***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
***
BREAKING NEWS!!!
Berita mengejutkan datang dari seorang pria muda, CEO dari Atlas Crop mengakui bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih. Intip seperti apa momen keduanya yang tertangkap kamera beberapa waktu ini...
Brak.
Grace melempar handphone mahal miliknya ke atas meja. Saat ini dia sedang berada di ruangan kerjanya. Di depannya Atlas, pria itu juga sedang bekerja. Sementara Grace sejak tadi hanya bermain ponsel. Sampai akhirnya ia melihat berita itu, seketika moodnya hancur.
Hapus sudah semua usahanya menutupi diri selama ini. Ia yakin, setelah ini pasti akan banyak yang mencari tahu soal hidupnya. Itu pasti dan mutlak. Semua masalah yang terjadi dalam hidupnya timbul setelah ia bertemu dan bersinggungan dengan Atlas.
Lihat lah pria itu, dia hanya diam dan fokus pada pekerjaannya. Apa dia tidak melihat berita dan internet? Dia dan Grace sedang jadi topik tranding hangat saat ini.
"Benar-benar menyebalkan!!"
Grace hendak pergi untuk mengajukan protes pada Atlas, tapi ponselnya lebih dulu berbunyi. Ia melirik nama yang tertera di layar ponselnya. Beliau?
"Fck!! Gue dalam masalah besar," gerutunya kesal.
Grace pun segera mengambil ponsel itu dan mengangkatnya. Sebelum itu dia sudah menyiapkan mental lebih dulu sebelum mengangkatnya. Karena ia yakin, tujuan beliau meneleponnya ya untuk menanyakan hal yang sedang trending di internet.
Bukan hanya beliau saja yang menghubungi Grace, tapi ibu Lita dan juga kedua temannya menanyakan hal yang sama. Bedanya mereka menghubungi Grace melalui chat, bukan telepon.
Beliau tidak banyak bicara, dia hanya meminta Grace datang malam ini ke kediamannya. Memang tidak ada yang dibicarakan lagi. Tapi Grace yakin, malam nanti dia akan kena ceramah panjang lebar.
"Astaga," gumamnya pelan.
Grace menyandarkan kepalanya pada bahu kursi kerjanya. Ia memejamkan kedua matanya. Kepalanya terasa sangat pening sekali.
Tiittt... tittt...
Tubuh Grace terlonjak kaget saat telepon di depannya tiba-tiba saja berbunyi. Ia pun mengangkat telepon itu.
"Ha-,"
"Ke ruangan saya sekarang."
Tut.
"Memang anjeng! Gue belum juga ngomong, atsuuu!!!"
Wajar jika Grace mengumpat. Dia sedang kesal dan pusing dengan masalah yang ditimbulkan oleh Atlas. Dan kini pria itu meneleponnya dan meminta dia ke ruangannya. Bahkan Grace belum mengatakan sepatah kata pun, tapi teleponnya sudah dimatikan. Dia sudah tentu akan kesal lah.
Dengan langkah kaki yang cukup menghentak, Grace masuk ke dalam ruangan Atlas tanpa permisi. Bodo amat, dia sudah dibuat kesal, lagi pula Atlas juga sudah tahu tabiat Grace seperti apa. Biarkan saja tidak sopan, hanya ada Atlas disini.
"Apa kau tidak takut jatuh?" tanya Atlas.
"Justru aku sangat berharap. Siapa tahu aku jatuh dan kepala ku terbentur lalu aku pingsan saat itu juga."
"Kenapa? Sepertinya kau sedang tidak mood."
"Kau masih bertanya? Jangan pura-pura bodoh, bodoh!"
Bukannya tersinggung, Atlas justru malah terkekeh pelan. Ia pun bangun dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Grace lalu duduk diujung meja kerjanya. Grace berdiri di depannya tatapan gadis itu sangat tidak ramah sekali.
"Aku sudah meminta Daren untuk membungkam media. Setelah ini pun tidak akan ada wartawan yang datang mendekat, aku jamin hal itu."
"Untuk apa? Semuanya percuma, berita itu sudah diketahui banyak orang. Buang-buang uang saja," dumel Grace.
