Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25.
Austin semakin kuat mencengkram leher Cody, hingga kaki Cody semakin naik lagi ke atas, dan Cody semakin sulit bernafas.
"Austin! lepaskan Cody! kalau tidak! gadis ini akan terluka!!"
Tiba-tiba Austin mendengar suara seorang pria, dengan begitu kencangnya dari arah belakangnya. Membuat semua mata menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Freya sangat terkejut saat seseorang menarik tangannya, dan memiting lengannya kebalik punggungnya. Aleena dengan cepat menghindar dari samping Freya.
Sedikit lagi Aleena juga nyaris seperti Freya, di jadikan pria itu sebagai sandera.
Mata Austin sontak membulat, melihat Freya di jadikan sandera oleh teman Cody. Ia kenal pria itu, rivalnya juga dalam merebut wilayah di bagian barat kota, yang telah berhasil ia kuasai.
Austin melihat lengan Freya yang kurus, di piting dengan paksa ke balik punggung Freya, membuat dada Austin seketika panas.
Melihat gadis kecil, yang tidak memiliki sangkut paut akan perseteruan mereka, di jadikan objek untuk memperdaya dirinya.
Sekali banting, tubuh Cody terhempas ke lantai kapal. Amarah Austin membuat wajahnya menggelap. Ia tidak dapat mengontrol dirinya lagi.
Austin meraih botol minuman dari atas meja, lalu dengan cepat ia melemparkan botol itu ke arah pria yang menyandera Freya.
Prang!!!
Botol tepat mengenai kepala pria itu. Dan tubuh pria yang memiting lengan Freya, sontak terhuyung kebelakang, dan ia pun melepaskan tangan Freya.
Austin dengan cepat melangkah untuk melindungi Freya, dan akan memberikan pelajaran pada rivalnya, yang sudah lancang menggunakan seorang gadis untuk menggertak nya.
Buk!!!
Tiba-tiba ia menahan langkahnya. Ia melihat Freya mengayunkan koper, yang sedari tadi di pegang Freya. Koper itu dengan kuat menghantam tubuh pria yang terhuyung itu.
Bruk!!!
Tubuh pria itu terjatuh ke lantai kapal, dan Freya kembali menghantamkan koper itu ke tubuh pria itu.
"Aaaa... !!" pria itu menjerit kesakitan.
"Rasakan!!" kata Freya dengan raut wajah marah, melihat pria itu kesakitan di lantai kapal.
Freya puas melihat pria itu kesakitan. Ia mengerahkan seluruh tenaganya mengayunkan koper, yang ia pegang memukul pria itu, hingga membuat nafasnya jadi tersengal.
Amarah Austin yang tadi sudah membuat matanya menggelap, perlahan kembali normal melihat tindakan Freya, yang tidak ia duga memiliki keberanian memukul pria itu.
"Cih! dasar sampah! bisa-bisanya main curang!!"
Buk!!
Freya kembali membanting koper, yang ia pegang ke tubuh pria yang kesakitan tersebut. Ia melihat kepala pria itu mengeluarkan darah.
Ternyata kepala pria itu terluka, akibat lemparan botol yang Austin lakukan. Freya tersenyum puas melihat rival idolanya itu kesakitan.
Freya tanpa sadar belajar dari cara Austin bersikap kejam, untuk melumpuhkan seseorang yang mencoba mencelakainya.
Setiap gerakan Austin memberi perlawanan pada musuhnya, tercetak jelas di kepala Freya. Membuat ia jadi berani.
Dan, ia tidak menyangka, tubuhnya jadi bersemangat menghajar pria, yang baru saja menyakiti lengannya.
Freya tiba-tiba tersentak merasakan bahunya di sentuh seseorang, dan secara reflek ia menghindar ke samping.
"Nona.. !"
Austin tidak menyangka kewaspadaan Freya begitu peka, hingga begitu cepat menghindari tangannya, yang baru saja hendak menyentuh bahu gadis kecil itu.
"Tuan.. saya pikir anda teman pria itu!" raut wajah tegang Freya seketika melembut melihat Austin.
Austin merasa lega melihat raut wajah Freya memandangnya, "Apakah anda terluka?" tanya Austin dengan nada perhatian.
"Lenganku sakit, laki-laki brengsek itu sangat kuat menekan lenganku!" jawab Freya mengadu, dengan nada kesal menunjuk pria yang teronggok di lantai kapal.
Buk!!!
Kaki Austin menendang rivalnya tersebut, lalu menarik lengannya, dan kemudian memiting nya seperti yang di lakukan pria itu kepada Freya.
"Aku tidak menyangka! kalian selama ini menghina ku si sampah yang tidak berguna! ternyata kalian lah yang sampah! mengancam ku dengan menggunakan seorang gadis lemah memprovokasi ku! BRENGSEK!!!
Buk!!!
Austin melayangkan tinjunya dengan kuat ke wajah rivalnya tersebut, sampai pria itu mengeluarkan suara kesakitan.
"Akh!!"
Krak!!
"AKHH!!"
Lolongan kesakitan dari pria itu terdengar sangat memilukan. Austin mematahkan lengan pria itu.
Ia tidak pernah membiarkan lawannya berakhir dengan keadaan baik-baik saja. Siapa yang berani menyinggungnya, akan ia buat menyesal karena telah memprovokasinya.
Bersambung......
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗
lanjut