Tsania Zoun adalah anak yang terlahir dari rahim seorang wanita penghibur bernama Laura Zoun.
Lahir dengan status tidak memiliki sosok ayah, Tsania selalu tersisihkan, ia sering diberi julukan sebagai anak haram.
Ibunya, Laura Zoun juga selalu diterpa cercaan karena pekerjaannya yang menjadi wanita malam. Kehidupan sulit keduanya lalui hanya berdua hingga saat Tsania dewasa.
Tsania yang memiliki tekad untuk membahagiakan ibunnya memilih untuk menempuh pendidikan tinggi di kota. Akan tetapi di sana lah identitas aslinya mulai terkuak.
Penasaran bagaimana kisah hidup Tsania dan ibunya; Laura? Ayo! Langsung baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tsania Laura 20.
Laura urung mendudukan dirinya. Ia berdiri seraya menatap pada wanita yang ternyata adalah istri dari Galang Abraham. Setidaknya begitulah yang Laura dengar dari mulut wanita itu langsung.
"Ternyata Nyonya Abraham. Apa yang membuat mu sampai datang ke sini?" Laura tetap bertanya meski tindakan yang kini dilakukan oleh Sekar sebenarnya sudah bisa ia tebak.
Apalagi? Jika bukan untuk memberikan peringatan. Karena begitulah yang terjadi di club malam milik Laura, istri sah akan datang melabrak wanita-wanita yang bekerja di club miliknya.
"Jauhi suamiku."
Laura tersenyum. Persis seperti dugaannya, istri Galang datang memanglah untuk memperingatkan dirinya. Laura rasanya ingin tertawa lepas.
"Kau hanya masa lalu dari suamiku."
"Aku tidak pernah mendekati Galang."
Sekar menyeringai kecil. "Kau kira aku akan percaya dengan perkataan wanita seperti mu." Pandangan Laura seketika berubah dingin. "Aku tidak tahu apa yang telah membuat kalian bertemu lagi. Tapi dapat aku pastikan Galang hanya ingin bersenang-senang dengan mu...di tempat seperti ini." Sekar mengedarkan pandangan, menyapu keseluruhan isi club malam milik Laura.
Tempat yang menurut Sekar sangat kotor. Bukan karena tidak bersih, tapi karena pasti di tempat ini semua orang yang datang hanya akan melakukan hal-hal yang rendah.
"Benarkah? Kau sangat yakin jika suamimu menginjakkan kakinya di sini hanya untuk mencari kesenangan semata? Bukan untuk mencari sosok yang akan menggantikan tempat mu selanjutnya?"
Laura tertawa saat melihat raut wajah Sekar yang memerah karena perkataannya. Ia sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak meladeni Sekar.
"Wanita jalang seperti mu tidak pantas bersama Galang!Jangan pernah bermimpi untuk menggantikan tempat ku!!"
Laura kembali tertawa, bahkan kali ini begitu lepas. Sikap Sekar terlihat sangat lucu di mata Laura.
"Aku sangat paham dengan kebiasaan kalian yang selalu menguras dan memeras uang dari pria kaya. Kalian seperti benalu! Dan kamu." Sekar menatap tajam Laura yang kini malah terlihat meraih kotak rokok yang ada di atas meja. Wanita itu bahkan menyalakan dan mulai menyesapnya. "Jangan bermimpi untuk bisa mendapatkan posisi di sisi Galang!!"
Ketakutan serta resah yang Sekar rasakan sebenarnya berasal dari ia yang mengetahui jika suaminya-Galang mencintai wanita yang kini tengah menghembuskan asap rokok dari mulutnya itu. Andai ia tidak tahu perasaan Galang, mungkin Sekar bisa lebih tenang kala berhadapan dengan Laura.
"Kau sepertinya tidak tahu jika aku bahkan tidak perlu mencari posisiku." Laura kembali menyesap rokok dan menghembuskannya secara perlahan. "Aku masih berstatus istri Galang Abraham. Suamimu itu belum pernah menceraikan ku."
Deg!
Tubuh Sekar bahkan tanpa sadar terdorong kebelakang, ia dengan cepat berpegangan pada sisi meja untuk menahan diri agar tetap bisa berdiri.
"Tapi kau tenang saja. Aku sangat pandai menempatkan diri." Ia menatap dingin pada wajah wanita yang sudah jauh-jauh datang menemuinya. "Aku tahu kapan aku harus menghilang...dan kapan aku harus bertahan."
Laura mendekat pada Sekar yang netranya melebar. Ibu dari Anggita itu bahkan sudah dalam kondisi tercekat karena fakta baru yang ia ketahui dari Laura.
"Kau harus pastikan jika suamimu mau menceraikan ku." Laura meniup halus asap nikotin itu tepat di wajah Sekar yang mematung. "Jika tidak...maka posisimu yang akan tersingkir." Laura tersenyum cantik pada Sekar dan segera berlalu meninggalkan wanita itu.
Sekar terbatuk berulang kali karena perbuatan Laura yang menghembuskan asap rokok pada dirinya. Berusaha bernapas, memukul pelan dadanya dengan langkah yang perlahan mundur.
Apa tadi? Apa yang baru saja ia dengar dari mulut wanita jalang itu. Suaminya dan Laura berstatus suami istri? Itu artinya...? Netra Sekar memerah dengan tatapan yang liar, ia memutuskan meninggalkan club, kembali masuk ke dalam mobil, Sekar sudah tak dapat lagi menahan tangisnya.
Dunia seakan menyempit karena fakta telah berhasil menghimpit dirinya. Ia ternyata hanyalah istri kedua.
"Agghhhh!!" Sekar meraung menangis di dalam mobil.
Sedangkan pak sopir yang menemani Sekar hanya diam, ia juga bingung ingin melakukan apa untuk menenangkan istri majikannya itu.
Butuh waktu yang tidak sebentar untuk Sekar menumpahkan perasaannya. Bahkan sudah hampir satu jam ia terdiam duduk dengan pandangan yang menerawang.
"Antar saya ke tempat ibu!" kata Sekar setelah terdiam cukup lama
Pak supir melirik dari kaca spion. "Ke tempat Nyonya Besar, Bu?"
"Hmm."
Sopir itu lantas mengangguk dan dengan segera menyalakan mobil, melajukannya meninggalkan club malam milik Laura dan menuju ke kediaman orang tua Galang.
Sekar merasa ia harus mengetahui semuanya. Mengetahui kebenaran yang terjadi di masa lalu antara suaminya dengan Laura. Dan sekar nilai jika ibu Galang lah yang bisa memberikan semua jawabannya.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak 😉
dihhh spek buaya berkelas/Joyful/