Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Penyemangat Hati
Dika yang begitu lelah selama dalam perjalanan hingga rasanya ingin tidur lelap jadi terbangun ketika mengetahui kalau yang meneleponnya adalah Radinka hingga dia langsung mengangkat telepon dari Radinka
"Assalamu'alaikum cantik"
"Wa alaikum salam, sudah sampai ya Dika"
"Alhamdulillah sudah sampai dan kebetulan Dinka menelepon"
"Kebetulan kenapa Dika?"
"Radinka seperti obat penyembuh rasa lelah, pegal dan semua capek di perjalanan jadi hilang karena kehadiran Radinka walaupun melalui telepon"
"Iya ya Alhamdulillah, kalau Radinka bisa membuat badan Dika jadi sehat lagi dan bisa hilang rasa lelah dan capeknya"
"Ya semua itu karena hadirnya penyemangat hati Dika hingga semangat lagi ini"
"Alhamdulillah, Radinka ada kabar baik ini"
"Apa itu Din?"
"Dalam bulan ini papa akan mengunjungi sahabatnya di kota jadi papa ngajak mama dan Radinka ikut, jadi sekalian singgah ke rumah Dika nantinya"
"Oh iya Din, kapan itu ya?, jangan sampai liburan selesai ya!"
"Na untuk itu, Radinka belum tahu pasti tapi.yang pasti kita akan bertemu lagi untuk cerita hati yang semakin dekat ini"
"Iya pasti Dika akan menyambut Bidadari Dika dengan rangkaian cinta untuk Radinka seorang"
"Benar ya, nanti tetangga di rumah itu datang?"
Radinka menyindir Dika yang kelihatannya santai dan tertawa ketika di sindir sama Radinka
"Tidak seperti itulah cantik, ku pastikan saat ini aku akan berikan hati Dika yang terbaik bila Radinka datang"
"Betul ya, kalau jadi nanti, Dika akan segera Radinka kabari"
"Haruslah dikabari"
"Sampai di sini ya Dika, Assalamu'alaikum"
"Wa alaikum salam"
Dika menutup telepon dari Radinka sambil garuk-garuk kepala memikirkan kata-katanya sendiri
"Bagaimana dengan Putri kalau dia kemari?, waduh gawat juga ini kalau mereka jumpa"
Dika tertawa sendiri sambil berpikir akan satu cara
"Biarlah semua berjalan apa adanya, aku yakin pasti ada jalan keluarnya"
Dika tersenyum sendiri sambil pergi ke kamarnya untuk istirahat sempurna alias tidur kembali sedangkan papa mamanya Dika hanya tersenyum saja melihat Dika yang lagi kasmaran dengan beberapa gadis yang menyukainya hingga aktifitas berjalan sebagaimana biasanya di rumah keluarga papa mamanya Dika hingga akhirnya mereka istirahat di malam hari dan terus bergerak menuju waktu orang-orang sudah tidur dengan nyenyak
Sementara itu, di kamar Dika. Kelihatan Dika sedang tertidur dan bermimpi hingga tiba-tiba dirinya terbangun.
"Mimpi itu lagi"
Dika bicara sendiri karena dia baru saja bermimpi kalau dia dikejar cewek cewek yang mendambakan cintanya bahkan ada yang berani menarik-narik bajunya dan akhirnya Dika terbangun dan segera berIstighfar.
"Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?, apakah hal itu akan terjadi bila ku permainkan perasaan mereka tapi bagaimana kalau mereka yang mempermainkan perasaan ku"
Dika masih bicara sendiri sambil memikirkan arti mimpinya hingga dia teringat Radinka
"Kenapa tidak ada Radinka dalam mimpiku ya?, kenapa Putri menjauh dariku?, apa artinya ini?"
Dika terdiam dan tidak mau artkan negatif mimpinya karena kedua gadis ini adalah penyemangat hatinya hingga dia berdoa
"Oh Tuhan berilah kebaikan kepada mereka berdua"
Dika mengaminkan doanya sambil tersenyum dan melihat jam di dinding
"Baru jam empat pagi, sebaiknya aku mengambil wudhu dan sholat tahajud, biarlah semua ini kupasrahkan pada Tuhan"
Dika segera ke kamar mandi dan berwudhu, langsung sholat tahajud dan berdoa kepada Sang Pencipta yang menciptakan dunia dan seluruh alam semesta beserta makhluknya dengan doa yang terbaik buatnya hingga Dika menyampaikan perasaan yang dirasakan saat ini dan terlihat dia memohon petunjuk akan hal yang terbaik untuk bisa dilakukan tanpa harus menyakiti orang lain.
"Oh Tuhan ku, beri amba petunjuk Mu, Amin ya Allah"
Dika merasa tenang hatinya setelah pasrahkan dirinya pada Tuhan yang mengatur semuanya hingga dia melihatnya dirinya di cermin
"Oh iya, aku punya kemampuan baru, aku kan bisa lihat gadis-gadis yang benar-benar mencintai ku jadi aku pastikan hatiku saat ini sama Radinka"
Dika merasa punya jalan keluar setelah dia teringat kemampuan yang baru dipelajari dari Radinka untuk melihat kejujuran gadis gadis yang disukainya
"Yang setia padaku akan mendapatkan kesetiaanku"
Akhirnya Dika merasa tenang dan selanjutnya dia membuka jendelanya terlihat ada gadis cantik sedang mengenakan mukena dan baru saja membuka jendela kamarnya yang dilantai 2 seperti kamar Dika.
"Apakah dia seperti aku?, apakah dia merasakan kegalauan hatiku juga"
Dika bicara dalam hati sambil mengambil handphone dan menghubungi nomor handphone gadis yang tersenyum ketika Dika melihatnya dan mengambil handphone nya yang berdering dan terlihat kalau Dika yang menelepon
" Hallo"
"Baru selesai sholat ya sayang Dika"
"Iya, hati Putri galau selalu teringat Dika"
"Sama, bahkan aku mimpi tentang Putri"
"Benar ni, kok sama Dika bahkan aku ngejar-ngejar kamu dan mau mukul kamu"
"Gletak"
Handphone ditangan Dika terlepas karena Dika terkejut dan segera mengambil hanphone nya lagi
"Kenapa yayang Putri"
"Aku terkejut karena mimpi kita sama, Putri kejar-kejar Dika"
"Putri tidak mau jahat sama yayang Dika"
Kata Putri manja sambil menunjukan ekspresi sedih
"Selesai sholat subuh, kita jumpa ya Putri"
"Ok, Iya kita jumpa ya setelah sholat Subuh fan itu Azan sudah berkumandang, jadi Putri sholat dulu ya"
"Iya Dika juga, kita sholat subuh dulu ya"
"Ok, daa"
Putri dan Dika sama sama menutup telephone dan melaksanakan sholat subuh dikamarnya masing-masing.
Selesai sholat subuh Dika merapikan tempat tidurnya dan melakukan gerakan olahraga ala gerakan Dika untuk kesehatan tubuhnya dan turun dari lantai 2 kelantai 1. Terlihat mamanya sedang membuat susu untuk Dika sedangkan papanya lagi melakukan gerakan olahraga ala papanya sambil melihat Dika yang baru turun dari lantai dua
"Dika, mau kemana?"
"Biasanya Oa, lari pagi sekitar lapangan komplek bersama Putri"
"Cie sang Play Boy kecil"
"Ya pa, Dika hanya belajar mencintai seseorang tapi mumpung banyak yang mau, ya Dika terima saja"
"Kamu ya"
Dika tertawa sendiri karena dia akan berjumpa dengan penyemangat hatinya sedangkan mamanya Dika mengingatkan
"Minum dulu susunya sudah mama buat ni"
"Iya ma"
Dika meminum susunya dan segera menjumpai mamanya dan mencium tangan mamanya dan tangan papanya
"Dika pergi dulu ya pa, ma"
"Iya nak"
Dika keluar dari rumahnya dan menyapa security yang masih berjaga
"Pagi pak"
"Pagi Dika"
Kata security yang membukakan pintu gerbang untuk Dika meluar
"Mau olahraga ya Dika"
"Iya pak"
Kata Dika yang berlari menuju rumah Putri tapi Putri belum terlihat dan pintu gerbang masih terkunci tapi beberapa menit kemudian Dika melihat pintu gerbang di buka dan terlihat Putri yang baru mau keluar dari pintu rumahnya sedangkan Dika segera sembunyi dibalik tembok gerbang
Terlihat Putri membuka pintu gerbang dan mencari cari Dika, tiba tiba ada yang mengejutkan dari belakang
"Taaarrr"
"Taaar"
Putri terkejut hingga mengulang kata-katanya Dika sedangakan Dika pun menyambung terkejutnya Putri dengan lagu viralnya anak anak
"Balonku tinggal empat, kupegang erat erat"
"Yayang Dika mengejuti Putri"
Tapi Dika tertawa dan mencoba lihat mata Putri untuk mengetahui kejujuran Putri dari matanya seperti yang dipelajari dari Radinka
Dika melihat mata Putri seperti bercerita akan kegiatannya dikampung kalau Putri sudah dijodohkan keluarganya dan Putri sebenarnya sedang bersedih karena dia tidak berani menolak tradisi keluarganya yang akan menikahkan anak gadis nya dengan kerabatnya hingga Putri saat ini sedang galau dan Dika berusaha menenangkannya
"Putri, Dika minta maaf ya"
"Gak apa apa karena mengejuti Putri ya"
Kata Putri ceria dan heran kalau Dika begitu santun padahal dia senang dengan kehadiran Dika
"Putri senang kok kalau Dika usil sama Putri hingga segalah beban dihati Putri bisa hilang"
"Oh gitu ya"
"Kita jalan kelapangan ya sambil cerita beban dihati Putri saat ini"
"Ayo"
Dika dan Putri berjalan melewati rumahnya dan security rumah Dika langsung heboh
"Cuit"
"Cuit"
"Sukses ya bos"
Dika hanya tersenyum melihat security yang berjaga rumahnya sudah mulai ketularan usil seperti dirinya.
