Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darth Vader Parfume
"Duduk ... sekarang cerita dulu sebelum aku pulang" Angga memaksa Hasna untuk duduk didepannya.
"Cerita apa lagiii ahhh... kan tadi juga udah dibilangin ketemu gak sengaja di Toko Buku trus dia mau aku bikinin lagi cerita anaknya jadi ngobrolnya sambil makan" jelas Hasna malas-malas.
"Ini kamu dibelikan barang sama dia untuk alasan apa? jangan berbohong kamu!... memangnya Kakak tadi gak liat kamu dikasih barang-barang sama dia.... sini Kakak lihat?" Angga langsung mengambil 2 paper bag yang disimpan Hasna di meja kecil di kamarnya.
"Ihhhhh Kakak ngeselin banget... "Hasna langsung melotot kesal.
"Ini apa lagi parfum.... pinsil?" Angga langsung merasa kesal.
"Kenapa dia belikan kamu parfum? kamu gak tau ini barang-barang yang biasa dibelikan laki-laki untuk pasangannya... kamu gak sadar dia laki-laki berumur... dia pasti sudah punya istri Hasnaaaa.... Ya Allah Hasna... Kakak musti ngomong apa sama Mama dan Ayah... Kelakuan kamu itu kaya cerita-cerita anak alay yang morotin lelaki tua" Angga langsung nyerocos kesal.
"Kakak.... apaan sih ngeselin banget ngomongnya!" Hasna semakin kesal
"Dia sudah gak punya istri tadi bilang sudah meninggal, trus dia kasih parfum karena aku bikinin cerita buat anaknya, trus itu pensil eyeliner sebagai pengganti yang punya aku karena diambil sama anaknya... aku juga udah nolak waktu dia kasih parfum, tapi dia gak mau tau, malah nyuruh aku ngebuangnya kalau gak mau diambil... kan sayang ka kalau dibuang itu parfum mahal.... mubazir" Hasna menghela nafas
"Hmmmm... aku masih belum ngerti... koq sampai segitunya dia sama kamu... aneh kalau aku bilang sih" Angga mengerutkan dahinya. Dia khawatir adiknya menjadi mainan dari lelaki yang tidak bertanggungjawab.
"Kamu berdiri.... langkahi dulu itu barang-barangnya 3 kali... ayo berdiri... kali aja dia ngasih guna-guna sama parfum sama makeup nya nanti kamu bakalan jadi simpanan dia".... Angga langsung berdiri menarik tangan Hasna.
"Kakakkkkkkkkk.....kaya orang gak pernah solat ihhh... percaya sama yang gituan" Hasna menarik tangannya dari Angga yang memintanya berdiri.
"Aku gak percaya tapi aku khawatir.... gak apa-apa daripada kamu nanti ada apa-apa aku gak mau... sini cepetan berdiri.." Angga keukeuh menarik tangan Hasna dengan keras.
"Anggap aja lagi main Sondah... loncat-loncat... ayo.." Angga mendorong Hasna loncat bulak balik di atas paper bag.
Hasna sudah malas untuk beradu pendapat dengan Angga, dilakukannya apa yang diminta oleh kakaknya. Loncat kiri....... loncat kanan..... loncat kiri lagi.
"Udah puass?" tanya Hasna.
"Kamu musti hati-hati 'Na... kamu tuh gak tau kelakukan laki-laki seperti apa... di Jakarta lagi. Kamu tuh kan belum pernah pacaran selama ini, gak pernah ngerasain di bohongin, gak pernah ngerasain dirayu..." jelas Angga
"Kakak gak mau kamu sampai terperangkap masuk jebakan laki-laki gak bener"
"Iya kak aku juga tau... tapi kakak jangan suudzon dulu sama aku... dengerin dulu penjelasannya" Hasna memilih menjelaskan semua kejadian di kantor termasuk kejadian tadi siang saat ia dimarahi oleh Reza di lantai 9.
"Kalau kakak rasa agak aneh sih koq sampai kamu disuruh bikin cerita untuk anaknya, tapi memang orangnya juga aneh suka bawa anak ke kantor... aku rasa jarang ada laki-laki bawa anak ke kantor belum pernah liat malah" Angga merasa kasian jadinya melihat Hasna, rasa kesal tadi melihat adiknya pergi dengan lelaki berumur menjadi kasihan.
"Yah dia bawa anaknya ke kantor karena ibunya sudah meninggal Ka... aku juga awalnya aneh, tapi pas denger tadi penjelasan dia aku jadi ngerti" Hasna menjawab lemah, hatinya kembali merasa sedih mengingat Maura
"Kamu jangan pergi lagi sama dia, walaupun alasannya untuk anaknya. Kakak khawatir soalnya dia sudah berumur jadi sudah banyak pengalaman hidupnya. Kamu masih bisa dibohongin soalnya" Angga keukeuh...
