[Berisi imajinasi author, genre :System, Romance, Action, Harem, Urban, Contest, Mafia, Misteri.]
Perjalanan Firmansyah dalam mengapai mimpinya menjadi orang yang sukses demi membahagiakan orang yang di sayanginya.
Dengan bantuan System yang dimilikinya membuat perjalanan Firman menjadi lebih mudah, akan tetapi karena system itu pula lah Firman menjadi sering terlibat dalam masalah besar karena harus menyelesaikan misi dari System.
Ikuti perjalanan Firman menempuh kesuksesan dalam kehidupanya.
Update 2 chapter perhari jam 05.00 - 21.00
Jangan lupa dukunganya, Terima Kasih
Jangan berharap lebih pada author, ini novel author buat dengan imajinasi author sendiri dan beberapa terinspirasi dari novel ataupun film, selamat membaca:)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuan Peng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
System Sukses 20
Chapter 20
Setelah sampai di kontrakan Firman, Rina langsung merebahkan tubuh Firman di kasurnya sedangkan Rina sendiri menyiapkan obat dan air hangat untuk mengobati luka Firman.
Setelh mengambil obat untuk tangan Firman, Rina membersihkan luka pada telapak tangan Firman dengan hati hati.
Shhh...
Suara menahan kesakitan terdengar dari bibir Firman yang membuat Rina sangat khawatir dengan keadaan Firman.
"Sakit banget ya?"Tanya Rina menatap wajah Firman dengan mata yang terlihat merah menahan tangisan yang siap jatuh kapan saja.
"Ngak kok, cuma perih sedikit aja."Firman menjawabnya dengan senyuman lalu mengusap usap kepala Rina.
Rina yang diperlakukan seperti itu menjadi salah tingkah hingga sangat malu sekali, Rina menundukan kepalanya dengan wajah yang memerah sangking malunya.
Sedangkan Firman sebenarnya tau Rina sedang salah tingkah karena ulahnya, tapi karena Firman tidak mau memperpanjang urusan ini maka dia diam saja seakan akan tak tau apapun.
Rina yang melihat Firman cuek diam saja menjadi sangat sedih di hatinya, rasanya seperti ditolak sebelum berjuang.
Meskipun Firman tidak bilang apapun tentang perasaan nya, akan tetapi Rina berfikiran bahwa Firman tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya.
Bahkan Rina juga berfikiran bahwa Firman sudah memiliki kekasih makanya Firman bersikap cuek dan dingin kepada para wanita di sekitarnya.
Perasaan di hati Rina sangat hancur setelah melihat sikap Firman kepadanya, memang seharusnya dirinya tidak menaruh perasaan pada laki laki tersebut.
Rina sadar bahwa cinta tak seharusnya dipaksakan, meskipun Rina menyukai Firman tapi jika memaksakan hubungan maka hasilnya akan buruk nantinya.
Firman yang melihat Rina terlihat sedang merasa sedih, terlihat dari raut wajah Rina yang muram bahkan butiran air mata sedikit sedikit nampak di sudut matanya.
Seorang laki laki yang melihat wanita sedang sedih pasti memiliki insting alami dengan mengusap air matanya perlahan lahan dengan sangat lembut.
Hal itu juga dilakukan oleh Firman, Firman mengangkat tangan kirinya karena tangan kanan nya masih terluka baru diobati oleh Rina barusan.
Menggunakan tangan kirinya Firman mengusap air mata yang menetes dari mata Rina dengan jari jari lembutnya.
Rina yang melihat tindakan Firman ini menjadi bingung sekaligus senang, bingung dengan perasaan nya saat ini akan kah akan berakhir kepada Firman atau Rina harus merelakan Firman dengan wanita lain.
Dan senang karena diperlakukan seperti itu oleh Firman yang membuat hati Rina yang tadinya sangat sedih menjadi sedikit merasa baikan karena tindakan Firman yang mengusap air matanya dengan lembut.
Rina mendongak menatap mata laki laki yang berhasil merebut hatinya hingga membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali bertemu.
Laki laki yang tampan bukan hanya wajah dan penampilannya, tapi juga tampan sifat nya, baik sikapnya, sopan dalam bertindak, dan yang paling membuat Rina jatuh cinta adalah kerja keras dari Firman yang pantang menyerah sebelum berhasil.
Rina menatap dalam dalam mata Firman, sementara itu Firman yang ditatap sedemikian rupa oleh Rina hanya membalasnya dengan tersenyum.
Melihat senyuman Firman yang begitu menawan membuat hati Rina yang tadinya masih ada kesedihan seketika sirna digantikan rasa bahagia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata kata.
"Kamu kenapa lagi hem?"Tanya Firman dengan suara lembutnya membuat hati Rina semakin bahagia.
Rina menjawabnya hanya dengan gelengan kepala tapi matanya masih terus memandang wajah tampan Firman tanpa berkedip sama sekali.
"Cerita aja kalo ada apa apa, aku pasti bantuin kalo aku bisa bantu.
