NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Pulang sekolah Nahla mampir ke rumah ibuk, tentu saja disambut sumringah oleh perempuan yang telah melahirkan dirinya ke dunia itu.

"Nah gitu dong, sering-sering mampir, walau jangan keseringan juga. Bagaimana kabarmu Nduk?" tanya Ibu sumringah menyambut putrinya.

"Baik Buk, alhamdulillah baik. Ibu sehat? Bapak belum pulang ya?" tanya Nahla mengambil duduk. Tidak bisa sesuka hati berkunjung, niat hati ada tetapi kadang waktunya yang kurang bersahabat.

"Belum, sebentar lagi, ada pesan?" tanya Ibu memastikan.

"Nggak ada Buk, hanya saja mau pinjam motor Nahla, mau Nahla bawa untuk dipakai lagi. Di rumah ada sih, tapi Nahla lebih nyaman pakai itu. Nggak pa-pa kan Buk?" pinta perempuan itu sedikit tak enak.

"Loh ya nggak pa-pa, ambil aja, emangnya Hanan nggak nganter ya Nduk?"

"Bukan itu Buk, hanya saja jadwal pulang aku dan Mas Hanan beda, daripada Nahla naksi setiap hari, udah gitu malas nunggunya. mending bawa motor sendiri praktis," ujarnya penuh solusi.

"Owh begitu, yo ndak pa-pa ambil saja, toh di sini juga tidak dipakai, ibuk bisa dianter bapak, atau pakai motor Tio."

"Duh ... maaf ya Buk, apa ambil motor satu lagi aja, nanti ibuk repot lagi kalau mau ke mana-mana."

"Nggak Nduk, bawa saja."

Sebenarnya di rumah ada satu motor matic, hanya saja merasa tidak enak karena sering dipakai belanja simbok dan jemput sekolah Icha. Niat hati pengen beli, nggak sampai hati bilang ke suami. Iya, Nahla belum sedekat itu dengan suaminya walau sudah berminggu-minggu hidup bersama. Apalagi perangai Mas Hanan akhir-akhir ini yang cukup membingungkan, kadang membuat Nahla serba salah.

Sore itu setelah dari rumah Ibuk dengan motornya Nahla pulang. Seperti biasa berganti mengurusi Icha karena sore hari simbok pulang. Menemani belajar, dan mengurusi keperluannya. Gadis kecil itu pun sangat senang karena memang dari awal sudah lengket dengan Nahla. Bahkan, anak sambung itu berasa dengan ibu kandung. maklum, Icha kecil tidak pernah merasakan sedekat itu dengan ibunya.

Hanan yang pulang sedikit heran melihat motor yang tak asing itu sudah terparkir di garasi rumahnya. Pria itu langsung masuk kamar yang ternyata sepi. Beranjak ke kamar Icha, ternyata benar anak dan istrinya berada di sana.

"Baru pulang Mas?" sapa Nahla begitu mendapati suaminya menemuinya, lebih tepatnya berkunjung ke kamar Icha.

"Iya, itu motor kamu di luar?"

"Iya Mas, tadi pulangnya mampir bentar terus pulangnya bawa motorku sekalian," jawab Nahla yang tidak ditanggapi Hanan lagi.

"Sudah mau mandi? Biar aku siapkan air dan gantinya," ujar perempuan itu beranjak. Meninggalkan Icha yang masih bercengkrama dengan ayahnya.

"Iya, gerah," jawab Hanan jelas lelah dan kurang nyaman. Namun, bertemu dengan sikap lembut dan perhatian istrinya langsung seketika membuatnya nyaman.

"Icha tunggu dulu ya, papa mau mandi dulu habis itu main lagi," pamit Hanan beranjak.

Masuk kamar menemukan Nahla yang tengah sibuk menyiapkan ganti.

"Airnya sudah siap Mas, ini gantinya di sini," ucap perempuan itu menginterupsi.

"Makasih ya, aku mandi dulu," ujar Hanan beranjak.

