NovelToon NovelToon
Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: icha14

Judul: Bunga yang Layu di Hati Sahabat


Sasa dan Caca adalah sahabat karib sejak SMA. Mereka selalu bersama, berbagi impian, tawa, dan bahkan tangis. Sasa, yang dikenal lembut dan penuh kasih, melanjutkan hidupnya dengan menikahi Arman setelah menyelesaikan kuliah nya, pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. Sementara itu, Caca, yang masih berjuang menemukan cinta sejati, sering merasa kesepian di tengah gemerlap kehidupannya yang tampak sempurna dari luar.

Namun, retakan mulai muncul dalam hubungan persahabatan mereka ketika Caca diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Arman. Perselingkuhan ini dimulai dari pertemuan yang tak disengaja dan berkembang menjadi ikatan penuh godaan yang sulit dipadamkan. Di sisi lain, Sasa merasa ada sesuatu yang berubah, tetapi ia tak pernah membayangkan bahwa sahabat yang paling dipercayainya adalah duri dalam rumah tangganya.

Ketika rahasia itu terungkap, Sasa harus menghadapi penghianatan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mengabaikan

Arman masih berbaring di kasurnya. Lampu kamar sudah ia matikan, tetapi kelopak matanya enggan tertutup. Suara kipas angin yang berputar lembut hanya menambah suasana sepi di kamar mess. Dari luar, terdengar suara jangkrik samar, membuat malam semakin sunyi. Pikiran Arman berputar-putar seperti roda yang tak henti berputar, terutama tentang pertemuannya dengan Caca tadi.

Dia tahu tidak ada gunanya membiarkan hal itu menghantui pikirannya. Tapi bagaimana bisa dia melupakan wajah itu? Wajah yang pernah hampir membuat keluarganya hancur. Apa yang sebenarnya dilakukan Caca di kota kecil ini? Apakah dia datang hanya kebetulan? Atau mungkin ada alasan lain?

Arman menghela napas berat, lalu memutar tubuhnya ke samping. Dia melirik ponselnya yang tergeletak di meja kecil di sebelah kasur. Layarnya redup, tetapi dia tahu ada nama di kontaknya yang bisa sedikit menenangkannya.

“Sasa,” gumamnya pelan. Tangannya meraih ponsel, membuka layar, dan menatap nama istrinya. Rasanya berat untuk menghubunginya sekarang. Ia takut suara gelisahnya akan terdengar dan malah membuat Sasa khawatir.

Namun, rindu berbicara lebih kuat. Lagipula, mendengar suara istrinya selalu bisa membuatnya merasa lebih baik. Dengan ragu, dia menekan ikon panggilan dan mendekatkan ponsel ke telinganya. Nada sambung terdengar, dan tak lama kemudian suara lembut yang sangat ia rindukan menyapanya.

“Halo, Mas. Belum tidur?” suara Sasa terdengar pelan tapi hangat, seperti pelukan yang menghapus lelah.

Arman tersenyum kecil. “Belum, Sa. Mas lagi nggak bisa tidur.”

Sasa terdiam sejenak sebelum menjawab, “Ada apa? Kok suaranya kayak ada yang dipikirin?”

Arman mencoba meredam kegelisahannya, berusaha terdengar santai. “Enggak, kok. Cuma kepikiran kerjaan di sini. Gimana kabarmu, Sa? Sama bayi kita?”

Sasa tertawa kecil. “Kabar kami baik-baik aja. Tadi siang adik kembar ini aktif banget, tendang-tendang terus. Kayaknya mereka lagi seneng main.”

Arman terkekeh mendengar cerita itu. Meskipun jarak memisahkan mereka, bayangan tentang Sasa yang tersenyum sambil mengelus perutnya selalu bisa menghangatkan hati. “Mas jadi makin nggak sabar buat ketemu mereka.”

“Iya, Mas. Aku juga kangen banget sama kamu. Rasanya kayak lama banget, ya, kita nggak bareng,” jawab Sasa, nadanya terdengar melankolis.

