NovelToon NovelToon
Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Arvin melepas dasinya dan membuka tiga kancing atas seragamnya. Dia mengambil rokok dan menyulutnya lalu bergabung dengan teman satu gengnya

"Arvin, lo lama sekali!" kata Riko.

Arvin menyerahkan pamflet yang dia ambil tadi sore. "Mau ikut ini?"

Riko dan Gani melihat pamflet yang diberikan Arvin.

"Saatnya Vale Band menunjukkan bakatnya," kata Arvin.

Inilah sisi lain Arvin. Jika di rumah, dia akan menurut apa kata papanya. Jika di sekolah, dia akan menurut apa kata guru. Tapi jika di luar rumah, anak buahnya yang akan menurut padanya. Dia membentuk sebuah geng tanpa sengaja karena dia bermain gitar di taman. Setidaknya seminggu dua kali dia akan bermain di sana untuk menyalurkan hobinya dan menutup wajahnya dengan masker agar tidak ada yang tahu.

Kemudian dia bertemu dengan Riko dan Gani yang sama-sama menyukai musik seperti dirinya. Lalu beberapa teman lain yang juga bergabung hingga mereka membentuk sebuah geng.

"Satu minggu lagi. Memang lo punya lagu ciptaan lo sendiri?" tanya Ganj.

"Gue punya dua lagu yang cocok tapi gue menciptakan lagu itu bareng Shaka."

"Ajak Shaka bergabung."

"Tapi dia satu sekolah sama gue."

Teman-temannya justru tertawa. "Takut banget lo ketahuan sama teman sekolah lo."

"Anjir, kalau bokap gue tahu, aset gue akan dibatasi. Gue gak akan bisa lagi bantu kalian dan ngumpul di sini!" Arvin kembali menghisap rokoknya sambil berpikir. "Gak ada pilihan lain! Karena gue punya misi sendiri."

Arvin membawa gitar listrik di punggungnya. Seragamnya sudah tidak rapi lagi dengan memakai jaket Vale Band. Dia memakai helmnya dan segera menaiki motornya. Dia melajukan motornya dengan kencang menuju tempat Shaka.

"Shaka!" panggil Arvin. Dia turun dari motor dan menghampiri Shaka yang sedang nongkrong dengan teman geng motornya.

"Wah, panjang umur sekali lo. Gue mau nyamperin lo."

"Gue mau ajak lo bergabung lagi dengan band gue!"

Arnav turun dari mobilnya. Dia berjalan mendekati putranya yang berdiri memunggunginya.

Shaka melihat Arnav yang semakin mendekat. Dia tidak menjawab apa yang diminta Arvin.

"Mending lo pulang aja," kata Shaka.

"Lo gak mau bergabung sama gue!"

"Arvin!"

Arvin menelan salivanya mendengar suara itu. Dia membalikkan badannya dan melihat papanya sudah berdiri sambil menatapnya marah.

"Jadi ini yang kamu lakukan setiap hari sampai malam! Kamu pulang sekarang!" Arnav menarik tangan Arvin tapi Arvin melepas tangan itu.

Arvin mengepalkan tangannya. Dia sudah lelah terus diatur oleh papanya. "Iya, karena aku sudah lelah terus Papa tuntut!"

Arnav semakin mendekat dan mencium aroma rokok yang pekat di baju Arvin. "Kamu punya band? Dan kamu juga punya geng? Arvin, berulang kali Papa bilang sama kamu, jangan sekali-kali bergabung dengan geng motor!"

Arvin tersenyum miring. "Papa dulu ketua geng motor, aku juga bisa menjadi ketua geng motor dan aku juga bisa mejadi leader band. Aku muak dengan tuntutan Papa untuk meneruskan bisnis Papa itu."

Arnav membuang napas kasar. Dia berusaha tutup mata saat anak buahnya melapor bahwa anak buahnya pernah melihat Arvin bermain gitar di taman. "Jadi kamu bangga mengamen di taman? Kamu bangga dengan hidup kamu yang seperti ini? Lihat penampilan kamu ini!"

