NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Ibu Pengganti / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: safea

Di tengah kekalutannya, Ayuna malah dipertemukan dengan seorang wanita bernama Lara yang ternyata tidak bisa mengandung karena penyakit yang tengah dideritanya saat ini.

Siapa sangka wanita yang telah ia tolong itu ternyata adalah penyelamat hidupnya sehingga Ayuna rela melakukan apapun demi sang malaikat penolong. Apapun, termasuk menjadi Ibu pengganti bagi Lara dan juga suaminya.

Ayuna pikir Lara dan Ibra sudah nenyetujui tentang hal ini, tapi ternyata tidak sama sekali. Ayuna justru mendapatkan kecaman dari Ibra yang tidak suka dengan kehadirannya di antara dirinya dan sang istri, ditambah lagi dengan kenyataan kalau ia akan memiliki buah hati bersama dengan Ayuna.

Ketidak akuran antara Ayuna dan Ibra membuat Lara risau karena takut kalau rencananya akan gagal total, sehingga membuat wanita itu rela melakukan apapun agar keinginannya bisa tercapai.

Lantas akankah rencana yang Lara kerahkan selama ini berhasil? Bisakah Ibra menerima kehadiran Ayuna sebagai Ibu pengganti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

"Saya sudah bisa pulang kan, dokter?" Senyuman lembut Ayuna dapatkan setelahnya, padahal bukan itu yang Ayuna inginkan. Ia hanya ingin tahu apakah dirinya sudah boleh pulang atau belum.

"Karena kondisi dari Mba Ayuna sekarang sudah sangat membaik, maka saya akan memperbolehkan pulang ke rumah. Tetapi, ada beberapa obat yang harus ditebus dulu ya. Jangan lupa diminum secara rutin sesuai dengan anjuran yang sudah saya tuliskan." Wajah penuh keresahan itu berganti dengan senyuman yang teramat lebar sekarang.

Akhirnya Ayuna sudah boleh kembali setelah semalaman merasa tidak nyaman tidur di ruangan serba putih ini bersama dengan Nevan yang dengan setia menemaninya.

Benar, Nevan menemani Ayuna di rumah sakit. Mulanya ia memang sudah mendapatkan penolakan, tapi tetap saja ia bersikeras untuk tinggal karena tidak ingin Ayuna sendirian di sini.

"Setelah ini lebih diperhatikan lagi ya kesehatannya, makannya juga jangan sampai telat." Bisa apa Ayuna selain mengangguk dengan penuh semangat, dia hanya terlampau senang.

"Kalau begitu mari Mas Nevan ikut saya untuk ambil obatnya." Begitu juga dengan Nevan yang langsung mengangguk patuh atas perintah sang dokter.

"Sebentar ya Yuna, saya ambil obatnya dulu. Nggak akan lama, saya janji." Setelah mengatakan hal itu, Nevan bergegas mengekori dokter perempuan tadi ke luar dari kamar inapnya Ayuna.

Ayuna tidak menyangka kalau dirinya akan berakhir tidur di rumah sakit hanya karena sakit yang menurutnya sangat sepele itu. Ditambah lagi dengan Nevan yang begitu siaga menjaga dirinya sampai-sampai ada seorang perawat yang menduga kalau mereka berdua adalah pasang suami istri.

Jika sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, seharusnya hari ini mereka kembali ke rumah masing-masing karena acara gathering sudah selesai dilaksanakan.

Sayang sekali karena Ayuna tidak bisa benar-benar menikmati acara berlibur yang pertama baginya ini bersama dengan rekannya yang lain. Apa boleh buat.

Nevan benar-benar menepati ucapannya sendiri, ia kembali dalam waktu yang cukup cepat. Mungkin saat sedang menebus obat, Nevan tidak perlu mengantre.

"Ayo pulang sekarang, saya antar kamu sampai ke rumah." Pergerakan Ayuna langsung terhenti begitu saja saat mendengar Nevan mengatakan hal itu.

Rumah? Ayuna kan sekarang tinggal bersama dengan Lara dan Ibra, dan sudah dipastikan jika Nevan mengetahui hal itu ia pasti akan bertanya-tanya nantinya.

"Yuna?" Tubuh Ayuna tersentak pelan karena terkejut dengan sentuhan yang ia dapatkan di bagian punggung tangannya.

"Kok malah melamun? Kamu masih ngerasa nggak enak ya badannya? Kalau iya, nggak usah dipaksain. Saya nggak masalah sama sekali untuk ne—"

"Nggak kok Pak, saya udah sehat banget ini." Cepat-cepat Ayuna mengeluarkan suaranya sebelum Nevan menyelesaikan kalimat yang tak ingin Ayuna dengarkan sama sekali.

"Anu, Pak Nevan. Kayanya saya pulang sendiri aja deh naik travel." Sesuai dengan dugaan Ayuna, Nevan terlihat menukikkan kedua alisnya seolah ia tidak mengerti apa yang Ayuna maksudkan.

"Kalau ada saya yang bisa anterin kamu, kenapa harus naik travel segala? Kamu kan tanggung jawabnya saya juga, Yuna." Ternyata yang selanjurnya Nevan katakan berhasil membuat Ayuna bungkam seribu bahasa.

