NovelToon NovelToon
Claimed And Kept

Claimed And Kept

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cinta Terlarang / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Office Romance
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Kyurincho

"Aku memang lebih muda darimu, Elea," bisik Darren dengan suara rendah, nyaris berdesir di telinganya. Napas hangatnya menggelitik kulit Elea, membuat tubuhnya tanpa sadar bergetar. "Tapi, aku tetaplah seorang pria normal," lanjutnya, suaranya penuh keyakinan, meninggalkan ketegangan yang menggantung di antara mereka.

***

Darren Alaric Everleigh, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar, memutuskan untuk menjalani kehidupan yang berbeda. Menyamar sebagai karyawan biasa, ia masuk ke perusahaan milik keluarganya tanpa seorang pun tahu siapa dirinya sebenarnya. Namun, hidupnya berubah saat ia ditempatkan sebagai asisten Elea Victoria Whitmore.

Elea adalah seorang wanita pekerja keras yang diam-diam menyimpan mimpi besar. Namun, mimpi itu selalu dihancurkan oleh suaminya, Adrian, seorang pria yang tidak pernah mendukungnya. Di tengah tekanan pekerjaan dan pernikahan yang dingin, Elea menemukan kenyamanan dalam kehadiran Darren—seorang asisten muda yang penuh perhatian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyurincho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shattered Trust

“Aku melihatmu tadi,” kata Elea dengan suara yang bergetar. Ia tidak berteriak, tetapi nadanya cukup untuk menghentikan langkah Adrian. “Kau bersama Amanda.”

Adrian terdiam sejenak, lalu berbalik menghadap Elea. Ekspresi wajahnya yang semula tenang berubah tegang. "Amanda adalah salah satu klienku," jawabnya, suaranya tetap tenang, tetapi ada nada defensif yang jelas terdengar.

Elea tersenyum sinis, meskipun matanya mulai basah. “Klien? Klien apa yang membuatmu melingkarkan tanganmu di pinggangnya? Itu bukan urusan pekerjaan, Adrian. Itu...” Elea berhenti, suaranya pecah. “Itu sesuatu yang kau tidak pernah lakukan padaku lagi.”

Adrian menghela napas berat, mengusap wajahnya dengan kedua tangan. "Kau salah paham," katanya, suaranya mulai meninggi. "Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tetapi aku tidak melakukan apa pun yang salah."

Elea tidak bisa menahan amarah dan rasa sakitnya. "Salah paham? Kau serius? Aku tidak buta, Adrian. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!"

Pertengkaran itu semakin memanas. Elea yang biasanya tenang dan rasional sekarang penuh emosi. Semua perasaan yang ia pendam selama ini—kesepian, rasa diabaikan, dan kekecewaan—meledak seperti banjir yang tidak bisa dibendung.

“Aku mencoba, Adrian!” Elea akhirnya berteriak. “Aku mencoba untuk tetap mencintaimu, untuk tetap percaya pada kita, meskipun kau sudah lama berhenti memperhatikan pernikahan ini! Tapi sekarang... sekarang aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan!”

Adrian, yang semula mencoba menahan diri, akhirnya juga kehilangan kesabaran. "Aku lelah, Elea!" balasnya dengan suara keras. "Lelah dengan semua ini! Aku pulang ke rumah hanya untuk mendengar kau menyalahkanku, menghakimiku, tanpa pernah mencoba mengerti!"

“Mengerti?” Elea tertawa pahit, air matanya mulai mengalir. “Apa yang harus aku mengerti, Adrian? Bahwa suamiku lebih memilih menghabiskan malam Natal dengan wanita lain daripada istrinya sendiri?”

Adrian menggeleng frustrasi, mengusap rambutnya. "Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Jika setiap kali aku pulang ke rumah hanya untuk bertengkar denganmu, mungkin aku lebih baik pergi."

Kata-kata itu seperti tamparan keras bagi Elea. Ia terdiam, menatap Adrian dengan tatapan penuh luka. "Kau serius? Kau akan pergi?"

Adrian menatapnya beberapa detik, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia mengambil mantel dan tasnya. "Aku butuh waktu sendiri," katanya pelan, sebelum membuka pintu dan pergi.

Ketika pintu tertutup, keheningan kembali memenuhi rumah. Elea berdiri di tempatnya, merasa hancur. Air matanya mengalir deras, tetapi dia tidak berusaha menghapusnya. Dia hanya berdiri di sana, membiarkan rasa sakitnya membanjiri dirinya. Suara hujan di luar semakin deras, seolah mencerminkan badai di dalam hatinya.

***

Salju mulai turun perlahan, butir-butir putih kecil jatuh tanpa suara di jalanan London yang sunyi. Suara detik jam dari ruang tamu menjadi satu-satunya suara yang menemani Elea di rumahnya, selain suara napasnya yang berat setelah menangis begitu lama. Matanya terasa perih dan berat, tetapi hatinya lebih berat lagi. Malam Natal itu terasa jauh lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu ada sedikit harapan, kali ini hanya ada rasa hampa dan dingin yang menusuk.