Usai menyiapkan keperluan suaminya, Nahla bermaksud menyeduh kopi dan memasak untuk makan malam. Beruntung tadi sudah minta diberesin simbok lebih dulu jadi tinggal eksekusi. Perempuan itu mencoba menu lain yang agak pedas, menurut Mbak Ajeng, Mas Hanan menyukai pedas sedang.

"Hmm ... aromanya enak banget, masak apa Dek?" tanya Hanan menyusul istrinya ke dapur.

"Cumi Mas, suka nggak? Baru coba menu baru sih."

"Kayaknya enak, kalau yang ini apa?"

"Owh ... ini rawon Mas, Icha kan suka, makanya tadi aku minta simbok buatin. Itu kopinya di meja Mas," ujar perempuan itu sembari sibuk di dapur.

Usai bergelut dengan panci dan kawan-kawannya, Nahla menyiapkan di meja makan. Lalu perempuan itu kembali ke kamar untuk menukar pakaiannya dengan yang bersih. Takut suaminya tidak suka kalau nanti dirinya dekat masih bau masakan.

Perempuan itu kembali ke meja makan dengan tampilan lebih segar dan pakaian rumahan rapih. Hanan yang melihat itu merasa ada sedikit yang berbeda dengan tampilan istrinya yang lebih berwarna dari biasanya.

"Tumben, mau ke mana?" tanya Hanan sedikit pangkling. Ke mana saja itu orang, bukankah itu pakaian yang Nahla pakai setiap harinya. Hanya saja mulai berani sedikit terbuka dan juga memoles wajahnya jika di rumah saja terutama menunggu kepulangan suaminya pulang kerja.

"Nggak ke mana-mana, biasanya juga gini kan Mas, saking nggak pernah kenotice atau emang Mas Hanan yang nggak pernah merhatiin," jawab Nahla mulai gemas dengan tingkah suaminya yang belakangan sedikit hambar. Apakah dirinya tidak semenarik pertama, bahkan belum berbulan-bulan menikah sikap Mas Hanan kadang sangat membingungkan.

Pria itu terdiam, sepertinya sadar dengan apa yang Nahla ucapkan. Apakah benar dirinya terlalu dingin dan tidak sempat memperhatikan istri barunya. Hanan pikir, sama saja dengan hari pertama, cantik, dan sederhana. Walau tetap tidak menunjukkan sisi berlebihan.

"Icha, makan sayang! Mau sama apa? Atau minta dibuatkan menu lain?"

"Ayam aja Ma," pinta Icha menanti diambilkan.

Perempuan itu lebih dulu mengambilkan untuk Icha, dan juga suaminya. Lalu mengisi piringnya. Usai makan malam, Icha langsung kembali ke kamar, sementara Nahla mengemas meja dan piring kotor dibawa ke belakang. Setelah mencuci tangannya bersih, baru beranjak ke kamar. Mas Hanan sendiri masih di ruang tengah, sibuk sendiri dengan gawainya berteman kopi.

Sementara Nahla sibuk menyiapkan soal yang akan diberikan pada anak didiknya untuk ulangan besok.

"Belum selesai? Tidur yuk!" ajak Hanan merangkum bahunya. Menyusul ke kamar setelah mengecek pekerjaan hasil omset hari ini.

"Kamu duluan Mas, aku masih harus merampungkan beberapa soal lagi," jawab Nahla tanpa terusik. Fokus dengan apa yang telah dikerjakan.

"Masih lama nggak, aku nungguin loh," ujarnya mengecup pipi kanannya.

"Lumayan, nanggung," jawab Nahla tahu betul kalau suaminya sudah ngode-ngode begini.

Nahla tetap santai merampungkan pekerjaannya untuk besok. Terserah suaminya mau menunggu atau tidak, merasa kadang mendekati dirinya saat butuh saja, dan itu Nahla rasakan minggu-minggu ini. Padahal pernikahan mereka terbilang baru, masih berjalan tiga bulanan, kenapa Nahla rasa sedikit berbeda.

