NovelToon NovelToon
Maduku Tak Berhati

Maduku Tak Berhati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Poligami / Patahhati / Anak Genius
Popularitas:7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Herazhafira

Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.

Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.

"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.

Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.

Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.

Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membela Mommy

Setelah menutup telpon Zidan dan Zarah bermain sambil menunggu Chatlea selesai.

"Kalian lagi ngapain?" Tanya Ririn saat masuk di dalam ruangan Cathlea.

"Main Aunty." Jawab Zarah.

"Main apa?" Tanya Ririn.

"Main Candy crush, Aunty mau main nggak?" Tanya Zarah.

"Zarah dan Zidan aja yang main, Aunty masih banyak kerjaan sayang." Jawab Ririn.

Tidak lama kemudian Cathlea juga masuk kedalam.

"Hai sayang, lagi main dengan Aunty ya?" Tanya Cathlea memeluk Zidan dan Zarah.

"Nggak, Aunty baru saja dateng." Ucap Zarah.

"Lo sudah selesai?" Tanya Ririn.

"Sudah, mereka sedang mengaploadnya ke media sosial. Baju-bajunya kita semuanya andalan gw, cantik-cantik bangettt." Puji Cathlea.

"Kalo ada yang Lo suka, ambil aja." Ucap Ririn.

"Yang bener Rin?" Tanya Cathlea dengan serius.

"Iya beneran, anggap aja itu bayaran Lo sebagai model gw." Ucap Ririn.

Cathlea langsung berhambur memeluk Ririn.

"Makasih ya? Lo memang sahabat paling pengertian Rin!" Seru Cathlea.

"Ya sudah, gw dan anak-anak pulang dulu, gw ambil satu dulu ya? kalo ada yang gw suka, gw kasbon deh, nanti gw bayar setelah gajian." Ucap Cathlea.

Ririn mengangguk.

"Ayo sayang bereskan barang-barang kalian." Ajak Cathlea.

Zidan dan Zarah membereskan mainan dan laptopnya kemudian ikut dengan Cathlea turun dari tangga.

"Dea, tolong di masukkan kedalam paper bag untuk baju yang itu." Perintah Cathlea.

"Siap bos." Canda Dea kemudian mengambil baju yang di tunjuk Cathlea lalu memasukkannya ke dalam paper bag.

Sementara Zidan dan Zarah menghampiri Melati.

"Zidan dan Zarah sudah mau pulang sayang?" Tanya Melati.

Zarah dan Zidan mengangguk.

"Iya Aunty. Aunty boleh Zidan minta nomor rekening panti asuhan?" Tanya Zidan.

"Boleh sayang, tapi siapa yang minta?" Tanya Melati kembali.

"Zidan dan temen-temen mau kumpulin dana untuk anak-anak panti." Ucap Zidan.

"Ihhhhh, masih kecil sudah pintar berbagi, gemes deh dengan kalian," Melati mencubit sedikit pipi Zidan dan Zarah, "Sini peluk Aunty dulu baru Aunty kasi." Ucap Melati kemudian memeluk Zarah dan Zidan.

Melati melepaskan pelukannya kemudian mencatat di atas kertas nomor rekening pantai asuhan Penuh Kasih.

"Ini sayang." Melati menyerahkan kertas itu ke tangan Zidan.

"Makasih Aunty, kami pulang dulu." Ucap Zidan.

"Ia sama-sama." Ucap Melati.

"Mereka ngapain Mel?" Tanya Cathlea.

"Cuma minta nomor rekening pantai asuhan kak, katanya mau kumpulin dana bersama teman-temannya untuk anak panti asuhan." Jawab Melati.

"Ooo Ya sudah, Kami duluan ya Mel, sampai ketemu besok." Ucap Cathlea.

"Iya kak." Ucap Melati.

"Ayo sayang kita pulang, taksi onlinenya sudah menunggu." Cathlea memegang tangan Zarah dan Zidan di sebelah kiri dan kanan.