"Papa tidak pernah mengerti apa inginku. Setiap kali aku belajar musik, Papa selalu menyuruhku belajar yang lain. Papa sekarang sukses di dunia bisnis, tapi Papa tidak sukses membentuk keluarga yang utuh. Buat apa kekayaan yang selama ini Papa cari kalau tidak ada kebahagiaan di dalamnya!"

Plak!

Arnav menampar keras pipi Arvin. "Papa melakukan semua ini demi masa depan kamu!"

Arvin mengusap pipinya yang panas. Dia menaiki motornya dan melajukan motornya dengan kencang meninggalkan papanya.

"Arvin!" Arnav mengepalkan kedua tangannya. Dia sangat menyesal mengapa memarahi Arvin sampai sekasar itu. Dia kembali masuk ke dalam mobilnya lalu pergi dari tempat itu untuk mencari putranya.

Shaka melipat kedua tangannya setelah menyaksikan drama itu.

Sepertinya Vita memang adiknya Arvin.

...***...

Arvin menghentikan motornya karena dadanya terasa sesak. Dia turun dari motor dan duduk di depan rumah seseorang. Dia mengambil botol minumnya tapi ternyata isinya telah kosong.

Arvin menarik napas panjang dan menghembuskannya agar sesak di dadanya berkurang.

Apa aku memang kena anxiety? Aku benar-benar tidak bisa mengatur emosiku sampai dadaku terasa sesak gini.

Arvin menatap langit tanpa bintang itu. Malam kian larut tapi dia enggan pulang ke rumah setelah bertengkar dengan papanya.

Arvin melepas seragamnya yang basah karena keringat, lalu dia memakai jaketnya dan menutupnya rapat karena tubuhnya semakin menggigil kedinginan.

Dia mengambil gitar listriknya dan memetiknya tanpa suara. Dia terus mengingat kembali semua yang telah dilaluinya sepanjang hidupnya.

"Aku ingin bertemu Mama."

"Lupakan Mama kamu, Mama kamu sudah pergi bersama pria lain!"

"Aku ingin les musik, Pa. Nilaiku di sekolah sudah sempurna, aku juga butuh hiburan dan menyalurkan hobiku."

"Tidak! Lebih baik kamu les Matematika atau Ekonomi dan Bisnis agar kamu bisa menjadi penerus yang hebat. Buat apa kamu bermain musik, hanya membuang-buang waktu."

"Papa selalu menuntutku agar Papa terlihat sukses mendidikku tanpa Mama. Papa egois!"

Dadanya kembali terasa sesak. Kepalanya juga terasa sangat pusing dan berat.

"Kamu siapa? Kenapa sedari tadi ada di sini?" tanya pemilik rumah itu sambil keluar membawa sapu karena dia takut dan mengira Arvin orang jahat yang mengintai rumahnya.

Arvin tak menyahut panggilan itu. Kepalanya terasa semakin berat. Dia meletakkan gitarnya di lantai lalu tubuhnya ambruk.

"Kamu kenapa?" Pemilik rumah itu menahan tubuh Arvin yang terasa panas. "Badan kamu panas sekali."

"Mama ...."

💕💕💕

Jangan lupa komen ya. 😁

1
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Jar Waty
keren kak lanjut
Maria Magdalena Indarti
baguss
Maria Magdalena Indarti
waduh siapa yg nabrak
Maria Magdalena Indarti
vita hamil
Maria Magdalena Indarti
ayooo vita semangat
Maria Magdalena Indarti
wow..... Shaka ..... sweet
Maria Magdalena Indarti
pasti Sakha
Maria Magdalena Indarti
puji Tuhan Shaka selamat
Maria Magdalena Indarti
waduh Arnav ngebet nih
Maria Magdalena Indarti
nah gitu dong langsung tembak
Maria Magdalena Indarti
masih canggung. pepet terus Arnav
Maria Magdalena Indarti
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
wow..... Salting ya..... hehehe
Maria Magdalena Indarti
wow....... ketemu...... deh sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
berhasil nih
Maria Magdalena Indarti
Arnav selalu emosi
Maria Magdalena Indarti
wah seruu nih ketemuan sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas untuk bertemu papa n kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!