"Udah, sini!" seru pria itu menepuk sisi kasurnya.

"Maaf Mas, aku sedang datang bulan," jawab Nahla jujur. Ingin tahu juga respon suaminya kalau tengah menginginkan tetapi tertolak lantaran berhalangan tanpa memberitahukan lebih dulu. Apakah pria itu masih bersikap aneh, atau tetap lembut menginginkan dirinya.

1
Warsi ani
mas duda ,bikin hati jungkir balik
Koni Dwi N
Hanan suami idaman banget
Tiagus Nababan
sekarang baru terasa....lki lki egois
Sandisalbiah
hah.. makanya jd suami itu jgn labil, udah tua juga kok gak bisa konsisten dgn hati dan perasaanya sendiri...
Sandisalbiah
walau langkah yg di ambil Nahla itu salah tp sebagai perempuan normal pasti akan mendukung tindakan Nahla.. buat apa bertahan kalau keberadaan kita gak di anggap juga gak di hargai.. apa lagi adanya Nahla dlm hidup Hanan adalah murni keinginan laki² egois itu sendiri, hasil paksaan dia malah.tp begitu Nahla masuk dlm kehidupannya justru di kecewakan, hanya dianggap sebagai pelampiasan... berengsek banget si Hanan emang..
Sandisalbiah
lagi² egois juga kepala batu.. harusnya kalau dia emang peduli dan menganggap Nahla itu istrinya saat tau Nahla belum pulang dia langsung cari in, lha ini kok nunggu sampe besok.. nampak sekali dia gak peduli dgn keadaan Nahla... dasar suami gak waras..
Sandisalbiah
Hanan egois.. gak peka sama istri... kasihan Nahla
Sandisalbiah
hah.. Hanan hangat di awal aja ya.. awas aja kalau sampai dia nyakiti hati Nahla... sadar gak sih kalau sikapnya itu sudah aneh.. dasar Hanan
Sandisalbiah
padahal udah sempat beristigfar lho si Hanan tp begitu nyicip ketupat tahu kok langsung bersikap aneh.. sadar gak dia itu udah menyakiti istrinya.. semoga sikap anehnya gak makin menjadi dan berlarut².. kasihan Nahla... secara pernikahan ini juga termasuk hasil dr paksaan Hanan walau tdk secara langsung
Sandisalbiah
hah.. mantan duda yg udah lama puasa.. pengen buka, ada aja gangguan.. 🤭
Sandisalbiah
sempet kawatir kalau Hanan bakal menyebut nama Almarhumah saat penyatuan mereka krn Hanan kan belum move on sepenuhnyaa dr sang mantan terindah walau sudah beda alam
Sandisalbiah
readers ikut salting gegara mas Hanan
Sandisalbiah
pinter banget mas Hanan baca situasi, pasang strategi dadakan buat mengikat neng Nahla nya... gak tanggung².. langsung ijab lho..
Sandisalbiah
bener² gak mau buang² waktu ya mas Hanan... semua kudu di segerakan.,
Sandisalbiah
pak duda meresahkan ya Na... buat jantung jd gak normal
Sandisalbiah
tuh kan.. mulai kelihatan kan gelagat² kang gombalnya 🤭L
pak duda mah jutek nya cuma kamuflase, aslinya dingin dingin empuk dia
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚕𝚑𝚘 𝙼𝚒𝚜𝚜... 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚎𝚔𝚘² 𝚍𝚒𝚊 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚓𝚊 𝚓𝚞𝚝𝚎𝚔 𝚙𝚕𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗.. 𝚝𝚙 𝚜𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚊𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝙼𝚒𝚜𝚜 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚓𝚍 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚑𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝...
Koni Dwi N
jaga image dong
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚌𝚎𝚖 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚒 𝚌𝚒𝚕𝚘𝚔, 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗...
Any Puji
hamil tuh kan habis haid dgass trus sama si duda..bulan madu ya gagal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!