" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terserang Virus Cinta
Tiba-tiba saja suasana menjadi hening dan juga kaku, Hanum benar-benar tidak menyangka dengan kejadian ini, begitu pun dengan Sadam.
"Ayo Num duduk, jangan diam disitu saja!"
"I iya kak Hira!" jawab Hanum terbata.
Sedangkan Sadam yang semula asik menikmati sarapan paginya, entah kenapa ia menjadi hilang selera, dan ia pun memutuskan untuk segera pergi dan berangkat ke kantor.
"Aku berangkat ke kantor dulu!" ucap Sadam sambil menaikan dagunya dan sesekali melirik ke arah Hanum. Sadam berdehem karena merasa suasana sekitarnya sudah tidak enak baginya.
Tanpa banyak pertanyaan, Mahira buru-buru beranjak dari tempat duduknya dan bergegas menyusul suaminya yang sudah jalan lebih dulu menuju pintu ruang utama.
Mahira kini membukakan pintu untuk suaminya, lalu mencium punggung tangannya secara tiba-tiba, sontak Sadam pun membalasnya dengan mengecup pucuk kepala Mahira.
'Aish, apa yang kau lakukan Sadam!' batin Sadam tidak percaya atas sikapnya.
Mahira hanya tersenyum atas perlakuan manis suaminya.
Kemudian pintu pun di tutup, namun tiba-tiba saja Hanum buru-buru dan bersiap-siap berangkat ke tempat ia magang.
"loh Num, kamu gak sarapan dulu? Tanya Mahira dengan dahi mengkerut.
"Sudah telat aku kak!" sahut Hanum.
'aku sudah telat kak, apalagi bosku alias suaminya kak Hira sudah berangkat lebih dulu, kan gak lucu kalau aku datang ke kantor belakangan, bisa-bisa nanti aku langsung di out, bisa kacau.' ucap Hanum dalam hati.
"yasudah Num, kamu hati-hati ya, nanti sore setelah kamu pulang magang, kita cari kos-kosan, gimana?" usul Mahira.
Hanum pun hanya mengacungkan dua jempolnya tanpa berkata apapun, setelah selesai mengenakan sepatu, ia pun buru-buru berpamitan kepada Mahira.
"Aku berangkat dulu ya kak, Assalamualaikum!"
"waalaikumsalam!" jawab Mahira, dan kemudian menutup kembali pintu ruang utama.
Dengan nafas yang terengah-engah, kini Hanum tiba di area lobby apartment, ia pun bergegas menuju pintu keluar, namun ada suatu pemandangan yang membuatnya cukup tercengang.
"Alamak, kenapa bos menakutkan itu masih berada di depan lobby?"
Rupanya Sadam sengaja menunggu Hanum di sana. karena sudah terlanjur berada di lobby dan sudah berada di pintu keluar, ia pun terpaksa melintas di depan bosnya tersebut.
Dengan tatapan sinisnya dan sambil bersidekap, akhirnya Sadam menegur Hanum.
"Hey anak magang, tunggu kau!"panggil Sadam ketus
Dengan tubuh gemetar, akhirnya Hanum menghampiri Sadam.
Hanum terus saja menundukkan kepalanya dan enggan untuk melihat wajah bosnya yang menurutnya sangat menyeramkan itu.
"Ikut denganku, ada yang ingin aku bicarakan padamu!" ajak Sadam yang kemudian masuk kedalam mobil miliknya yang sudah terparkir di depan pintu masuk lobby apartment.
Dengan terpaksa Hanum masuk ke dalam mobil tersebut, ia pun duduk di jok depan bersebelahan dengan Sadam, itu semua atas permintaan dari Sadam.
Tubuh Hanum terus saja gemetar sambil mengeluarkan keringat sebiji jagung.
"baiklah anak magang, maksudku Hanum! Kau sudah terlanjur tahu jika aku adalah suami dari sepupumu, dan di sini aku minta kau untuk tutup mulut dengan semua kejadian ini, jangan sampai ada orang lain tahu mengenai hal ini, paham kamu?" Sungut Sadam sedikit membentak.
Hanum pun merasa aneh atas perkataan dari Sadam.
'kenapa anda malah merahasiakan pernikahan anda dengan Kak Hira? Memangnya kenapa kalau banyak orang yang tahu? Bukankah itu sangat bagus? Anda ini sungguh sangat mencurigakan!' ucap Hanum dalam hati
"Woyyyy, kau dengar tidak perkataan ku barusan hah?"
