Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Sepulang mengantarkan Dion Firman kembali masuk ke rumah menemui adeknya. Ternyata dia juga ikut mengantarkan namun hanya dari dalam ruang tamu.
" bagaimana pendapat mu de?" ucap Firman
" pendapat apa kak?" ucap Arsya pura-pura tak tau
" alah nggak usah balik bertanya. Kamu tau maksud dari pertanyaan kakak?" ucap Firman
" dia baik kak " ucap Arsya
" hanya itu? Yakin? Apa dia jauh lebih ganteng dari dulu?" goda Firman
" wajah Arsya memerah. Apaan sih kakak itu. ya aku nggak tau lah kak.?" ucap Arsya
" kelihatan de. Udah nggak usah bohong sama Kaka. kakak tau kalian memiliki kesalahpahaman di masa lalu. Sekarang jauh lebih enak kan tanpa ada perasaan yang mengganjal. " ucap Firman menasehati adeknya
" aku kan nggak ada perasaan apa-apa kak. kok q yang di marahi. Huh.." ucap Arsya
" udah ah aku mau tidur aja. " ucap Arsya seraya menghindari ucapan dari sang kakak
Arsya kemudian ke kamarnya melaksanakan sholat dhuhur dan di lanjutkan tilawahnya. Setelah selesai tiba-tiba HP nya berdering. Dibalik layar menunjukkan nomor baru.
" assalamualaikum. Maaf ini dengan siapa" ucap Arsya seraya mengarahkan video call nya ke arah lain
" walaikumsalam ini aku de Dion. " ucap Dion
Barulah setelah tau jika itu Dion dia berani mengarahkan pada wajahnya
" iya mas. Apakah sudah sampai rumah?" tanya Arsya
" sudah de baru saja. sudah sholat de?" tanya Dion
" sudah kak baru saja. Kakak sudah" tanya Arsya
" belum sebentar lagi. tadi mas memberi kabar aja kalau sudah sampai ke rumah. " ucap Dion
" Alhamdulillah kalau sudah sampai rumah mas. Segeralah sholat. Jangan lupa makan. " ucap Arsya
" iya makasih de. ya udah mas tutup dulu. Assalamualaikum " ucap Dion
" walaikumsalam. " balas Arsya
Tapi benar kata kak Firman mas Dion tambah ganteng aja. Hehehe.
"astaghfirullah sya kamu mikirin apa sih." ucap Arsya pada dirinya sendiri
Arsya kemudian memutuskan untuk tilawah Al-Qur'an daripada dirinya harus membayangkan laki-laki yang belum halal baginya.
Setelah usai dia bergegas untuk tidur dan menikmati mimpi indahnya.
Hari pun berganti. Sang mentari bersinar dengan cahaya terangnya. Arsya yang sudah bangun sejak subuh tadi masih bergelut dengan segala aktivitas nya di dapur. Meskipun di rumah itu ada pembantu yang setiap hari datang namun selama Arsya pulang ke rumah urusan dapur menjadi kegiatan nya. Memasak adalah hobi Arsya untuk mengalihkan segala kepenatan di dalam dirinya baik itu tentang masalah di kampus maupun masalah pribadinya. Ketika sedang asyik masak tiba-tiba kakak nya datang dan mengagetkan Arsya
" Sya tu di cariin Dion?" ucap Firman
" Astaghfirullah kak ngagetin aja. untung ini piring nggak sampai jatuh" ucap Arsya
" hehehe maafkan adekku sayang. tu Dion telp katanya HP mu nggak bisa dihubungi. " ucap Firman
" HP ku emang masih aku ces tadi. Ada apa kak?" tanya Arsya
" ya nggak tau lah. Si brengsek gangguin tidur gue aja. Sono tanya sendiri. " ucap Firman
" astaghfirullah kak ngomong nya. " bantah Arsya
" cieee yang udah ngebelain calon suami. " goda Firman
" apaan sih kak. Aku belum menjawab kan. " ucap Arsya
" tanpa di jawab pun kakak udah tau jawabannya. Udah Sono lihat HP mu keburu tantrum ntar rumahnya kayak kapal pecah. " ucap Firman
Arsya bergegas menuju ke kamar nya dan menyalakan Hp nya. Benar ada 7 panggilan tak terjawab dan 10 pesan belum terbaca. Dia memutuskan untuk membalas pesannya terlebih dahulu.
