Saudara Tiri Tapi Menikah

Di ruangan tamu Venera tengah bersantai, sembari nonton anime kesayangan nya di laptop. Bersama Bu Anita dengan Pak Rais yang berada di tengah-tengah nya, mereka berdua tak berhenti memberi nasehat tentang kelakuan Venera di sekolah tadi pagi.

Kelakuan nakal Venera semakin menjadi-jadi setelah di ditinggal Venela, Venera sangat berbeda sekali dengan Venela yang sangat lembut, Venera berkebalikan dengan kakak nya, dia semakin liar dan barbar seakan tak bisa terkontrol. Kalau ada Venela di sisinya Venera akan jinak dan takluk, hanya saja Aldi yang menggantikan peran Venela belum bisa menjinakkan Venera sampai saat ini, justru Aldi terkena distraksi yang membuatnya mengikuti kegilaan Venera.

Sisi lain dari kamar Rezaldi, setelah telepon nya sama Venela, Aldi keluar dari sarang nya menuju ke lantai bawah.

"Bu, Kek, Ra kalian mau nitip nasi goreng gak? Aku mau beli soalnya" Kata Aldi dari arah anak tangga terakhir dia berucap.

"Mamah pesan otokowok aja satu, pedas ya Al, uang nya ada?" Kata Bu Anita.

"Ada kok ma" Kata Aldi sambil melangkah pelan.

"Kakek mau nitip?" Sambung Aldi setelah berada di dekat Pak Rais yang sedang sibuk membaca buku.

"Kakek masih kenyang Al" Jawab pria berumur enam puluhan itu.

Tanpa di tanya, Venera langsung bilang tidak kepada Aldi, karena mejanya juga berserakan cemilan ringan yang sudah dia beli dari Alfamart.

"Gak kenyang loh makan-makan gituan?" Kata Rezaldi.

Venera langsung mem-pause anime yang sedang melakukan jurus chidori, kepala nya berbalik setelah melepas earphone bluetooth nya. "Aku minta teh botol kotak aja ya" Kata Venera dengan senyuman.

Senyuman nya mengandung banyak arti yang teramat mendalam, selama ini gadis itu menutup kesedihan lewat wajah ceria seperti biasanya.

Orang lain di sekitar Venera belum mengetahui makna wajah yang venera kembangkan, seakan Venera sedang menutup kebohongan dari isi hatinya.

Setelah ditinggal nikah beberapa waktu lalu oleh tunangan nya, Venera emang sudah menjadi gadis mati rasa, menyimpan banyak luka yang bersarang di dalam hatinya. ditambah mengetahui Aldi berpacaran dengan saudara kembarnya yang ada di Bogor, dan akan memulai pacaran dengan sahabat barunya

Ya, Venera gak munafik dia mulai ada rasa sayang kepada Aldi setelah kejadian kecil di pasar kemarin, namun dia memilih pendam semuanya untuk menjaga perasaan sahabat sekaligus saudara kembarnya.

Venera sadar kalau yang dilakukan Aldi itu salah kalau punya dua pacar baru, mengingat penyakit mereka emban itu sama, Venera memilih bungkam untuk kebahagiaan mereka sebelum hal yang tidak diinginkan itu terjadi. menurut filosofi nya.

Secerah apapun masa depan, yang bisa Venera lakukan di dunia ini hanya lah mengikuti arus lewat kebohongan, tidak akan kita bisa hidup lewat kesedihan.

Dunia ini akan gelap jika tidak ada kesedihan, tapi harus pintar juga di bumbui oleh senyuman. Agar hati tidak akan menjadi dendam dan terperosok ke jurang kegelapan.

Itulah yang sedang Venera lakukan.

Pintu rumah diketuk oleh seseorang, Andara memberanikan diri datang menemui Aldi, karena Aldi setelah menghukum Venera, dia mengajak Andara kencan sekaligus akan menembak Andara sebagai pacar barunya di tempat ternyaman dan terindah.