"Kehilangan beberapa lembar dollar tidak masalah untuk ku. Asal kau merasa nyaman."
"Ini hanya hubungan palsu, Atlas. Seharusnya kau tidak mengatakan hal seperti itu di depan semua karyawan tadi. Apa kau tidak memikirkan dampaknya akan seperti apa?" tanya Grace.
Bukannya menjawab, Atlas justru malah menarik Grace dan membuatnya duduk di kursi yang ada disampingnya.
"Aku hanya ingin membuat mu nyaman bekerja disini. AKu juga tahu, beberapa karyawan memang sering membicarakan mu. Makanya aku mengambil tindakan ini supaya mereka tidak bertindak semau mereka lagi."
"Tindakan mu salah besar, Atlas. Demi apapun, atas tindakan mu hari ini hidup ku tidak akan tenang lagi. Dan jangan harap aku masih bisa menemui mu bahkan bekerja di perusahaan mu ini," putus Grace lalu pergi dari sana.
Atlas mengernyit pelan, ia hendak menahan Grace untuk tidak pergi dari ruangannya. Tapi ia terlambat, Grace sudah lebih dulu keluar dan kembali ke ruangannya. Gadis itu bahkan menarik tirai untuk menghalangi ruangannya.
"Kenapa dia semarah itu?" gumam Atlas.
"Dan maksud ucapannya itu apa?"
***
Sesuai dengan dugaannya, beliau memarahinya. Memang tidak marah dengan nada besar dan memakinya. Tapi beliau malah melayangkan pilihan yang sulit untuknya. Saat pertemuan tadi pun Grace hanya diam saja. Dia masih belum mau menerima apa yang seharusnya ia terima sejak dulu. Dia masih ingin bebas pergi tanpa harus membawa nama besar beliau.
Tapi untungnya ada yang membelanya tadi disana. Sehingga kemarahan beliau sedikit mereda. Namun keputusan dan kemauan beliau tetaplah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Waktu yang seharusnya Grace masih bisa bebas selama beberapa bulan ke depan malah dipersingkat. Seharusnya dia masih memiliki waktu sekitar tujuh bulan lagi untuk melakukan sesuatu hal yang dia inginkan, tapi nyatanya beliau mempersingkat waktu itu. Grace memiliki waktu satu bulan untuk segera melepaskan apa yang ia punya saat ini dan kembali pada dirinya yang sebenarnya.
Grace berjalan sendirian menuju jalan pulang ke rumah ibu Lita. Tidak menggunakan kendaraan apapun, dia juga tidak membawa mobilnya. Pun tidak memesan taxi. Dia ingin jalan santai malam ini, menikmati keindahan malam yang sudah jarang ia nikmati beberapa hari ini.
"Gue harusnya bersyukur sama kehidupan gue gak sih? Tapi gue malah suka sama kehidupan gue yang santai kayak gini. Udah hampir dua puluh dua tahun gak ada yang tahu siapa gue sebenarnya. Bahkan kedua temen gue juga. Apa ini saatnya gue kembali?" gumam Grace seraya menatap langit malam.
"Nama itu terlalu besar buat gue. Sialnya gue gak punya sodara buat gantiin posisi gue ini. Gue kayak gak bisa buat jalanin kehidupan normal gue."
Grace menggelengkan kepalanya. Ia teringat perkataan beliau tadi, memang cepat atau lambat identitasnya akan terbongkar. Makanya beliau ingin cepat-cepat membuat Grace kembali. Tujuannya ya demi keselamatan Grace.
"Wah, wah, wah. Sepertinya aku sedang beruntung malam ini."
Grace melirik ke arah sumber suara. Di depannya berdiri seorang pria yang tidak asing di ingatannya. Bukan, dia bukan Atlas. Tapi...
"Marvin?"
"Yes, me. Ternyata kau masih mengingat ku. Padahal aku sudah membenturkan kepala mu cukup keras."
"Kau kurang ahli dalam hal itu."
Marvin terkekeh pelan. "Kau tidak takut pada ku? Bukankah malam itu kau terlihat seperti anak kucing yang sangat ketakutan."
Tbc.
Kalian ngerti gak sama alur yang aku buat ini?
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya