Sedatar Wajah Suami Ku

Pak Ruli dan juga Bu Endah akhirnya tiba juga di kota B setelah menempuh perjalanan panjang dengan rasa khawatir akan nasib pernikahan Mala dan juga Davin.mereka berangkat setelah menunaikan shalat subuh dengan Pak Ruli sendiri yang menyetir mobil.kedua nya sengaja berangkat lebih awal agar bisa lebih cepat tiba di sana dan tidak terjebak dalam kemacetan.

Setiba nya di kota B, mobil melaju perlahan menuju ke rumah masa kecil Pak Ruli.satu pun tidak ada yang tahu mengenai kedatangan mereka ini.

Dari dalam mobil,bisa mereka lihat kalau Mala sedang menyapu teras depan.mobil Pak Ruli berhenti tepat di belakang mobil milik Davin.melihat kedatangan kedua orang tua nya,Mala langsung menjatuhkan sapu dengan air mata yang membasahi pipi mulus nya.mencerminkan kerinduan dan kesedihan besar yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.

Bu Endah segera menghampiri putri nya,memeluk nya erat dan mencoba menenangkan hati putri nya yang sedang bimbang.

" Kamu apa kabar sayang?" tanya Bu Endah sambil mengusap punggung putri nya.

" Mala baik Bun,Ayah sama Bunda apa kabar nya? Kenapa datang secara mendadak?" tanya Mala lalu mengajak kedua orang tua nya untuk masuk ke dalam rumah.

" Kami sengaja mau bikin kejutan untuk Kamu dan semua nya." kekeh Bu Endah di balas wajah menggemaskan oleh Mala.

Davin sudah ikut keluar menyambut kedua mertua nya, begitu juga dengan Kakek Bowo,Tante dari Mala beserta suami nya dan terakhir Umar yang baru saja pulang sekolah.sementara Nadia belum kelihatan batang hidungnya karena masih berada di sekolah nya.

Tante Mala yang bernama Yanti terlihat mengobrol akrab dengan Kakak ipar nya.Mala pamit ke dapur untuk menyiapkan minuman hangat dan juga kudapan untuk menyambut kedua orang tua nya .beruntung kemarin Mala sempat berbelanja jadi punya banyak stok kue dan cemilan di dalam kulkas.

Beberapa saat kemudian,Mala datang dengan membawa banyak barang di tangan nya.Davin yang melihat itu semua nya, bergegas berdiri lalu membantu istri nya yang terlihat sangat kesusahan.kerja sama pasangan suami istri ini membuat semua orang tersenyum melihat nya.

"Kapan kalian akan berangkat ke negara T?" tanya Bu Endah memecah kesunyian.

Mala kaget ,ia langsung menatap bergantian kedua orang tua nya.Mala mencium sesuatu yang tidak beres dari kedatangan kedua orang tua nya secara mendadak.kalau sudah seperti ini,Mala sudah tidak bisa lagi menolak permintaan Davin.

" Davin sudah meminta izin dan menceritakan semua nya kepada Kami,Bunda tidak memaksa Kamu untuk memaafkan dia.tapi Kamu harus ingat kalau Davin masih sah sebagai suami mu.Davin sudah mengakui kesalahannya.tidak ada salah nya kalian mencoba memperbaiki rumah tangga yang sudah retak ini?" ujar Bu Endah lembut.

Luka di hati Mala memang masih menganga lebar,namun jika luka itu di biarkan begitu saja, otomatis sembuh nya akan lama bahkan bisa sampai infeksi.Davin datang dengan kesadaran penuh untuk menyembuhkan luka itu.

Awal nya mereka juga tidak menyangka jika Davin bisa dengan mudah menemukan keberadaan Mala,dari pihak besan pun sudah mengatakan kalau mereka tidak pernah sedikitpun membantu Davin.apa yang Davin dapat kan sekarang adalah murni hasil jerih payahnya sendiri.

" Tapi Mala ingin melanjutkan sekolah Bun,Mala belum ingin hamil lagi." kata nya lirih dan sudah melalui pertimbangan yang matang.

" Kamu bisa melanjutkan sekolah mu,Aku akan selalu mendukung apapun pilihan mu.masalah keturunan bisa kita bicarakan nanti." sahut Davin seakan tak berniat untuk mengekang kebebasan istri nya.Mala masih muda dan sudah seharusnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Apalagi sewaktu sekolah,Mala adalah siswa yang berprestasi.Davin yakin Mala bisa melakukan tugas nya sebagai istri dan mahasiswa dengan baik.

Bu Endah dan yang lain nya tersenyum sambil mengangguk setuju ke arah Mala.

Dalam hati Mala berdecak kesal mengatai Davin dengan kata-kata kotor,bukan ini yang mau dia dengar,kenapa Davin tidak menolak mentah-mentah keinginan nya ini.Mala semakin terdesak dan mau tidak mau harus berlapang dada memaafkan pria ini.

Setelah selesai menyantap makan malam. Mala masuk ke dalam kamar di ikuti oleh Davin.

Mala memutar malas bola mata nya,Davin ini sudah seperti lintah yang hobi menempel pada tubuh nya.

Ponsel milik Davin berdering.nama mertua nya tertera di layar ponsel milik pria ini.satu hal yang membuat Mala tertegun.wallpaper ponsel Davin ternyata menggunakan gambar wajah nya yang sedang menatap lurus ke arah depan.Mala tidak tahu kapan gambar ini di ambil oleh suami nya.

