"Untuk hidupku sendiri, akan ku lakukan apapun yang bisa dilakukan, agar dapat bertahan hidup di dunia Aneh ini." ( Athena / Phoenix)
*****
'Phoenix'. Sebuah nama samaran dari seorang pensiunan yang bekerja sebagai psikolog kriminal.
Ia telah lama bekerja sama dengan para penyelidik di kepolisian untuk mengungkap banyak pelaku kejahatan. Banyak penghargaan serta mendali emas yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Namun, hal itu tidak menyebabkan semua orang senang dengan kemampuan prediksinya. Terutama para penjahat yang telah di tangkapnya.
Pada akhirnya, Phoenix harus pasrah menerima kematiannya di tangan salah satu penjahat yang sempat ia tangkap.
Tapi..... Benarkah Phoenix benar-benar mati?
Atau takdir malah memberikan kesempatan kedua padanya untuk hidup di dimensi lain?
Simak kisahnya dalam cerita ini.
😌😌😌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auroraserenity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3. Pecahnya Kiamat.
Suara tabrakan kendaraan tiba-tiba terdengar kencang dan saling bersahutan dari jalan raya yang sering di lewati banyak pengemudi, membuat Athena yang sedang mengistirahatkan matanya langsung terbuka.
Dengan langkah yang cepat, Athena segera turun dari ranjang, kemudian berjalan menuju jendela dan mengintip dari balik tirai.
Ini mungkin sudah masuk jam tengah malam, tapi jalanan masih nampak ramai dengan lalu lalang kendaraan Bagaimanapun, ini masihlah kota yang sibuk.
Dan sekarang, suara mesin kendaraan yang sering mereka dengar, kini berganti dengan teriakan minta tolong.
"Akh... Tolong selamatkan aku! Selamatkan aku!" teriak salah seorang pengemudi.
Banyak orang yang terbangun di tengah tidur lelap mereka. Semua orang langsung penasaran, kemudian bergerak menuju jendela untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Apa yang terjadi? Mengapa berisik sekali di luar?" tanya sesosok wanita dewasa.
Wanita tersebut merupakan salah seorang penghuni di gedung apartemen yang sama dengan Athena.
Ia berjalan tanpa semangat ke arah jendela dengan wajah mengantuk untuk melihat apa yang terjadi.
"Banyak pengendara saling menabrakkan kendaraan mereka? Apa yang terjadi pada para pengemudi itu? Apakah mereka semua mabuk?" tanya seorang wanita wanita itu lagi pada dirinya sendiri.
"Apa yang kau lihat?" tanya seorang pria dewasa yang tengah berjalan sambil menguap ke arah wanita tersebut.
Dapat di pastikan mereka kemungkinan adalah pasangan.
"Lihatlah sendiri." ucap sang wanita.
Pria itu kemudian berjalan cepat ke arah jendela dan memperhatikan kondisi di luar gedung. Ia membulatkan matanya ketika melihat kecelakaan beruntun yang terjadi di depan matanya.
"Apa yang terjadi? Mengapa mereka saling menabrakan diri? Dan..."
Pria itu tidak bisa berkata-kata lagi. Banyak mobil yang tiba-tiba seperti kehilangan kendali.
Terlebih, saat korban yang masih bisa dapat bergerak keluar dari mobil, sebelum sempat ia meminta tolong, tubuhnya mendadak bergerak kaku dan berjalan dengan lambat.
"Aneh! Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka sedang melakukan prank?" ujar pria itu bingung.
"Aku rasa mereka tidak akan tidak akan sampai merusak mobil sebanyak itu hanya untuk mem prank orang-orang." jawab sang istri.
"Terlebih, ini sudah hampir tengah malam. Siapa orang waras yang mau melakukan lelucon seperti itu?" lanjut sang istri berkomentar.
Segera, setelah ia menyelesaikan ucapannya, suara gedoran pintu yang di selingi suara minta tolong terdengar.
"AKH.. TOLONG! ORANG TUA KU MENJADI GILA! MEREKA TERUS INGIN MENGIGIT KU." jerit sesosok pemuda yang menggedor pintu tetangga nya.
"Apakah kau mendengar suara teriakan itu? perlukan kita membuka pintu?" tanya sang istri merasa cemas.
"Jangan, kita masih tidak tahu kondisinya sama sekali. Lebih baik kita mengamati terlebih dahulu." jawab pria itu bijak.
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan tetap diam saja? Dalam kondisi seperti ini, kita seharusnya memanggil ambulans dan polisi bukan?" tanya wanita itu cemas.
"Oke, tapi sebaiknya kita tetap di sini. Situasi diluar nampak aneh. Entah mengapa aku memiliki firasat buruk sekarang." jawab sang perempuan.
Sayangnya, baik ambulan atau polisi yang dipanggil tidak pernah menjawab teleponnya.
"Ini aneh, semua nomor darurat yang bisa di panggil sama sekali tidak terhubung." ucap sang wanita itu panik.
Wanita itu terus menekan tombol darurat untuk meminta bantuan, sayangnya tidak ada satupun yang menanggapi.
Pria di dekatnya tidak menjawab, tapi dia tahu, sesuatu yang buruk mungkin telah menimpa negaranya.
....
Teriakan kembali bergema, namun kali ini bukan berasal dari jalanan, melainkan dari beberapa unit apartemen lainnya.
Jeritan minta tolong terdengar seperti alarm yang membangunkan banyak orang dari kebingungan nya.
Tak lama, suara jeritan dan tangisan menjadi lebih banyak. Banyak orang berlarian di lorong apartemen, mencoba mencari pertolongan.