Seketika Hanum langsung terperanjat dan kaget mendengar suara bariton dari bosnya tersebut.
"Astaghfirullah, Saya faham pak! Sangat Faham, dan saya berjanji tidak akan mengatakan hal ini kepada siapapun!" jawab Hanum masih dengan posisi menundukkan kepalanya.
"Good girl! Itu jawaban yang aku mau, sebagai gantinya, nilaimu yang semula aku beri C akan ku ubah menjadi A+, jadilah anak magang yang patuh jika kau masih ingin bekerja di perusahaan ku!"
" B baik T tuan!"
Mobil pun kini melaju dengan kecepatan penuh menuju perusahaan Shadow Hito group.
Sebelum sampai di area kantor, Sadam sengaja menyuruh Hanum untuk turun, ia tidak ingin sampai orang lain tahu jika dirinya pergi bersama Hanum, bisa jadi gosip para karyawan nantinya.
Padahal jarak tempuh menuju perusahaan yakni sekitar 300 meter, dengan terpaksa Hanum lari maraton menuju perusahaan.
'Aish, kenapa dunia ini begitu rumit seperti ini sih?' ' batin Hanum seraya ingin menjerit.
Saat tiba di ruangannya, Seperti biasanya Hans sudah menyambutnya.
"Selamat pagi Tuan Sadam!" sapa Hans dengan ekspresi tidak seperti biasanya.
Sadam yang jarang sekali melihat Hans dengan raut wajah seperti itu, akhirnya mulai menegurnya.
"Hey Hans, ada apa dengan dirimu? Pagi-pagi wajahmu sudah kau tekuk, kusut sekali kau ini!"
"Tuan, semalaman aku di cecar banyak pertanyaan oleh Nyonya Alisa, sepertinya Nyonya sudah mulai curiga dengan pernikahan keduanya Tuan!"
Seketika Sadam langsung menggebrak meja di depannya.
Brak
"Kau jangan asal bicara Hans!"
"ini kenyataan, Tuan! Untung saja semalam pas Nyonya telepon, saya tidak sampai keceplosan meskipun saya begitu mengantuk."
"Memangnya apa yang Alisa tanyakan padamu Hans?"
"Nyonya terus saja bertanya jika Tuan memiliki wanita lain, dan berani bermain api di belakang Nyonya, lagian kenapa juga Tuan mesti malam-malam pergi ke luar dengan berdalih ada urusan kantor yang mendadak, itu semua di luar nalar Tuan, Nyonya itu bukanlah wanita bodoh yang bisa dengan mudahnya Tuan kelabui!" tegas Hans.
Dengan lemas nya, Sadam duduk di kursi singgasananya, ia malah memutar-mutar kursi tersebut layaknya seorang anak kecil yang sedang asik bermain, padahal kondisi seperti itu adalah Kondisi dimana Sadam sedang merasa gundah dan gelisah.
"Aku bingung dengan diriku sendiri Hans, entah kenapa bayangan wanita itu terus saja menghantuiku, dan aku selalu menginginkannya, namun entah kenapa juga akhir-akhir ini aku malas untuk menyentuh Alisa?" ucap Sadam sambil memejamkan kedua bola matanya.
Hans pun tersenyum tipis. " hati-hati Tuan, sepertinya anda terkena virus Cinta nyonya Mahira!" celetuk Hans yang asal bicara.
Tiba-tiba Sadam langsung terperanjat dan bangkit dari tempat duduknya.
"Kau jangan asal bicara Hans, mana mungkin aku mencintai Mahira? Dia itu hanya aku anggap sebagai istri bayaran untuk melahirkan benih dariku, sudah itu saja, gak ada yang lain!" sungut Sadam mulai tersulut emosi atas perkataan dari Hans
"Tapi yang saya lihat, mulut dan hati anda telah berkata lain, meskipun anda terus menyangkalnya, tetapi saya bisa melihatnya Tuan, anda ini mulai menyukai Nyonya Mahira!"
Sadam pun langsung menepuk jidatnya, dan membuka satu kancing di sekitar kerah kemejanya, tiba-tiba dadanya terasa sesak.
"Ambilkan aku air putih hangat Hans, satu gelas saja!" pinta Sadam.
Hans pun bergegas mengambilkannya.
'ini gila, mana mungkin aku menyukai wanita itu? Tapi memang tidak bisa di pungkiri jika Mahira wanita yang sangat menarik dan bisa menyenangkan ku, namun masa ia aku menyukainya dan dengan mudahnya melupakan Alisa? Tidak, tidak ini tidak boleh sampai terjadi! ' ucap Sadam di dalam hati.