" Terima saja panggilan nya." instruksi dari Davin.

Mala yang tidak ingin membuat mertua nya menunggu terlalu lama, akhirnya menggeser tombol hijau hingga membuat sambungan video ini tersambung.

Davin ikut merebah kan tubuh nya di samping Mala.sungguh lincah sekali pria ini.kalau saja mereka tidak sedang menjadi pusat perhatian kedua mertua nya, mungkin sudah sejak tadi Mala menendang Davin dari tempat tidur yang lumayan luas ini.

" Anak Mama...Apa kabar sayang?" tanya Bu Maisya antusias.

Mala terharu mendengar suara mertua nya, meskipun mereka sudah terpisah dan tidak tinggal bersama lagi,Mertua nya ini masih memperlakukan Mala dengan baik.mau di mana lagi coba mendapatkan mertua sebaik mertua nya ini.

" Alhamdulillah baik Ma,Mama sama Papa apa kabar, maaf kalau kemarin Mala tidak sempat menghubungi kalian." tanya Mala lirih.

" Tidak apa-apa sayang, kabar kami sangat baik apalagi setelah melihat kalian berdua yang semakin dekat dan lengket,jangan lama-lama di sana ya sayang,Mama sudah kangen banget sama Kamu." Mala tersenyum manis.padahal mereka dekat juga karena Davin yang memaksa.Mala tidak berniat membantah ucapan mertua nya , sudah pasti Davin akan mengajak nya berdebat.

" Sasa sama Ray kemana Ma?" tanya Mala mencari keberadaan kedua adik ipar nya.

" Mereka sedang ada kegiatan di sekolah, rencana nya mereka akan menginap selama tiga hari di sekolah.Mama yakin mereka pasti tidak akan betah." kekeh Bu Maisya puas sekali mendustakan kedua anak kembar nya.

Bagaimana tidak,kedua anak kembar nya itu sudah terbiasa hidup mewah dan serba ada. mau apapun pasti minta bantuan kepada asisten rumah tangga.Maisya bisa membayangkan seberapa repot nya si kembar tanpa asisten rumah tangga di samping mereka.

Cerita pun semakin berlanjut,Al dan Davin juga sesekali ikut berbicara.semua mengalir tanpa jeda.Davin bahkan tidak malu-malu mengecup pipi Mala di depan kedua orang tua nya.

" Mama sudah menyiapkan hotel yang bagus untuk kalian selama berada di negara T,pokok nya kalian harus menginap di sana." Maisya memaksa kan kehendak nya .tidak ada yang bisa Mala lakukan selain menerima kado itu.

Maisya sendiri sengaja tidak membahas tentang cucu di depan Mala,padahal sebenarnya dia sudah sangat menginginkan kehadiran seorang cucu di dalam keluarga mereka.dia sudah mendengar semua nya dari Davin.Maisya sangat menghargai keputusan menantu nya.mereka akan selalu mendukung Mala seperti anak mereka sendiri.

" Terimakasih Ma,Pa." kata Mala sungkan.

" Sama-sama sayang,kalau Kamu mau lanjut jalan-jalan ke negara lain boleh juga, katakan saja,biar Mama siapkan tiket pesawat nya.puas- puaskan saja jalan-jalan nya sebelum kembali ke ibu kota." Mala menggeleng cepat.pergi ke negera T saja sudah cukup bagi nya.Mala tidak ingin pergi kemanapun karena tidak pasti akan selalu berduaan dengan Davin.

" Nanti kalau Davin memperlakukan Kamu dengan kasar dan semena-mena lagi,Kamu harus kasih tahu Mama.jangan diam saja seperti kemarin.Mama akan membawa Kamu lebih jauh lagi supaya dia tidak bisa menemukan Kamu."kata Bu Maisya mengingat kan menantu nya sekaligus mengancam putra sulung nya.

Sontak saja membuat Davin menatap kesal ke arah Mama nya,yang di tatap malah tertawa mengejek.Davin tidak akan pernah menang menghadapi wanita paruh baya ini.

" Ma! Jangan mencemari otak istri ku dengan hal yang tidak baik,Aku tidak akan pernah menyakiti istri ku lagi,Mama bisa pegang kata-kata ku ini." Wajah Davin terlihat datar tangan nya sudah melingkar di perut Mala.membuat Mala menjadi salah tingkah.

" Sekarang saja baru istri ku! Dari kemarin kemana aja hah?" sinis Maisya puas sekali bisa menyudut kan putra nya.

" Udah Ma! Jangan di bahas lagi,kalau nggak! Aku tutup nih telpon nya." kali ini Maisya yang kalah telak di buat oleh Davin.

Al mengambil alih ponsel dari tangan istrinya.antara ayah dan anak ini terlibat pembicaraan bisnis yang sangat serius.Al yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis sedang mengajari sang putra cara menghadapi pengusaha dari negara T.Davin diam menyimak ucapan Papa nya, sesekali dia mengangguk pertanda mengerti.

Mala masih betah berada di samping suami nya,mau beranjak juga tidak bisa karena tubuh nya masih terperangkap dalam dekapan hangat Davin.

" Semoga saja pilihan ku tidak salah,jika sampai dia berani melanggar janji nya.Aku cincang burung perkutut nya itu... Atau nggak Aku siram pakai bensin saja seperti yang sedang viral ." gumam Mala hanya bisa menatap dada suami nya sekaligus mendengar irama detak jantung Davin yang bertaut sangat kencang.

Bersambung..

Jangan lupa like,Vote dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar guys..