Ia sudah tak tahu lagi harus menggunakan cara yang bagaimana untuk menolak tawaran dari atasannya ini. Jadi yang bisa Ayuna lakukan adalah diam sembari terus memperhatikan pergerakan Nevan.

"Pelan-pelan." Ah sudahlah, lebih baik sekarang Ayuna turun dari ranjang ini dan bersiap untuk pergi.

Saat ini Ayuna malah terlihat seperti orang pesakitan sekali karena Nevan yang menuntun dirinya untuk berjalan menyusuri koridor yang cukup ramai. Padahal Ayuna bisa menggunakan kedua kakinya dengan baik loh.

"Pak, barang-barang saya kan masih di vila." Bagus! Akhirnya Ayuna ingat kalau barang bawaannya masih tertinggal di sana dan ini bisa ia gunakan sebagai alasan! Pintar sekali kamu Ayuna.

"Itu, semua barang-barang kamu ada di belakang." Kedua bahu Ayuna langsung melemas kala menoleh dan menemukan jika tas miliknya sudah berada di dalam mobil Nevan.

Bagaimana bisa? Jangan bilang Nevan kembali ke vila seorang diri saat dirinya tertidur karena pengaruh dari obat yang memang harus ia konsumsi kemarin?

"Saya minta tolong ke Heru anterin barang-barangnya kamu." Wah gila! Selain sudah merepotkan Nevan, Ayuna juga berhasil merepotkan rekan kerjanya yang lain.

Pembicaraan di antara keduanya berakhir begitu saja seiring dengan Nevan yang mulai menginjak pedal gas mobilnya dan meninggalkan lapangan parkir rumah sakit.

Setelah dua jam lamanya berada di perjalanan, akhirnya mereka memasuki sebuah perumahan yang sangat familiar untuk Ayuna.

Berbeda sekali dengan Nevan yang nampak begitu santai sembari mengendarai mobilnya, Ayuna justru terlihat gelisah sendiri di tempat duduknya. Apalagi sebentar lagi mereka akan segera sampai.

Tenang saja, Ayuna tidak memberikan alamat dimana Lara dan Ibra tinggal kok. Ayuna memilih untuk melarikan diri ke rumahnya Dhea yang selama ini juga cukup sering Ayuna kunjungi.

Sebenarnya Ayuna tidak perlu merasa khawatir sama sekali karena ini kunjungan pertamanya. Hanya saja Ayuna bingung bagaimana cara menjelaskan perihal kedatangannya yang sangat tiba-tiba ini pada orang tuanya Dhea nanti.

"Benar yang ini rumahnya?" Lamunan Ayuna buyar seketika dan kepalanya langsung menoleh dengan gerakan yang sangat perlahan. Benar, mereka sudah tiba tepat di depan rumahnya Dhea.

"Iya, Pak. Makasih ya udah anterin saya sampai ke rumah, saya turun dulu." Pergerakan Ayuna kalah cepat dengan Nevan yang tiba-tiba saja sudah turun dan sedang sibuk membantu Ayuna untuk keluar dari kendaraan itu.

Nevan bahkan juga mengeluarkan semua barang milik Ayuna dengan begitu mudahnya seolah hal ini sudah biasa ia lakukan.

"Eh si geulis, Bunda kira siapa loh yang datang." Habislah sudah! Kenapa harus Ibunya Dhea yang melihat mereka berdua pertama kali?

"Aduh ini kenapa kok mukanya pucat pisan?" Kekhawatiran bisa Ayuna lihat dengan jelas di wajah wanita paruh baya yang sudah ia anggap seperti Ibunya sendiri itu.

"Ayuna sedang kurang sehat, Bu. Maaf kalau saya selaku atasannya Ayuna tidak memberitahukan kalau semalam Ayuna harus dirawat." Nevan memang belum mengetahui kalau wanita bernama Melati ini bukanlah Ibunya Ayuna.

"Ya ampun geulisnya Bunda. Udah-udah ayo masuk dulu, di luar lagi dingin juga takutnya Ayu malah drop lagi nanti." Setelah dibuat bingung dengan sikapnya Nevan, sekarang Ayuna malah dibuat kebingungan bagaimana cara menghadapi Melati.

"Kasep masuk juga atuh, minum teh dulu di dalam. Sekalian makan siang juga hayuk." Bagaimana bisa Ayuna melupakan tentang yang satu ini? Fakta bahwa Ibunya Dhea sangatlah ramah pada siapa pun, meski orang itu baru ia temui.

1
Rafly Rafly
seperti nya hasil kerja bakti di jepang ada manfaatnya /Angry//Angry//Angry/
Muhammad Irpan
lanjuuuut thoor
Yona Panai
bgus
Rafly Rafly
Luar biasa
yani suko
pakai sistem bayi tabung khan bisa, jadi ndak harus tidur bareng
Ahmad Rezky
aku sudah mampir mampir juga ya
miilieaa
beruntung ayuna
only siskaa
ttp semangat thor jgn lupa utk mampir yahh
Jihan Hwang
hai aku mampir... ceritanya bagus
mampir jg dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!