NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Suci

Legenda Pendekar Suci

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:34k
Nilai: 5
Nama Author: Aleta. shy

Di tengah hiruk pikuk dunia persilatan. Sekte aliran hitam semakin gencar ingin menaklukkan berbagai sekte aliran putih guna menguasai dunia persilatan. Setiap yang dilakukan pasti ada tujuan.

Ada warisan kitab dari nenek moyang mereka yang sekarang diperebutkan oleh semua para pendekar demi meningkatkan kekuatan.

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak yang masih berusia 7 tahun. Dia menjadi saksi bisu kejahatan para pemberontak dari sekte aliran hitam yang membantai habis semua penduduk desa termasuk kedua orang tuannya.

Anak kecil yang sama sekali tidak tau apa apa, harus jadi yatim piatu sejak dini. Belum lagi sepanjang hidupnya mengalami banyak penindasan dari orang-orang.

Jika hanya menggantungkan diri dengan nasib, dia mungkin akan menjadi sosok yang dianggap sampah oleh orang lain.

Demi mengangkat harkat dan martabatnya serta menuntut balas atas kematian orang tuanya, apakah dia harus tetap menunggu sebuah keajaiban? atau menjemput keajaiban itu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aleta. shy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balas dendam dimulai

"Kemana saja kau!!" Teriak Chia melihat Yuan yang baru saja masuk kedalam akademi dari tempat biasa keduanya keluar masuk.

"Kenapa kau disini?" Yuan bertanya balik kepada gadis itu seraya menetralkan rasa terkejutnya.

Gadis itu melipatkan kedua tangannya di dada. Matanya tidak sengaja melihat bercak darah dari busana yang digunakan oleh Yuan. Dia menyipitkan pandangan memastikan kebenarannya.

"Aku habis berburu." Ucap Yuan menyadari netra mata gadis itu melihat sedikit darah di busana yang dikenakannya.

"Sejak kapan kau suka berburu?" Tanya Chia mengintrogasi Yuan.

"Sejak tadi." Jawab Yuan asal.

"Benarkah, aku tidak percaya." Chia semakin menyudutkan Yuan, dia menatap pemuda didepannya itu dengan tatapan menggoda.

"Terserah kau saja!!" Seru Yuan tergugup.

Paras mata cantik Chia membuat jantung Yuan berdetak dengan kencangnya. Hal yang selalu dihindari oleh Yuan karena selalu membuat dirinya tidak karuan.

"Lama-lama aku bisa gila jika harus berhadapan dengan perempuan ini."

...

Suara manusia bergemuruh disebuah tempat untuk menyaksikan jagoan mereka yang sedang melakukan baku hantam demi keluar sebagai pemenang.

Turnamen yang dibuat Jiao Ming akhirnya sampai kepada hari yang telah ditentukan sebelumnya. Pendekar-pendekar muda dari kalangan sekte aliran putih maupun aliran hitam dominan lebih banyak dibandingkan pendekar senior pada umumnya.

Di atas panggung kebesaran Jiao Ming yang sebagai penyelenggara turnamen besar ini, terdapat sebuah pedang yang dipertontonkan secara umum, semua mata bisa melihat jelas sesuatu yang akan mereka perebutkan itu.

Terdapat kristal pelindung atas pedang itu yang dibuat Jiao Ming beserta 5 tetua desa muridnya untuk memperkuat dinding pertahanan agar tidak mudah ditembus oleh siapapun.

Seorang pemuda dengan pakaian serba putih terlebih dahulu turun diarea pertarungan dan menantang siapapun yang berani terhadapnya. Awal pertarungan pun akhirnya akan dimulai.

Tiba-tiba seorang pria muncul dari balik kerumunan orang mendekat menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.

"Bersiap-siaplah untuk membuat tempat pengasingan untuk dirimu, karena hari ini aku akan membuat wajah tengil mu itu tertunduk malu menelan kekalahan." Ucap pria itu seraya mengacungkan pedangnya.