"Enaknya aja, siapa juga yang suka pergi sama laki-laki berumur. Aku kan tadi gak sengaja ketemuan" Hasna langsung nyolot
"Ini parfume nya gimana dong Kaaa..." tanya Hasna bingung dengan parfume pemberian Reza
"Yah dipakai saja, itu sebagai bentuk terima kasih dia sama kamu... gak apa-apa"... "Udah ah kakak mau pulang cape"
"Minggu depan kita pulang bareng ke Bandung, pakai kereta saja supaya nyaman, nanti ketemuan di stasiun. Kakak yang belikan tiketnya" Angga bangun dengan malas dari duduknya. Hari ini dia merasa lelah karena menghabiskan energi untuk menelusuri masalah Hasna.
"Iyaaa.. maaf Kakak jadi kepikiran... nanti kalau di Bandung aku pijitin deh.. bonus buat abang aku yang paling ganteng tapi jomblo"
"Kaya kamu sendiri gak jomblo aja" Angga keluar sambil bersungut-sungut.
"Solat Isha dulu jangan lupa ... assamualaikum... kamu gak usah nganterin kakak kedepan" Angga keluar dari kamar kost an Hasna.
Hasna langsung merebahkan dirinya di kasur, drama hari ini ternyata panjang sampai ke malam hari. Diraihnya paper bag yang diberi Reza kepadanya, dibukanya parfume pemberian Reza. Hmmm merknya Pleasure... dari Estee Lauder... Botolnya lucu simple dan bening. "Harumnya kayanya enak" pikir Hasna.
Disemprotkannya di ujung tangan ... "Hmmmm harumnya enak segar dan elegan.... waaaaaa" Hasna langsung bangun dari tidurnya, ia tersenyum. Parfume pilihan Reza ternyata sangat cocok dengan seleranya. Disemprotkanya lagi di tangan yang sebelah kanan kemudian diusapkannya di lehernya... "waaaaah harumnya"... Hasna sangat senang dipeluknya parfume botol kecil itu sambil berguling-guling di kasur. Walaupun hari ini dramanya menyebalkan tapi ternyata happy ending.
Ting..ting... bunyi notifikasi pesan terdengar di handphone Hasna
"Bagaimana suka aroma parfumenya" nomor yang tidak dikenal.
"Eh siapa ini?" Hasna langsung membuka notifikasi pesan. Ternyata orang yang menyuruh membuat rekaman cerita...
"Hmmm Pak Reza... aku belum sempat menyimpan nomornya ternyata... Hmm dikasih nama siapa yahh?" Pikir Hasna
"Hahahahahahh Darth Vader saja" Hasna tersenyum iseng, disimpannya nomor Reza dengan sebutan Darth Vader... Dalam pikiran Hasna toh tidak akan ada yang tahu kalau itu nomor Pak Reza
"Saya suka pak, terima kasih... aromanya sangat menyegarkan.. sekali lagi terima kasih" tulis Hasna
"Eh... kalau cerita untuk Maura harus saya kirim sekarang Pak?.... Saya baru sampai di kost an dan tadi saya ada pembicaraan dulu dengan kakak" tulis Hasna
"Tidak usah! Maura nya sudah tidur... Besok saja kalau kamu punya waktu luang" jawab Reza
"Kamu tidak dimarahi kakak kamu kan?" tanya Reza
"Tidak pak, kakak saya orangnya baik, hanya dia melarang saya untuk pergi dengan laki-laki kalau tidak dia kenal. Maaf Pak ... kakak saya orangnya galak, maaf kalau tadi kurang sopan"
"Tidak apa-apa, sudah seharusnya begitu.. ya sudah selamat istirahat" Reza mengakhiri pesannya.
"Baik pak terima kasih.. Selamat malam" Hasna menutup pembicaraan di pesan.
Reza tersenyum, saat ini dia sedang tidur bersama Maura. Saat ia datang anak-anaknya sudah tidur semua, Hujan masih mendengarkan musik di hapenya. Tapi sekarang dia tampak sudah tidur kalau Maura tampak sudah tidur dengan lelap. Memandang anak-anaknya tidur dengan damai memberikan rasa ketenangan pada Reza. Sampai saat ini dia masih belum berpikir untuk menikah lagi, kekhawatiran kalau perempuan yang dinikahinya tidak menyayangi anaknya lebih besar dari kebutuhannya sebagai lelaki yang memerlukan pasangan hidup.
Ini adalah harga yang harus dibayar oleh Reza karena mengabaikan Mitha. Harga yang sangat mahal yang harus ditebus oleh rasa sepi yang tidak hanya dirasakan oleh dirinya tapi juga kedua anaknya.
Ia berharap akan menemukan sosok perempuan yang bisa menjadi Ibu yang bagi kedua anaknya, terutama bagi Maura yang masih kecil dan Hujan yang memasuki usia pubertas. Akankah ia akan menemukan perempuan itu, Reza tidak berharap terlalu banyak. Sedikit perempuan yang mau menerima laki-laki dengan 2 anak perempuan. Ah... lebih baik ia tidur berharap beban hari ini akan berkurang dengan tidur yang nyenyak. Semoga.
************************
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca karya saya. Jangan lupa vote, like dan komen yah... supaya semangat bikin episode lanjutannya... hehehhe. Semangat
************************
apakah bener Buun, dipotong² lagi ceritanyaa
maacieeww Bunaaaa lopee²