Di tempat berbeda
Dion sudah uring-uringan karena pesannya tidak di balas oleh Arsya.
" Assalamualaikum. apakah sudah bangun de. " pesan Dion
" sudah sholat subuh belum?"
" kamu marah sama mas?"
karena tidak di balas juga di putuskan oleh Dion untuk menelepon nya. Namun hanya operator yang menjawab panggilan nya.
" kemana sih ni anak nggak di jawab-jawab" emosi Dion
Ku putuskan untuk menghubungi Firman.
tut....tut....
" haloo ada apa pagi-pagi gangguin orang tidur aja. " ucap orang dari sebrang
" buset deh ini udah jam 8 lho bilang pagi. Dimana adek lho?" tanya Dion
" nggak tau lah gue. Balik kali dia. Udah jangan ganggu gue?" emosi Firman
" please kakak iparku yang baik hati. Gue kangen banget sama dia. Hp nya nggak bisa di hubungin." ucap Dion memelas
" huh iya...iya ...bentar gue cariin. tapi ini nggak gratis awas lho ya. " ancam Firman
" Tu orang nya lagi masak di dapur. " ucap Firman malas
" sya itu di cariin Dion?" ucap Firman yang masih di dengar oleh Dion
" Astaghfirullah kak ngagetin aja. Untung ini piring nggak sampai jatuh. " ucap Arsya
Karena aku tidak mau menguping pembicaraan mereka segera kumatikan telp ku. Seraya menunggu Arsya mengambil HP nya.
Tidak butuh waktu lama akhirnya pesanku pada nya bercetang biru. Itu artinya dia sudah mengaktifkan kembali HP nya.
karena tidak sabar untuk mendengar suara nya segera ku telp dirinya.
" tuttt....tutt.....
" Assalamualaikum. Maaf mas baru aktifkan HP " ucap Arsya
" walaikumsalam. Lagi sibuk nggak de?" tanya Dion
" nggak kok mas udah selesai. Ada apa mas?" ucap Arsya
" apakah kamu hari ini longgar bisakah menemani mas belanja di mall X?" ucap Dion
"Aku tanya ke mas Firman dulu boleh apa nggak nya?" Ucap Arsya
" baiklah kabari aku jika udah dapat jawaban. " ucap Dion seraya mematikan telpnya
"Untuk kali ini lho masih menang Firman karena lho kakaknya. Kelak kalau dia sudah menjadi Istriku aku akan memonopoli adekmu ganti. Masak mau pergi aja harus ijin lho sih" gerutu Dion di dalam hati
Arsya dan Firman sarapan di ruang makan dengan tenang tidak ada suara di antara mereka. Barulah setelah selesai makan Arsya memberanikan diri menyampaikan niatan Dion mengajaknya jalan.
" Mas tadi mas Dion mengajakku ke mall . Apakah aku boleh pergi?" tanya Arsya hati-hati
" kok tanya mas. Lha kamu nya mau apa nggak?" ucap Firman
" Lha kan dia......" ucap Arsya malu-malu
" de niatkan kakak hanya mengenalkan kamu padanya untuk selanjutnya itu menjadi urusan kalian. Kakak tidak akan banyak ikut campur. Kecuali kalau dia menyakitimu baru lah kakak nggak akan segan-segan untuk menyakiti nya juga. Kalian sudah sama-sama dewasa tau Mana batasannya. Kakak tidak akan menghalangi kalian. " ucap Firman penuh bijaksana
" terimakasih Kaka. " ucap Arsya seraya memeluk kakaknya
" apakah kamu menyukai nya de" tanya Firman
" Arsya ngak tau kak. Tapi sepertinya saran kakak aku hanya ingin berdamai dengan masa lalu dan melihat masa depan. Aku juga belum tau perasaan ku padanya seperti apa. Hanya mengikuti arus yang mengalir saja. Biar Waktu nanti yang menentukan. Untuk saat ini aku hanya menghargai niatan ta'aruf yang kakak siapkan. " ucap Arsya
" semoga Allah memberikan jalan yang terbaik bagi kalian berdua. " ucap Firman
" amin ya robal alamin. Ya udah aku ke kamar dulu kak. " pamit Arsya