Suasana hening sesaat. Arman hampir saja menceritakan tentang Caca, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu. Sasa sedang hamil, dan Arman tidak ingin menambah beban pikirannya.

“Mas janji, nanti kalau cuti, Mas langsung pulang. Kita habiskan waktu bareng-bareng,” kata Arman akhirnya.

Sasa tersenyum kecil di ujung telepon. “Aku tunggu, Mas.”

Obrolan mereka berlanjut, berbicara tentang hal-hal kecil seperti menu makan malam Sasa, perkembangan bayi dalam kandungan, hingga rencana nama untuk anak kembar mereka. Arman merasa jauh lebih tenang setelah mendengar suara istrinya. Meskipun ada rasa bersalah karena menyembunyikan kegelisahan tentang Caca, dia tahu ini adalah keputusan yang tepat untuk saat ini.

Setelah hampir setengah jam berbicara, mereka akhirnya mengakhiri panggilan. Arman meletakkan ponselnya di meja, merasa sedikit lebih lega. Namun, bayangan tentang Caca tetap menggantung di pikirannya.

---

Pagi yang Baru

Keesokan paginya, Arman bangun dengan perasaan yang masih setengah kacau. Meskipun tidur akhirnya datang, itu tidak berlangsung lama. Dia bersiap untuk tugasnya seperti biasa, mengenakan seragam dengan gerakan otomatis. Agus, yang baru keluar dari kamar, menepuk bahunya.

“Pagi, Man. Udah siap tugas?” tanya Agus sambil merapikan kerah seragamnya.

Arman mengangguk, mencoba tersenyum. “Pagi, Gus. Siap, kok.”

Agus menatapnya dengan pandangan curiga. “Lo kelihatan kurang tidur. Masih kepikiran yang tadi malam?”

“Dikit, sih,” jawab Arman sambil menyesap kopi hitam yang sudah ia siapkan sejak tadi.

Agus duduk di kursi di sebelahnya. “Gini, Man. Kalau lo emang ngerasa ada yang aneh, mending lo cari tahu. Kadang ketakutan cuma karena nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Saran Agus sebenarnya masuk akal, tapi Arman ragu. “Gimana caranya, Gus? Gue nggak tahu mulai dari mana.”

“Mulai dari yang lo tahu. Lo bilang dia bareng seorang pria, kan? Kalau memang penting buat lo, coba cari tahu siapa pria itu. Bisa jadi dia cuma kebetulan ada di sini, atau mungkin ada sesuatu,” Agus menjelaskan dengan nada tenang.

Arman terdiam, memikirkan kata-kata itu. Dia tahu Agus benar. Daripada terus-menerus dihantui pikiran buruk, lebih baik mencari kepastian. Tapi bagaimana caranya? Apakah dia harus memulai dengan mencari informasi tentang pria yang bersama Caca?

Fokus yang Terganggu

Setelah percakapan singkat dengan Agus, Arman hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. Dalam hati, dia tahu ada benarnya ucapan temannya itu. Namun, ada bagian dari dirinya yang merasa lebih baik mengabaikan semuanya. Bagaimanapun, dia tidak ingin terseret lagi dalam kekacauan yang pernah hampir menghancurkan hidupnya.

Dia menyesap kopi hitamnya, berusaha menghilangkan kantuk yang menumpuk. Pikirannya kembali ke Sasa dan janin kembar yang sedang tumbuh dalam kandungan istrinya. Itu seharusnya menjadi fokus utamanya, bukan masa lalu yang kini tiba-tiba muncul tanpa peringatan.

“Lo mau gimana, Man? Mau cari tahu?” tanya Agus lagi, memecah keheningan.

Arman menggeleng pelan. “Enggak, Gus. Gue nggak mau pusingin soal itu. Mungkin cuma kebetulan.”

Agus mengerutkan dahi. “Lo yakin? Soalnya, biasanya kalau lo terlalu mikir, lo malah nggak tenang.”

“Gue bakal fokus ke kerjaan aja,” jawab Arman sambil berdiri dan membawa cangkir kopinya ke wastafel kecil di sudut mess. “Masa lalu nggak perlu diungkit lagi. Itu udah lewat.”