"Ah sayang sekali, aku merasakan kalimat itu hanya aku yang pantas mengucapkannya."

Suara riuh penonton membuat suasana menjadi panas. Keduanya juga sudah bersiap untuk melakukan serangan.

Ting..Ting...Ting..

Suara pedang beradu, keduanya menunjukkan permainan pedang dengan indahnya. Saling jual beli serangan serta menampilkan jurus-jurus pamungkas per individu. Namun banyaknya serangan dan jurus yang dikeluarkan, tak ada satu pun yang masuk kearea tubuh lawannya.

Pertarungan pertama ini ternyata bisa dibilang cukup sengit. Keduanya terlihat seimbang. Semangat untuk mengalahkan lawannya itu begitu tinggi.

Banyaknya pertukaran jurus juga terkadang menimbulkan sebuah ledakan-ledakan kecil. Kebetulan area yang dipersiapkan oleh Jiao Ming cukup luas sehingga mempermudah bagi petarung untuk mengeluarkan jurusnya tanpa ragu.

Dari kejauhan, terlihat seorang pria paruh baya yang hanya memperhatikan itu semua tanpa berniat masuk di kerumunan manusia yang begitu banyaknya.

Sejak tadi matanya tertuju pada sebuah pedang yang dipajangkan itu, dan sampai sekarang tidak mengalihkan pandangannya sama sekali.

"Aku harus mendapatkannya." Ucap orang itu tersenyum aneh.

"Bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan pedang itu!"

...

Yuan memanfaatkan kesempatan ini mencari titik lemah satu demi satu orang yang telah membunuh nenek Ling dan juga Xiao Lee, ayahnya Chia. Sebelumnya dia pernah berjanji pada dirinya sendiri jika akan memanfaatkan turnamen ini dalam misi balas dendamnya. Terlalu lama dia menunda-nunda waktu hingga 8 tahun ini untuk melakukan tuntut balas kematian orang yang disayanginya tersebut.

Dari jauh Yuan memperhatikan sosok dibalik kejadian semua ini, dari Jiao Ming serta semua tetua kampung lainnya, tidak terkecuali Bai Feng sendiri.

Namun ada yang lebih menarik dari itu semua. Terlihat olehnya seorang pemuda musuh bebuyutannya itu sedang bersenang-senang bersama 2 wanita dengan pakaian begitu minim sekali. Dia adalah Xingcho.

Disaat semua orang fokus pada turnamen yang berlangsung, pemuda itu malah tampak bersenang-senang bersama gadis-gadis panggilannya itu didalam sebuah ruangan yang tidak jauh dari arah tempat turnamen tersebut.

Cukup jauh memang jarak antara Yuan dengan Xingcho. Namun, bukan masalah besar dengan kemampuannya yang sekarang. Hal ini menunjukkan jika Yuan sudah berada di level yang jauh berbeda dibandingkan dengan pemuda pada umumnya.

Spontan terpikirkan olehnya untuk memulai misinya kepada Xingcho terlebih dahulu. Ada sebuah ide cemerlang dari otaknya yang diperuntukkan buat pemuda tersebut.

"Akhirnya aku mendapatkan kesempatan bagus seperti ini." Gumamnya pelan sekali sampai-sampai Chia yang disampingnya tidak mendengarkan sama sekali.

Tapi firasat gadis itu tentang Yuan yang akan bertindak, tidak meleset sama sekali. Dari tadi dia memperhatikan gerak gerik mencurigakan pemuda disampingnya ini.

Chia tidak ingin ketinggalan misi balas dendam orang tuanya yang dieksekusi 8 tahun yang lalu. Apapun yang terjadi dia harus ikut, walaupun Yuan selalu menganggap dirinya adalah beban.

Sampai sekarang pun dia selalu mengejek dan mencemoohkan pemuda itu dikarenakan kemampuannya yang tidak seberapa, tetapi ingin bertindak sendiri seolah-olah dia adalah orang yang mempunyai kekuatan besar.