Dika dan Putri berjalan ke lapangan komplek menuju rumah pohon yang tidak berdinding dan hanya bisa diduki 2 atau 3 orang
"Ayo, naik, biar Dika bantu"
Mereka berdua duduk dan memandang kedepan dan Putri meletakan kepalanya dibahu Dika
"Dika, Putri sudah dijodohkan sama keluarga dikampung"
Putri bicara sambil menahan tangisnya
"Ini sama kejadiannya dengan mama dulu"
Akhirnya Putri menangis dibahu Dika dan terisak-isak seperti tidak mampu ditahan beban dihatinya yang ditahan selama dikampung
"Sabar ya Putri, Dika tahu kita tidak bisa berbuat apa-apa"
Putri memandang Dika, dan segera dia menghapus air matanya
"Dika tidak marah kalau Putri mengkhianati Dika karena bakalan ada lelaki lain dihati Putri"
"Dika tahu hal itu sakit tapi perjalanan ini kan masih panjang, Kan bukan besok nikahnya atau tahun depan"
"Iya sih.....memang masih lama, nunggu Putri tamat sekolah"
"Kan masih ada waktu Putri senang senang sama Dika"
"Tapi mama mulai membatasi hubungan kita"
"Mama khawatir kalau Putri terlalu cinta sama Dika"
Putri kembali menangis lagi sedangkan Dika tidak mampu berbuat apa-apa
"Dika memahami kesedihan hati Putri, kalau ada waktu kita bersama, maka kita senang senang saja"
Putri langsung menghapus air matanya dan tersenyum
"Iya kita senang senang saja"
"Kalau kita jodoh pasti kita akan dipertemukan tapi kalau tidak......."
"Putri sudah cukup bahagia karena Dika adalah laki laki yang baik buat Putri"
Putri menyambung kata Dika yang terhenti sambil tersenyum
"Jadi kita senang-senang saja hari ini, ayo kita mengerjai orang yok"
Kata Dika yang mulai datang usilnya
"Ayo"
Putri tertawa melepaskan beban hatinya hingga mereka berdua mau turun tapi ada yang lagi pacaran dibawah pohon dan timbul usilnya Dika, mengambil Hp dan menghidupkan suara rekaman seekor anjing yang menyalak
"Gung"
"Gung, Gung, Gung"
Langsung dua orang muda mudi yang pacaran berlari kencang meninggalkan lapangan.
Dika tertawa dan Putri juga tertawa lebih bahagia karena dengan tingkah usilnya Dika membuatnya melupakan kesedihannya.
"Ayo turun, biar Dika duluan ya dan nanti Dika bantu untuk turun"
Mereka berdua turun dari rumah pohon dan kelihatan Putri lebih ceria seperti tidak ada kesedihan dimatanya.
"Lihat itu, ada cewek cewek yang lagi dance, kita dua lari kencang ya Put"
"Ok, seperti kemarin ya"
Mereka berdua menyusun rencana dengan utri lari duluan dan Dika berteriak dan langsung mereka mulai
"Awas, lari ada anjing"
Teriak Dika yang berlari kearah cewek cewek yang menyebabkan semua orang panik dan ikut berlari ketakutan dan tempat itu jadi kosong sementara Dika dan Putri sudah lari jauh kearah rumahnya. Akhirnya mereka berenti dan duduk dipinggir rumah Dika yang bersih.
"Putri lega, makasi ya yayang Dika"
"Put, kalau Dika dekat sama cewek lain, yayang Putri apa marah sama Dika"
"Kalau dulu sebelum dijodokan pasti iya tapi sekarang tidak karena Putri tidak boleh egois, Yayang Dika juga butuh kepastian"
Putri bicara sambil tersenyum dan melihat Dika dan berusaha memahami perasaan Dika
"Terima kasih ya Put"
Putri pulang kerumahnya sementara terlihat mama Putri sudah berdiri didepan gerbang rumahnya.
"Mama"
Putri terkejut kalau mamanya sudah menunggu di depan pintu pagar mereka
"Masuk!"