Divisi Humas
Dengan tubuh lemas nya, Hanum duduk sambil bersandar di senderan kursi, pagi ini energinya benar-benar sudah terkuras habis akibat harus lari maraton, di tambah perutnya yang keroncongan karena belum sempat sarapan.
"Num, kamu kenapa? Kok pagi-pagi sudah lemas begini?" tegur Sonia.
"Maafkan aku kak Sonia, aku kehabisan energi!" sahut Hanum.
Akhirnya Sonia mengasongkan roti sandwich dan satu susu kotak kepada Hanum.
"Makan dan minumlah ini, aku yakin jika kamu belum sarapan!"
seketika kedua bola mata Hanum langsung berbinar
"ya ampun, dari dulu kak Sonia ini kakak tingkat paling peduli dengan adik tingkatnya, aku senang bisa satu grup dengan Kak Sonia!"
"Sudah Num, jangan berlebihan seperti itu, lagian kita di perusahaan ini harus menjaga nama baik kampus kita Num, kalau kinerja kita jelek otomatis nama kampus kita juga akan terseret dan imbasnya pasti akan berbuntut panjang!" tutur Sonia.
"Maafkan aku kak Sonia, aku memang bikin rusuh serta kekacauan di sini!" jawab Hanum tertunduk malu.
Sonia pun menepuk bahu Hanum.
"Sudahlah Num, Masalah itu tidak usah di permasalahkan lagi, yang penting kedepannya kita harus bisa bekerja lebih giat dan lebih baik lagi, semangat Num!"
Terima kasih Kak Sonia!" jawab Hanum tersenyum senang.
"Oh iya Num, semalam kau tidur dimana? aku sempat hawatir loh, ku coba menghubungi ke nomer ponsel mu tapi malah gak aktif!"
"Maaf kak, semalam ponselku mati dan lupa aku cas, Alhamdulillah semalam aku bertemu dengan sepupuku dan aku menginap disana!" tukas Hanum
'kalau sampai kak Sonia tahu aku menginap di rumahnya siapa, aku yakin kak Sonia akan syok!' batin Hanum seraya ingin tertawa.
"Syukurlah Num, semalam kakak malah tidur di kosan nya Bayu dan juga Rangga, abis kakak bingung belum dapat kosan sampai sekarang, untungnya si ibu kos nya baik, dan kakak menginap di rumah pemilik kosan mereka." sahut Sonia tersenyum getir.
"Yasudah kak, nanti sore aku dan sepupuku akan mencari kosan sekitar sini, bagaimana kalau kita cari sama-sama?" usul Hanum.
"Wah, boleh juga tuh Num!" sahut Sonia.
Tidak lama kemudian datanglah seorang wanita cantik berkulit putih dan tinggi semampai berjalan melintasi bagian Divisi Humas dengan ber lenggak-lenggok layaknya seorang model.
Para karyawan lainnya pun tiba-tiba menyapa wanita tersebut sambil membungkukkan badannya.
"Selamat pagi Nyonya Alisa!"
"Selamat pagi Nyonya Alisa!"
Para karyawan menyapanya dan saling sahut menyahut.
Dengan ramahnya, Alisa membalas sapaan para karyawan.
"Eh Rim, kok Bu Alisa bisa ya bertahan lama dengan bos kita yang super galak itu?"
"iya Rum, aku pun tidak habis fikir, memang sih bos kita itu gantengnya gak ada obat, tapi lihat sifatnya, ampun deh!" sahut Rima.
Mendengar hal itu, Hanum tiba-tiba saja langsung membulatkan kedua bola matanya.
"Apa? istrinya Bos kita?" ucap Hanum dengan suara cukup lantang, sehingga terdengar oleh karyawan lain,sedangkan Alisa sudah bergegas pergi menuju ruangan kerjanya Sadam.
"Eh anak magang, jangan bikin gaduh! Bu Alisa itu adalah istrinya bos kita, faham kamu sampai sini hah!" sungut Rima cukup ketus terhadap Hanum.
'Apa-apaan ini? kak Hira juga istrinya Bos Sadam! ya ampun, oh my god! Apakah mungkin Kak Mahira itu istri simpanannya bos Sadam? Pantas saja aku di suruh tutup mulut! Ya ampun Kak Hira, kenapa kau menyembunyikan ini semua dariku.' geram Hanum di dalam hatinya.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