"Dah, Aunty Mel." Zarah melambaikan tangannya ke Melati.

Mereka keluar dari butik dan langsung naik ke dalam taksi online menuju rumahnya.

Setelah 30 menit mereka sampai di rumah, ternyata Bella dan Hendra juga baru tiba.

Saat mereka Hendak turun dari mobil, Bella melihat Cathlea turun dari taksi membawa paper bag.

"Mas liat tuh si Lea, bawa paper bag dari butik, pasti dari hasil merayu Om-om deh." Bella mulai memanas-manasi Hendra.

"Mana?" Tanya Hendra.

"Itu tuh." Tunjuk Bella.

Hendra mengepalkan kedua tangannya lalu turun dari mobil bersama Bella.

Mereka pun menyusul Cathlea dan anak-anaknya masuk kedalam.

"Dari mana saja kamu?" Tanya Hendra saat mereka berada di ruang tamu.

Cathlea memegang pipi Zarah dan Zidan lalu berjongkok.

"Sayang, kalian masuk kamar duluan, nanti Mommy menyusul." Perintah Cathlea.

Zarah Dan Zidan mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya. Setelah masuk Zarah mengambil ponselnya lalu menelpon Kenan.

"Drrrttt.. drrrttt.. drrtt."

Suara ponsel Kenan.

"Halo sayang." Jawab Kenan setelah melihat wajah Zarah di layar ponselnya.

"Hikss.. hikss.. Uncle." Zarah menangis.

"Zarah kenapa sayang? jangan nangis, bilang ke Uncle kenapa Zarah nangis?" Tanya Kenan.

"Mommy di marahin Daddy." Adu Zarah.

Kenan mengepalkan ke dua tangannya.

"Kok bisa! Kak Zidan mana?" Tanya Kenan.

"Zidan di sini Uncle." Jawab Zidan.

"Zidan sayang, Zidan mau bantuin Mommy nggak?" Tanya Kenan.

"Mau Uncle." Ucap Zidan sambil mengangguk.

"Kalo Zidan mau bantu Mommy, Zidan harus berani dan kuat, Zidan harus berani melawan Daddy dan Bella demi membela Mommy. Zidan berani nggak?" Tanya Kenan.

"Berani Uncle." Jawab Zidan.

"Bagus, Zidan memang anak yang pintar, Nah sekarang Zidan keluar bantuin Mommy, jangan sampai Mommy di sakiti oleh Daddy dan Bella. Kalo ada apa-apa hubungi Uncle lagi." Ucap Kenan.

"Zarah jangan nangis lagi ya? Uncle akan selalu ada untuk kalian, cuma kalo sekarang Uncle belum bisa bertemu dengan Mommy dan Daddy kalian, kalian harus bersabar dan lindungi Mommy kalian, Oke?" Jelas Kenan.

"Oke Uncle." Ucap Zidan dan Zarah kemudian menutup telponnya.

Sedangkan di luar, Cathlea berdiri menatap Hendra dan Bella secara bergantian.

"Dari sekolah." Jawab Cathlea.

Bella segera menarik paper bag Cathlea lalu membukanya.

"Liat mas, harganya saja 500.000, dari mana lagi dia dapat uang untuk membeli kalo bukan dari hasil jual dirinya." Tuduh Bella.

"Katakan dari mana kamu dapat uang beli baju itu." Bentak Hendra.

"Apa perduli mas, mau itu dari hasil jual diri atau hasil kerja aku, mas sudah tidak berhak mencampuri urusan pribadi ku." Kesal Cathlea karena di tuduh.

"Makin berani saja kamu." Bella menarik rambut Cathlea ke belakang.

"Aww, lepaskan Bella, aku juga bisa kasar kalo kamu selalu kasar padaku." Tegas Cathlea sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Bella di rambutnya.

