Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Karena sayang.
Malam semakin beralih. Bang Rilo memilih menyelesaikan wirid nya di sebuah mushola kecil mess nya. Pernah 'mendiami ilmu' sebelum masuk menjadi seorang tentara nyatanya kini bisa mengamalkannya juga.
Hening menyelimuti, awalnya kulit Bang Rilo seperti terasa di cubit. Lama kelamaan seperti ada yang menusuknya dengan jarum, rasa sakit beralih dari leher yang tercekik hingga dadanya terasa tertekan.
Beberapa saat kemudian Bang Bayu datang, pukul sudah menunjukan pukul setengah tiga dini hari.
"Ril..!!" Bang Bayu menyentuh bahu Bang Rilo. Sudah begitu lama sejak kepergian Rasya, sahabatnya itu tidak pernah lagi 'berdiam diri' dengan biji tasbihnya bahkan sahabatnya itu sering menyentuh minuman haram sebagai pengalihan pikiran. "Ada apa kamu tiba-tiba begini??"
Bang Rilo terbatuk. Darah segar mengucur dari sela bibirnya.
"Riloo.. Riilll, ono opo??? Apa ada masalah????"
"Astaghfirullah hal adzim.. Lailaha illallah..!!!" Bang Rilo mengatur nafasnya.
"Kau benar-benar 'ngilmu'???" Tanya Bang Bayu.
"Aku nggak 'ngilmu', apa salahnya mendo'akan istriku agar selamat dunia akhirat." Jawab Bang Rilo.
"Aku tauuuu.. tapi kamu sampai begini lho Ril." Ujar Bang Bayu yang tadinya berniat sholat malam.
"Biasa lah, nggak usah di bahas..!!" Kata Bang Rilo sembari sekuatnya menahan rasa sakitnya.
Bang Bayu tidak bisa lagi berdebat dengan sahabatnya, ia segera berjalan cepat menuju ruang makan dan mengambil air minum untuk Bang Rilo. Namun setelah dirinya kembali ke mushola, Bang Rilo sudah terkapar di taman depan mushola dengan keadaan bersimbah darah.
"Allahu Akbar, Rilooooo..!!!!!"
...
"Kena maag saja, nggak apa-apa." Ujar Bang Rilo saat Lira sudah datang menemuinya pagi ini.
"Om Ril bohong, masa maag sampai muntah darah????" Tanya Lira yang memang sedikit banyak paham dunia medis.
"Mana ada saya bohongi istri. Namanya banyak kegiatan, terkadang saya sampai telat makan." Jawab Bang Rilo masih logis.
Lira membuang nafas, meskipun paham ada sesuatu yang di tutupi tapi dirinya tidak ada bahan bahasan lagi untuk berdebat, tiba-tiba saja saat ini ada kecemasan yang membuatnya takut jika terjadi sesuatu pada pria yang sudah menjadi suaminya itu.
"Kamu pasti belum sarapan. Biar 'anak-anak' belikan kamu sarapan, ya..!!" Kata Bang Rilo.
"Kenapa Om Rilo hanya urus makan???? Pikir saja kesehatan Om Rilo, kenapa bisa sampai sakit begini." Omel Lira gemas.
"Maaf, dek. Kalau sudah begini.. Om Rilo disayang to, dek..!!" Pinta Bang Rilo membujuk Lira untuk mengalihkan perhatian sang istri.
Akhirnya Lira duduk di samping ranjang pasien di unit kesehatan lapangan dan mengusap kening Bang Rilo dengan lembut.
"Dek..!!"
"Apa??"
"Kamu cinta sama saya atau tidak??" Tanya Bang Rilo akhirnya membuat batin Lira tersentak.
"Kenapa tanya begitu??" Lira pun balik bertanya.
"Apa saya salah bertanya hal itu sedangkan kebanyakan wanita selalu bertanya akan kepastian perasaan pasangan hidupnya." Jawab Bang Rilo.
"Apa yang akan Om Rilo lakukan seandainya Lira tidak cinta sama Om Rilo??"
"Saya akan tetap cinta, sayang dan menjagamu apapun yang terjadi meskipun nyawa saya menjadi taruhannya." Jawab Bang Rilo.
deg...
Hati Lira terasa berdesir kencang mendengarnya. Jika selama ini dirinya begitu kesal bahkan tidak suka dengan sosok pria di hadapannya tapi kali ini ada sesuatu yang seakan mendorongnya untuk benar-benar menerima Bang Rilo.
"Apa saya begitu buruk sampai kamu tidak pernah ingin mengenal saya?" Tanya Bang Rilo.
"Lira tidak tau, Om." Jawab Lira.
Kedua bola mata mereka saling menatap namun kemudian Lira mengalihkan pandangannya.
Bang Rilo tidak mengijinkan Lira beralih darinya, ia menarik tengkuk Lira dan menyambar bibirnya.
Awalnya Lira menolak tapi beberapa detik kemudian Lira pasrah bahkan membalas setiap perlakuan yang Bang Rilo berikan.
Sejenak Bang Rilo memberikan Lira jeda untuk bernafas.
"Sayang, berjanjilah apapun yang terjadi kamu harus kuat..!! Lahirkan anak kita..!!" Pinta Bang Rilo.
Lira tertegun namun saat pikirannya belum sepenuhnya menyatu, Bang Rilo sudah memberikan kecupan hangat itu kembali.
.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️