Elea menghela napas panjang, menghapus sisa air mata yang membekas di pipinya dengan ujung jari. Tatapannya jatuh pada mantel yang tergantung di dekat pintu. Ia tidak bisa tinggal di rumah ini lagi—tidak malam ini, tidak setelah pertengkarannya dengan Adrian yang masih menggema di kepalanya. Ia butuh udara, meskipun itu berarti berjalan tanpa tujuan di bawah salju malam yang semakin deras.

Dengan langkah berat, Elea meraih mantelnya dan menyelipkan syal di lehernya. Angin dingin langsung menyambut ketika ia membuka pintu depan. Jalanan yang biasanya ramai kini sepi, hanya sesekali terlihat taksi melintas. Ia mulai melangkah tanpa tujuan, membiarkan salju jatuh di atas rambut dan mantelnya.

Namun, baru beberapa langkah keluar dari pintu, sebuah suara memanggil namanya. “Elea!”

Elea berhenti sejenak, suara itu terdengar familier, tetapi ia terlalu lelah untuk berpikir lebih jauh. Ia melanjutkan langkahnya, mengabaikan apa pun yang ia dengar. Tapi suara itu kembali, lebih dekat kali ini, disertai suara langkah kaki yang semakin mendekat.

“Elea, tunggu!”

Ia akhirnya berhenti dan berbalik. Mata cokelat gelapnya membelalak melihat sosok yang berdiri beberapa langkah darinya. Darren.

Darren tampak begitu berbeda malam itu, meskipun ia tetap membawa aura khasnya—pria tampan dengan senyuman menggoda dan mata gelap yang menyimpan misteri. Rambut hitamnya yang biasanya rapi kini terlihat sedikit berantakan oleh salju, tetapi justru itu membuatnya semakin memikat.

“Darren? Apa yang kau lakukan di sini?” Elea bertanya dengan nada bingung, meskipun ada kehangatan kecil dalam suaranya yang ia sendiri tidak sadari.

Darren tidak menjawab. Ia hanya melangkah mendekat, wajahnya penuh perhatian, tetapi juga ada kekhawatiran yang sulit disembunyikan. Sebelum Elea bisa mengatakan apa pun lagi, Darren menariknya ke dalam pelukan hangat.

“Elea,” gumam Darren pelan, suara bariton itu terdengar begitu dekat di telinganya. “Kau tidak seharusnya diperlakukan seperti ini.”

Pelukan itu mengejutkan Elea. Ia berdiri kaku untuk beberapa detik, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Namun, kehangatan tubuh Darren yang kontras dengan dinginnya udara membuat pertahanannya mulai runtuh. Ia tidak membalas pelukan itu, tetapi ia juga tidak berusaha melepaskan diri.

“Darren, apa yang kau lakukan?” Elea akhirnya berkata, suaranya terdengar rapuh. Tangannya tetap menggantung di sisi tubuhnya, tetapi napasnya terasa sesak.

Darren melepaskan pelukannya sedikit, tetapi tetap menjaga jarak yang dekat. Tangannya masih bertumpu ringan di pundak Elea, dan tatapannya menembus matanya. “Aku... aku tidak bisa membiarkanmu sendirian, Elea.”

“Kenapa kau masih di sini?” tanya Elea akhirnya, memecah keheningan. Nada suaranya datar, tetapi matanya penuh kebingungan. “Aku pikir kau sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu, setelah mengantarku.”

Darren tersenyum kecil, sudut bibirnya terangkat dengan cara yang biasa membuat orang lain sulit menebak apakah ia serius atau hanya bercanda. “Aku memang mengantarmu, tapi aku tidak bisa pergi begitu saja. Aku hanya... merasa kau mungkin butuh seseorang malam ini. Setelah... apa yang kau lihat tadi.”

Elea membeku, matanya sedikit melebar. Ia tidak menyangka Darren akan mengungkit itu. Perasaan malu dan sakit hati bercampur dalam hatinya. “Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja,” jawab Elea singkat, berusaha menjaga nada suaranya tetap stabil.

***

1
Sherin Loren
double up
Kyurincho: diusahain yaa /Sob/
total 1 replies
Sherin Loren
double up lah skali2
Kyurincho: oke siap, next part yaa 🤭
total 1 replies
Sherin Loren
up nya jgn 1 thor,kelamaan
Kyurincho: makasih ka, udah setia banget nungguin up nya /Whimper/
total 1 replies
Sherin Loren
lah,kok bolak balik
Sherin Loren: makanya,up aja smpe 45
Kyurincho: maafkan akuuuuu /Sob/
total 7 replies
Sherin Loren
lanjutt,lagi seru bangettt
Kyurincho: siap ka /Determined/
total 1 replies
Sherin Loren
next
Kyurincho: /Smile/
total 1 replies
Sherin Loren
kok diulang2 paragrafnya thor
Kyurincho: iya lagi /Sob/
kayanya authornya butuh liburan
total 1 replies
Sherin Loren
next thor,alurnya dipercepat
Kyurincho: sabar ya ka, lagi disusun biar pas timingnya /Whimper/
total 1 replies
Kyurincho
Recommended
Coffeeandwine
Bagus
Sherin Loren
up nya banyak dan percepat thor
Kyurincho: Ditunggu yaa kaa /Determined/
total 1 replies
Sherin Loren
lanjut byk2 thor
Kyurincho: siap ka, ditunggu yaa..
makasih udah komen, jadi semngat up /Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!