Raungan serta desisan menyertai suara tangisan minta tolong. Ada juga suara seram seperti seseorang sedang menyantap makanan lezat, namun pada kenyataannya, itu adalah monster yang memakan daging manusia.
Saat ini, hampir semua lorong dan seluruh unit di penuhi jerit tangis serta genangan darah.
Athena menampilkan raut acuh tak acuh mendengar kebisingan di tengah malam ini. Ia telah lama siap untuk mendengar gabungan suara lengkingan di awal bencana pecah.
"Apa yang di takdirkan terjadi, memang harus terjadi." ucap Athena sambil menghela nafas, kemudian berbalik meninggalkan jendela kacanya.
Ia duduk dengan tenang di atas sofa sambil menikmati hot chocolate favoritnya. Gadis itu masih harus menunggu pengawalnya tiba sebelum memulai petualangan di dunia yang penuh bahaya.
1 jam kemudian, terdengar suara tembakan dari arah luar. Athena yang mendengarnya dengan cepat berjalan ke arah jendela untuk melihat dan memastikan, apakah itu pengawal yang disediakan ayah angkatnya atau bukan.
Dilihatnya, 2 mobil berjenis Hummer dan 1 truk telah memasuki pekarangan gedung apartemen yang di tinggali Athena.
Mereka terlihat parkir tepat di dekat pintu masuk. Beberapa orang terus menembak, tidak membiarkan zombie mendekat atau masuk ke dalam gedung.
Sementara sisanya memusnahkan zombie-zombie yang berada dalam gedung.
Teriakan minta tolong bergema di seluruh area gedung. Sayangnya, misi mereka bukanlah untuk menyelamatkan orang-orang disini melainkan putri atasan mereka.
Tanpa memperdulikan teriakan-teriakan itu, mereka menerobos maju hingga sampai di lantai yang ingin mereka tuju.
Tangan salah satu tentara terangkat, bersiap mengetuk pintu. Namun sebelum pintu terketuk, pintu tiba-tiba terbuka, menampilkan sesosok gadis cantik berambut panjang dan berwarna hitam legam yang memakai pakaian piyama berwarna pink.
"Nona Athena?" tanya salah seorang pengawal yang merupakan tentara pilihan.
"Aku sendiri. Apakah kalian orang-orang yang ayah sebut untuk menjemput ku?" tanya Athena basa-basi.
Dia memperhatikan semua orang yang berada di balik pintu masuk-keluar unitnya, dan mengangguk pelan.
"Ya, kami yang di minta jenderal besar untuk menjemput anda. Anda bisa memanggil saya Daniel, saya merupakan kapten dalam tim ini." jawab pria bernama Daniel.
"Kalian masuk dulu. Aku tidak berniat untuk pergi sekarang, jalanan gelap dan tidak stabil. Lebih baik kita berangkat saat matahari sudah terbit. Lagipula, aku yakin kalian juga butuh istirahat" ujar Athena kemudian berbalik masuk kedalam unitnya.
Para pengawal yang berisikan 5 orang itu saling menatap dan akhirnya menyetujui keputusan akhir sang nona.
Apa yang di katakan gadis itu ada benarnya. Bahaya bisa datang dari kegelapan dan mereka telah merasakannya saat dalam perjalanan kemari.
.....
Kelima tentara tersebut melangkahkan kakinya memasuki unit apartemen nona-nya. Karena gadis itu adalah bukan tipe orang yang suka boros dan menyia-nyiakan sesuatu, maka dia juga memasukkan semua barang furnitur yang ada di unit apartemennya.
Yang tersisa hanyalah ranjang hangat di kamar pribadinya, serta sofa yang di gunakan para pengawal tersebut untuk istirahat di ruang tamu.
....
Ketika mereka tiba di ruang tamu, melihat hanya ada 2 sofa panjang yang terpajang di dalam ruang, kelima tentara itu tercengang.
Apakah nona Athena baru saja di rampok?
Mengapa hanya ada sofa saja di ruang tamu miliknya?
Namun sebelum pertanyaan itu terungkap, seorang gadis datang dengan kasur lipat besar di tangan.
Langsung saja, salah seorang tentara yang paling dekat posisinya dengan gadis itu, dengan sigap membantu membawakan kasur lipat tersebut.
"Kasur ini untuk kalian istirahat, cukup untuk 3 orang. Adapun sisanya, mereka berdua bisa tidur di sofa." ucap Athena.
Untungnya, ruang tamu unit yang ditinggali gadis tersebut cukup luas. Ditambah dengan barang yang telah di kosongkan Athena, ruang tamu yang awalnya luas semakin terlihat luas.
Athena berbalik dan kembali membawakan selimut juga bantal untuk para tentara itu.
"Nona Athena memiliki mental yang kuat. Beliau tidak terlihat takut atau khawatir dengan kejadian yang terjadi di sekitarnya." ucap salah seorang anggota tim, berkomentar.
"Beliau mungkin sudah mendengar mengenai kejadian ini dari tuan Revan, sehingga dapat menyiapkan mentalnya sesegera mungkin." jawab Daniel, sang kapten.
"Ah, benar juga. Tapi tetap saja aku tidak bisa untuk tidak kagum dengan kemampuan beradaptasinya." balas sang anggota.
Para pengawal mengobrol santai di ruang tamu apartemen, mengabaikan teriakan yang saling bersahutan di luar unit apartemen.
Bukannya mereka tidak ingin menolong, sebagai tentara, tentu saja mereka memiliki ideologi untuk membantu warga yang membutuhkan bantuan.
Sayangnya, fokus mereka saat ini adalah mengawal putri angkat dari jenderal besar ke ibu kota dengan selamat. Sehingga dengan menyesal mereka harus mengabaikan beberapa orang yang membutuhkan bantuan.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