"Masa? Aku ingin liat seberapa kasar kamu." Bella semakin menarik rambut Cathlea.

"Lepaskan Mommy ku Bella." Bentak Zidan dari kamar saat melihat Bella menarik rambut Cathlea.

Dengan segera Bella melepaskan tangannya.

Cathlea tertegun sejenak melihat Zidan membentak Bella.

'Dapat keberanian dari mana Zidan membentak orang dewasa.' Batin Cathlea.

"Zidan sayang masuk nak, jangan keluar." Perintah Cathlea.

"Zidan nggak mau, kalo Mommy tidak ikut masuk." Tegas Zidan.

Zidan berjalan menghampiri Hendra yang sedang menatapnya, dia tidak percaya anaknya yang masih kecil begitu berani membela Cathlea.

"Dad, kenapa Daddy biarin Bella nyakitin Mommy? Daddy sudah tidak sayang Mommy lagi?" Tanya Zidan menatap Hendra.

Hendra diam tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan Zidan.

"Kenapa Daddy diam?" Tanya Zidan.

"Karena Mommy kamu salah nak, Mommy beli baju dengan cara yang salah." Ucap Hendra.

"Salahnya dari mana Dad? Aunty Ririn yang berikan baju ke Mommy, apa itu salah?" Kesal Zidan.

Bella dan Hendra langsung diam.

"Zidan minta mulai sekarang jangan kasar lagi ke Mommy, atau Zidan akan bawa Mommy dan Zarah pergi dari rumah ini." Tegas Zidan.

"Jangan nak, kalian nggak boleh pergi dari rumah ini." Ucap Hendra.

"Kalo Daddy nggak mau Zidan pergi, jangan sakiti Mommy lagi, Zidan nggak terima Mommy Zidan disakiti apalagi di depan Zidan. Ayo Mom, kita masuk." Zidan menarik tangan Cathlea masuk kedalam kamarnya.

'Dasar anak kurcaci, berani-beraninya dia membentak gw di depan mas Hendra. Tunggu saja pembalasanku.' Batin Bella kemudian masuk ke dalam kamarnya di susul oleh Hendra.

.

.

.

Bersambung...

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

1
Nitnot
Luar biasa
rilex
dikit² hikss hikss hikss 🤣🤣🤣🤣
Alina Bams
ceritanya B saja.. membosankan
Dewi Dama
thoorrrr...sadis bangat...kenapa harus di suntik...itu sadis...tdk manusiawi....
Dewi Dama
thoorrr..kenaoa jd banyak liku2 nya sih....
Dewi Dama
cantikkkk....tapi..tp..sayang dres nya.....
.
Dewi Dama
makin seru aja ni thorrrr....
Dewi Dama
cerita nya bagus...thoorrrr...wslaupun agak ber tele2 tapi tetap enak di baca...
Dewi Dama
perfect
Dewi Dama
very good
Dewi Dama
akhir nya lea mau cerai....
Dewi Dama
udah di sakiti masih aja bertahan...
Dewi Dama
jangan marahin mak nya...marahin thoor nya kenapa bikin cerita yg mak nya cengeng.....hhhhhh....hihihiiii
Dewi Dama
kenapa juga sihh...jadi istri gk punya harga diri...suami udh gk suka masih...aja...mohon2
Dewi Dama
sedih nya....
Vita Bayu
Luar biasa
🪷⃞⃟⃝Lc¹³IntanPsarmy°𝐒𝐒⃟⃝🕊
fix si Bella merasa paling santik sekebon
🪷⃞⃟⃝Lc¹³IntanPsarmy°𝐒𝐒⃟⃝🕊
jangan bilang nanti hendra selingkuh lagi sama pembantu baru nya 😁😁😁
Muarasya Asyifatul J.
ANJENKK, CATHLEAA ANJENKK
Muarasya Asyifatul J.
ANJENKKKKK, CATHLEA ANJENKK
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!