Tanah yang di jadikannya sandaran. Key Lin hidup di dunia yang bukan miliknya. Keras, dan penuh penindasan. Keadilan bagaimana mungkin ada? Bagi bocah yang mengais makanan dari tempat sampah. Apa yang bisa dia sebut sebagai keadilan di dunia ini?
Dia bukan dari sana. Sebagai seorang anak kecil bermata sipit penjual koran di barat, apakah di akan selamat dari kekejaman dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jauhadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Ibu Shoe [Key Lin Tumbuh di Bumi Barat
Apa yang di lakukan Key kecil saat ini?
Bekerja.
Satu kata yang akan membuat kakak dari Key yakni Alex. Akan sangat merasa sebagai orang paling tak becus di dunia setiap kali melihat adiknya di luar menawarkan buku, majalah, dan koran.
Sementara itu, ada seorang lainnya yang ingin Key agar tetap menjadi anak kecil. Dia adalah Isabella. Wanita itu peduli dengan anak laki-laki yang menjadi karyawannya lebih dari pada orang tua kandung anak itu. Bahkan jika ibu Key masih hidup, belum tentu selembut Isabella.
Ibu Key sebenarnya adalah sosok yang lembut. Tapi dia mengetahui kenyataan dengan jelas jika Key adalah anak haramnya. Itu seperti mencoreng kehormatannya, dimana wanita itu sangat menjunjung namanya.
Sehingga bisa di pastikan Isabella akan lebih menyayangi Key lebih dari orang tua kandungnya.
Agak miris di bicarakan. Bahkan anak kecil polos itu tak tahu siapa ayah kandungnya? Dan jika tahu pun belum tentu akan lebih baik dari pada ayah tirinya. Seburuk-buruknya Frederick, dia tidak pernah memukul anak, dan istrinya. Belum tentu laki-laki lain akan bersikap sama dengan dia.
Kemudian....
Isabella menyuruh Key masuk saat hari tampak terik. Dia seperti tidak tega dengan Key Lin yang tampak merasa gerah dengan cuaca panas di luar.
"Sudah berapa yang kau jual?" Ujar Isabella basa-basi, sebab tak ingin Key merasa sungkan.
"Koran, dan majalah sudah laris dari pagi, buku tulis tinggal setengah Bu." Balas Key dengan wajah yang memerah di sebabkan sengatan sinar matahari.
Isabella hampir tidak percaya jika Key begitu berbakat berdagang. Dia bahkan mampu menjual sebanyak itu untuk sekali siang?
Hanya buku tulis yang tersisa. Dia benar.
Isabella kemudian mendekati Shoe, bertanya pada Shoe berapa gaji yang di terima oleh Key.
Shoe menjawab $4 sampai $8. Isabella mengangguk mendengar jawaban Shoe, jika di bandingkan dengan gaji pegawai toko biasa, gaji Key sudah di anggap sangat layak.
Gaji pegawai toko cukup membuat perut kenyang. Itu setara dengan Rp.64.000,00 sampai Rp. 128.000,00.
Key Lin tidak menuntut banyak, lebih lagi, dia selalu hanya membawa $3 sampai $4 uang dolar. Sisa gajinya akan dititipkan pada Shoe.
Isabella sangat kagum pada Key. Gajinya yang meski kecil jika di bandingkan dengan pegawai Resto itu pun bisa di manfaatkan dengan baik.
Note :
Biasanya jika orang dewasa, perjamnya bisa di gaji dengan gaji $3 dolar perjam untuk gaji kecil di tahun itu.
Di masa Kini, gaji rata-rata luar negeri terkecil adalah $6 dolar perjam. Jangan bandingkan dengan gaji di Indonesia, yang perjamnya $1,25 dolar perjam. Gaji di Luar Negeri sekarang ini lebih besar, di sebabkan pajak di sana lebih besar, dan biaya hidup juga lebih besar. Jadi tidak usah heran jika gaji di sana besar juga.
Gaji yang di peroleh Key Lin adalah gaji standar pegawai toko kecil masa itu. Berbeda dengan gaji di masa sekarang.
Jadi tidak heran jika orang pintar bekerja di luar negeri, dan pulang lagi ke Indonesia, biasanya akan bawa uang banyak saat kembali.
Note end.
.....
Isabella mengerjai tak percaya, tapi kemudian dia mengelus kepala Key Lin. Dia tahu Key anak pintar, tapi gaji yang di berikan toko tidak bisa.lebih dari $8 sampai $10 dolar.
Itu bukan di sebabkan Isabella, dan Shoe adalah orang yang pelit, justru sebaliknya. Mereka memberikan gaji yang normal bagi pegawai toko masa itu. Terlebih Key Lin bekerja bagus, dia selalu bisa menjual banyak. Tapi Toko kecil perlu modal juga, dan itu tidaklah sedikit.
Isabella takut jika Key masih bekerja di sana, justru akan menghalangi Key berkembang. Saat menatap anak itu lagi, Isabella cukup terkejut. Ternyata anak itu jauh lebih cerdas dari dugaannya. Dia tidak menjadikan toko sebagai tujuan, melainkan sebagai jalan.
Isabella semakin sayang pada Key, membuat wanita itu merasa memiliki anak laki-laki. Andai suaminya ada di sana, mungkin pria itu akan senang melihat anak kecil sepintar Key Lin.
Shoe melihat kekaguman ibunya itu. Membiarkan Ibunya menjadi dekat dengan Key Lin. Tidak semua anak mengikat perhatian ibunya, tapi Key malah menjadi salah satu anak yang bisa mengikat perhatian ibunya.