Chia beranggapan kalau Yuan terlalu percaya diri. Disisi lain, dia tidak mau pemuda itu celaka akibat tingkah konyolnya itu yang ingin berhadapan dengan orang-orang yang kekuatannya jauh diatas mereka.

"Kau salah besar Yuan jika beranggapan kalau aku tidak mengetahui semua rencanamu." Batin Chia.

Benar saja. Tidak lama dari itu, Yuan tiba-tiba pergi meninggalkan Chia dengan alasan ingin memenuhi panggilan alam yaitu buang air.

Chia lagi-lagi tersenyum miring. "Alasanmu itu terlalu klasik. Aku bukan anak kecil yang mampu kau bodohi."

Yuan menjauhi kerumunan memutar dari arah belakang untuk mendekati Xingcho. Saat ini waktu yang sangat tepat, fokus semua orang lebih banyak kepada pertarungan yang berlangsung. Yuan juga sempat melihat pengawal didekat anak itu hanya beberapa orang saja tidak seperti sebelumnya.

Semenjak kejadian kelam yang menimpa Xingcho 8 tahun yang lalu, akhirnya membuat pemuda itu sedikit cacat dari bagian anggota tubuhnya.

Lengan tangannya.

Hingga sekarang masih dalam proses pemulihan dikarenakan termasuk kedalam pergeseran sendi yang cukup serius.

Pengobatan dan terapi semuanya telah dilakukan Bai Feng terhadap cucunya itu, namun hasil akhirnya tetap sama tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Semenjak kejadian itu juga, Bai Feng bahkan memberikan penjagaan yang ketat terhadap cucunya itu. Banyak diantara bawahannya yang menjadi pengawal Xingcho kemanapun dia pergi.

Walaupun demikian, tingkah pemuda itu semakin menjadi-jadi. Atas kematian Xiao Lee akibat penganiayaan terhadap Xingcho, dari hari eksekusi tersebut sampai sekarang tidak ada seorangpun yang berani menyinggung pemuda tersebut. Semuanya mencari aman tidak ingin membuat masalah.

Xingcho bahkan memiliki akses istimewa terhadap akademi desa bunga teratai biru ini. Semua yang dilakukannya didalam akademi termasuk hal yang lumrah. Tidak ada yang bisa menyalahkan dirinya. Dia semakin semena-mena atas semua hal yang ingin dilakukannya.

Pemuda berusia 19 tahun itu senang sekali dengan gadis-gadis cantik. Banyak diantara gadis-gadis desa yang ingin masuk ke akademi desa Bunga teratai biru, terlebih dahulu kadang menjualkan tubuhnya kepada Xingcho guna sebagai persyaratan awal dan administrasi masuk.

Akademi desa Bunga teratai biru begitu diminati oleh semua anak-anak di desa ini. Siapapun yang berhasil masuk kesini seperti mendapatkan sebuah keberuntungan yang besar. Tidak sembarang orang yang bisa, hanya orang-orang yang tertentu saja. Entah itu dengan prestasi ataupun dengan jalur orang dalam.

...

Memanfaatkan kesempatan yang tidak akan pernah didapatkannya di hari-hari lain, Yuan memfokuskan diri kepada Xingcho. Momen ini yang ditunggu-tunggu olehnya.

"Setidaknya aku harus mengeksekusi 2 orang sekaligus agar tidak menimbulkan kericuhan." Gumam Yuan seraya menatap sekelilingnya memastikan posisinya saat ini benar-benar aman.

Yuan sudah dalam posisi yang pas. Langsung saja tanpa pikir panjang dia mengeluarkan aura pembunuhnya. Sesuai dengan target, Yuan hanya mengarahkannya kepada dua orang pengawal tersebut, dikarenakan posisi keduanya pengawal itu berada dipojok yang cukup jauh dari Xingcho maupun rekan-rekannya sesama pengawal.

