, ya, mengenai penyebab pingsannya kamu, aku sudah meminta dokter spesialis obgyn untuk memastikannya."
"Apa? Dokter apa tadi? Maaf, aku ... tidak mengerti. Apakah aku sakit parah?" tanya Giana panik.
Albirru tersenyum. "Bukan. Dokter obgyn itu dokter kandungan," ucap Albirru sedikit miris. Saat melakukan pemeriksaan tadi, ia melihat tanda-tanda kehamilan pada Giana. Karena itu, ia pun sudah meminta dokter obgyn untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah Giana sadar.
Mengetahui tanda-tanda kehamilan Giana, membuat dada Albirru seketika sesak. Tak dapat ia pungkiri, ia sedikit kecewa. Bukan kecewa dengan kehamilan Giana, tapi ia kecewa karena artinya Giana masih bisa rujuk dengan mantan suaminya.
"Apakah ini yang dinamakan patah hati?"
Bunga yang masih kuncup itu seketika layu mengetahui fakta kehamilan wanita yang sudah mencuri perhatiannya itu.
Dan akhir nya Angel pun tahu kelakuan keluarga nya Herdan suami nya seruuuu
hajar suami dan mertua mu dirumah ngel....
hussssssss mending diam aja,,,
takut nya bentar lagi kalian hidup dibawah kolong jembatan🤣🤣