Andara membawakan dua bungkus kue kukus dari rumah, yang pertama buatan ibunya untuk Bu Anita dan Pak Rais, yang kedua kue brownies cokelat buatan Andara spesial untuk sahabat baik nya.

"Aku bawakan dua bungkus kue untuk bapak, habis pulang sekolah aku ada inisiatif buat kue sama mama, ini buat ibu dan yang ini buat kamu Ra" Kata Andara.

"Makasih banyak Andara" Kata Pak Rais mengambil bungkus dari tangan gadis itu.

"Makasih ya Dar, sampai segitunya loh" Kata Venera dengan senyuman, menatap mereka yang akur, Venera sangat bersyukur mereka bersatu dalam ikatan cinta murni, walau sebenar-nya hatinya itu sakit sekali.

Andara mengerut kening sejenak ketika melihat raut wajah Venera yang tidak biasa, lalu dia berpamitan dengan sopan kepada orang tua di rumah.

"Pulang jangan malam-malam ya" Kata Bu Anita.

"Oke mah" Jawab Aldi.

Di taman kota yang disampingnya ada pasar malam tahunan. Andara duduk sembari menatap bulan purnama yang membulat sempurna dengan kilauan cahaya begitu indah.

Saat itu juga Aldi menembak Andara.

"Dara, kamu mau gak jadi pacar aku?" Kata Aldi.

Andara menoleh dengan kepala mendongak keatas, menghela nafas panjang dan dia menolak.

"Kita sahabatan aja ya, Maaf" Jawab Andara.

Dengan mata berkaca-kaca, Andara sebenarnya ingin sekali menjadi pacar Aldi, tapi setelah melihat wajah Venera yang sedang mengemban banyak luka dia memilih untuk menjaga perasaan sahabat nya itu.

Aldi terkejut sekali, padahal yang dia tau Andara menyimpan banyak rasa untuk dirinya, setelah ditembak kenapa dia menolaknya.

"Kenapa?" Tanya Aldi.

"Karena sahabat itu rasa sayang nya melebihi dari seorang pacar" Kata Andara dengan senyuman.

Aldi menggeleng kepala "Enggak, itu konyol"

Setelah Aldi berbicara seperti itu, langsung di tampar oleh Andara dengan air mata yang sudah menetes "Kamu gak sadar, di sekolah Venera sangat marah besar, sampai dia bela kamu saat orang lain menyakiti kamu"

"Itu Venera lagi menunjukkan rasa sayang untuk kamu, cewek mana yang gak murka kalau pujaan hati nya ditindas seperti itu, dan kalau saya jadi venera pasti saya akan lakukan juga seperti itu, karena sayangnya begitu besar, Venera rela lakukan segala cara untuk kekasih hatinya tidak terluka dengan orang lain, kamu sebagai cowok harusnya malu sudah dilindungi sama cewek!"

"Dan juga sebelum kita pergi kesini, apa kamu gak lihat gimana raut wajah kecewa nya Venera HAH!"

"Tapi kita lagi akting sebagai pacar bohongan itu dara" Kata Aldi, perkataan itu membuatnya menerima tamparan yang kedua kali dari Andara.

"Bodoh! Kalau akting kenapa Venera sampai memecahkan kacamata Dimas!" Kata Andara dengan tatapan tajam mata memerah akibat tangisan.

"Kamu juga lagi nangis, kamu juga lagi akting kan kalau kita jadi sahabat?" Kata Aldi.

"Itu... Itu karena lu banyak menabur benih cinta kepada semua wanita!, tangisan saya ini adalah bentuk kecewa sama kamu!, saya tidak mau kehilangan sahabat baik!, dah aku pokok nya gamau jadi pacar kamu, mending kita jadi sahabat seperti biasa!" Jawab Andara sambil menenteng tas slingbag nya ketika gojek yang dia pesan sudah datang di lokasi.