Efek dari aura pembunuhnya seketika bekerja, tidak memakan waktu lama nafas dua orang pengawal itu tercekat sebelum akhirnya langsung pingsan ditempat.

"Sempat-sempatnya kau bersenang-senang atas penderitaan yang kau perbuat kepada orang lain." Ucap Yuan dalam hatinya teringat bagaimana frustasinya Chia saat ditinggal ayahnya 8 tahun yang lalu.

Yuan bergerak mendekat kearah pengawal Xingcho yang sudah pingsan tadi.

"Bahkan kakekmu itu pasti akan menangis histeris jika mengetahui apa yang akan aku lakukan padamu nantinya"

Sesampainya ditempat pengawal yang pingsan itu, Yuan memberikan sebuah totokan untuk memperlambat kesadaran keduanya.

Tersisa sekitar 7-8 orang lagi pengawal Xingcho yang posisinya antara satu dengan lainnya saling berdekatan. Tidak memungkinkan untuk Yuan mengeluarkan aura pembunuhnya. Karena semakin banyak orang, semakin kecil juga tekanan yang dirasakan oleh targetnya tersebut.

Yuan harus memutar otaknya lagi. Jikalau dia salah dalam melangkah, bisa jadi dirinya tidak lagi mendapatkan kesempatan bagus seperti ini untuk membalaskan dendamnya dan juga dendam Chia.

"Kau harus berfikir cepat Yuan." Batinnya seraya memperhatikan kesana kemari berusaha menemukan celah.

Bak dicinta ulam pun tiba, Yuan tiba-tiba mendapatkan ide cemerlang setelah melihat sesuatu didekatnya ini.

"Bahkan alam pun merestui untuk aku melakukan pembalasan dendam ini." Yuan tersenyum sinis seraya menggapai dan mengambil paksa sesuatu dari tubuh kedua pengawal tersebut.

Balas dendam bukan perbuatan yang baik. Akan tetapi kadang hal ini perlu dilakukan khusus untuk orang-orang yang tidak pernah mengakui dan tersadar dari kesalahan yang telah diperbuatnya.

Yuan akan mengabulkan semua janji yang pernah di ikrarkan nya oleh lisan maupun yang dipendamnya dalam hati.

Ada beberapa nama yang masuk dalam target balas dendamnya. Tidak peduli hal ini sangat dilarang oleh kelompok sekte aliran putih, dia tipe orang yang tidak berpatok dalam suatu hukum. Asalkan dia mau, dia akan melakukannya.

.

.

.

.

1
Wahab eddy
Up
Derajat
Siapa Sosok Pemuda yg mengambil Alih tubuh Yuan
David Muchsin Syahril
lanjutttt....
Ibad Moulay
Uraaa 🔥🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Farhan Hernawan
lambat banget nih cerita..jalan ditempat,cerita sampah,gak seru....tinggalkan
Wahab eddy
Up
azizan zizan
nah kan di ulang lagi penulisan CPTR yang sebelom pukimak tol..
azizan zizan
ini lah yang paling membosankan pukimak betol buat rugi aku punya data
azizan zizan
hah di ulang2 perkataan itu itu aja cehhh.. sudah mati kutu kah Thor sampai tak ada ayat lain kah sampai di ulang2 terus..
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
David Muchsin Syahril
Lanjutttt
safana
akhirnya mati juga tuh bocil
azizan zizan
hah membosankan
azizan zizan
heh ini yang kurang seru jika flashback terlalu banyak membosankan..
azizan zizan
lah kok malah jadi tolol pulak,, di mana nekat bodohnya itu sudah hilang kah atau di ganti dengan tolol..
azizan zizan
lah ku kira mc udah mampos eh malah ada penyelamat kesiangan lah pulak...cehhh
azizan zizan
mati aja pun bagus jugak watak utamanya sebab bodoh,udah di kasi tahu jangan keluar eh malah keluar..
David Muchsin Syahril
mantraffff
David Muchsin Syahril
lanjuttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!