Agus hanya mengangguk, meski raut wajahnya menyiratkan bahwa ia tidak sepenuhnya yakin dengan keputusan Arman.

Siang yang Tenang, Pikirannya Kacau

Arman merasa sedikit lebih baik setelah percakapan dengan Agus. Meskipun dia tetap merasa ada beban yang menumpuk, dia tahu bahwa jika terus memikirkannya, pikirannya hanya akan semakin kacau. Hari itu, dia memutuskan untuk fokus pada pekerjaan. Dia harus menyelesaikan proyek penting yang telah lama tertunda. Proyek itu menjadi fokus utama yang harus dia tangani demi memastikan segala sesuatu berjalan lancar di tempatnya bekerja.

Dia menghabiskan waktu berada di lokasi proyek untuk mengawasi para pekerja dengan dan mengecek bahan bahan proyek yang kurang. Kadang, otaknya teralihkan pada Caca, namun ia segera mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak terlalu larut dalam hal itu. Dia berpikir bahwa jika Caca memang berperan dalam masalah lama yang pernah ada, lebih baik ia menjauhinya. Tidak ada gunanya menggali masa lalu yang sudah hampir menghancurkan segalanya.

Pukul 12 siang, Arman merasa perutnya mulai keroncongan. Sebelum beranjak untuk makan siang, dia memutuskan untuk menunaikan sholat Dzuhur. Seperti biasa, sholat menjadi waktu yang menenangkan baginya, memberinya ketenangan dan kesempatan untuk menyendiri sejenak. Setelah selesai, dia berjalan menuju ke tempat makan, untuk menyantap makan siang.

Namun, saat dia baru saja mengambil ponselnya untuk membuka aplikasi pesan, tiba-tiba suara dering ponsel menginterupsi. Nama Sasa muncul di layar. Arman tersenyum tipis. Suara istrinya selalu memberi rasa tenang di hatinya. Dia segera menjawab panggilan tersebut, berharap bisa sedikit melupakan kekhawatirannya tentang Caca dan berfokus pada suaranya yang selalu menenangkan.

“Halo, Sa?” Arman membuka percakapan dengan suara lembut, mencoba untuk tidak terdengar cemas.

“Halo, Mas. Udah sholat Dzuhur?” Sasa terdengar ceria seperti biasa, meskipun ada sedikit nada khawatir dalam suaranya.

“Iya, Sa. Baru aja selesai. Lagi nyiapin makan siang,” jawab Arman sambil berjalan menuju meja makan kecil yang ada di ruangannya.

“Jangan lupa makan ya, Mas. Aku khawatir kamu lupa makan siang lagi. Kapan terakhir kali kamu makan yang bener?” Sasa menegaskan dengan nada lembut yang penuh perhatian.

Arman terkekeh. “Iya, Sa. Jangan khawatir. Mas lagi makan kok. Aku inget kok kamu bilang tadi pagi buat makan siang.”

“Syukurlah kalau gitu,” Sasa menghela napas lega. “Aku kan cuma pengen kamu jaga kesehatan. Jangan sampai kamu sakit. Aku kan lagi hamil, nggak bisa kalau Mas nggak sehat.”

Arman merasa hatinya semakin tenang mendengar perhatian Sasa. “Mas sehat kok, Sayang. Kamu juga harus jaga kesehatan. Bayi-bayi itu butuh perhatian ekstra, kan?”

Sasa tertawa pelan. “Iya, Mas. Mereka juga ikut seneng denger suara kamu. Tapi, jangan lupa makan ya. Kalo nggak, aku bisa marah nanti,” Sasa menambahkan dengan nada bercanda.

1
Ani Aqsa
ceritanya bagus.tp knapa kayak monoton ya agak bosan bacanya..maaf y thor
Lili Inggrid
lanjut
✨HUEVITOSDEITACHI✨🍳
Wuih, nggak sabar lanjutin!
Android 17
Terharu sedih bercampur aduk.
Mắm tôm
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!