Atau kamu mau minta sesuatu dari aku?"Firman mengatakan kepada Rina menawarkan bantuan untuk Rina.
Rina seketika sadar dari lamunan nya yang sedari tadi terus menatap wajah Firman hingga tak berkedip.
Mendengar ucapan Firman yang terakhir membuat Rina semangat seketika, rasa di hatinya berkecamuk meronta ronta ingin sekali diungkapkan.
Perasaan cinta yang membuat Rina sampai seperti ini membuatnya menangis sedih dihatinya, dan sekarang saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan yang selalu dipendam ini.
Meskipun Rina wanita dan seharusnya lebih baik laki laki yang mengutarakan perasaan kepada wanita, tapi pada kasus kali ini Rina tak punya pilihan lain selain mengungkapkan perasaan nya sebelum Firman dekat dengan wanita lain.
Rina mengumpulkan keberaniannya terlebih dahulu sebelum mengucapkan isi hatinya yang selalu dipendam selama ini.
Hhhfff.......
Menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskanya, Rina membuat dirinya tenang terlebih dahulu agar tidak salah berbicara dan maksud dari ucapannya langsung dipahami oleh Firman.
Firman yang melihat Rina sedang menarik nafas lalu menghembuskan nya menjadi bingung sendiri, untuk apa gadis cantik itu melakukan hal tersebut pikir Firman di pikiranya saat ini.
"Hey, kalau mau bicara langsung aja, gak usah takut, aku bakal dengerin apa yang mau kamu omongin."Firman mencoba membuat Rina tenang agar santai dan enak jika berbicara mengungkapkan apa yang di mau Rina.
"Iya baiklah, sebenarnya aku mau ngomong sesuatu ini sejak tadi, tapi waktunya tidak pas."Ucap Rina menatap mata Firman lagi.
"Yaudah sekarang aja bilangnya."Ucap Firman.
"Sebenarnya aku itu suk......"Sebelum ucapan Rina selesai, suara dering handphone terdengar sangat jelas di telinga mereka berdua.
Handphone Firman yang masih dipegang oleh Rina ternyata yang berbunyi, Rina sangat kesal karena rencana untuk mengungkapkan perasaan nya gagal karena suara dering handphone itu.
Rina melihat siapa yang menelepon dan melihat bahwa itu nomor dari teman Firman yang bernama Karmila, teman yang ikut lomba bersama Firman.
Melihat nama yang tertera di handphone Firman seperti nama seorang wanita, membuat Rina merasakan cemburu di hatinya, tapi tetap memberikan handphone nya kepada Firman.
Firman menerima handphone nya lalu mengangkat telpon dari Karmila tersebut.
"Halo ada apa?"Tanya Firman langsung tanpa basa basi.
Firman sebenarnya sedikit kesal karena telpon tersebut membuatnya tidak mengetahui apa yang akan diucapkan oleh Rina.
"Itu, kamu dicariin Bu Ika, katanya kamu habis keluar rumah sakit terus Bu Ika nyariin kamu, kamu kok bisa masuk rumah sakit? Kamu sakit apa? Terus gimana keadaan kamu sekarang? Apa kamu sudah sembuh? Kamu sekarang ada dimana?"Karmila memberondong Firman dengan berbagai pertanyaan yang membuat Firman sedikit menjauhkan tenfonya dari telinganya.
Rina yang mendengar pertanyaan Karmila kepada Firman yang seperti sedang merasa khawatir pada keadaan Firman, Rina merasa sangat cemburu saat ini hingga nampak wajahnya yang terlihat menahan rasa kesalnya kepada wanita yang begitu perhatian pada Firman.
Semua wanita pasti akan sangat cemburu saat melihat ada wanita lain yang memberikan perhatian kepada laki laki yang dicintainya, tapi Rina berusaha menahan gejolak api cemburu di hatinya agar tidak membuat Firman salah paham terhadapnya.
"Aku gak apa apa, oh iya bilangin sama Bu Ika aku udah pulang, dan sekarang lagi di kontrakan buat istirahat."Ucap Firman menjawab pertanyaan dari Karmila.
"Yaudah deh kalo kamu baik baik aja, tapi kalo perlu apa apa bilang aja ke aku, aku pasti bantu kamu."Ucap Karmila kembali memperlihatkan perhatian nya kepada Firman yang membuat Rina meradang menahan rasa cemburu.
"Ya terima kasih."Jawab Firman lalu mematikan teleponnya.
Karmila sendiri merasa kesal Firman tiba tiba mematikan telponya secara sepihak bahkan tanpa ada kata pamit sama sekali.
"Itu siapa barusan yang telpon!?"Tanya Rina menahan rasa kesalnya.
"Oh itu temen sekolah yang ikutan lomba bareng bulan depan."Jawab Firman santai.
Rina sedikit lega mendengar jawaban Firman yang mengatakan Karmila itu cuma sebatas teman nya saja, tapi cemburunya masih ada karena merasakan sepertinya Karmila itu suka pada Firman.
*Jangan lupa like dan dukunganya teman teman, terima kasih.
ahli medis (kedokteran) juga??