Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sreekk!
Jonathan pun merobek gaun yang dikenakan oleh Luna, sehingga gaun tersebut berhamburan ke lantai, hanya menyisakan pakaian da-lam saja yang masih melekat pada tubuh mulusnya Luna.
Luna masih memiliki sedikit kesadaran, tidak mungkin dia merelakan keperawanannya diambil oleh seorang pria asing dan kejam seperti Jonathan. Dia mencoba memberontak, tapi pukulan demi pukulan yang dia lakukan pada dada Jonathan sama sekali tidak berasa bagi pria gagah itu. Justru Jonathan semakin rakus mencium bibirnya.
Jonathan merapatkan tubuhnya kepada Luna. Tubuh mereka benar-benar menempel, tak ada jarak satu centimeter pun diantara mereka berdua.
Dengan nafas memburu Jonathan menekan tengkuk leher Luna untuk semakin memperdalam ciumannya, kemudian dia mencecap bibir Luna, memainkan lidahnya di dalam rongga mulutnya. Sungguh membuatnya gila, bibir wanita itu sangat manis sekali.
Pemberontakan yang dilakukan oleh Luna kepada Jonathan semakin terasa mulai melemah. Ciuman Jonathan membuat Luna ikut terhanyut ke dalam gairah yang Jonathan ciptakan. Apalagi efek red wine yang Luna minum tadi telah mampu membuat tubuh Luna mulai kepanasan. Perlahan-lahan Luna membalas ciuman Jonathan. Wanita itu benar-benar telah kehilangan akal, bagaikan terombang-ambing di lautan lepas. Tak mampu berpikir jernih. Yang ada dibenaknya saat ini dia sangat menikmati moment panas yang dia lakukan bersama Jonathan.
Jonathan bagaikan telah mendapatkan lampu hijau dari Luna. Pria itu benar-benar lupa dengan apa yang dia ucapkan bahwa dia tidak akan pernah menyentuh tubuh Luna. Khusus malam ini, dia ingin melepaskan hasratnya kepada wanita itu.
Ciuman Jonathan kini turun ke leher jenjangnya Luna, dia memberikan gigitan-gigitan kecil disana disertai dengan hisapan kuat, membuat banyak tanda merah di lehernya Luna yang putih dan mulus itu.
"Ahhh!" Luna tanpa sadar telah mengeluarkan suara des-ahannya, dia mere-mas rambut Jonathan yang semakin menenggelamkan kepalanya pada leher Luna.
Aroma tubuh wanita itu sangat wangi, membuat Jonathan terhanyut semakin buas menikmati leher Luna.
Tangan Jonathan turun ke bawah, dia membuka pengait bra yang ada di punggung Luna, sehingga bra berwarna merah itu akhirnya telah terlepas dari dada Luna. Jonathan tertegun saat melihat dengan jelas begitu terpampang dengan nyata dua buah benda berbentuk bulat menggoda, berwarna putih dan mulus, serta dengan pu-ti-ngnya yang masih berwarna merah muda.
Tak ingin membuang-buang waktu, Jonathan langsung melahapnya, meliuk-liukan lidahnya pada pu-ting yang telah menegang itu, lalu Jonathan menghisapnya dengan kuat dan cepat.
Lagi-lagi suara des-ahan Luna terdengar begitu indah, Luna membusungkan dadanya, membuat Jonathan semakin leluasa untuk melahapnya. Hisapan mulut Jonathan pada buah dadanya membuat Luna menggila, bahkan dia meliuk-liukan badannya tak bisa diam, hasratnya semakin tak terbendung.
Sementara tangannya sedang sibuk mere-mas-re-mas buah dada yang satu lagi. Jemarinya bergerak untuk menggoda Luna, memainkan pu-ti-ngnya dan memi-linnya dengan lembut.
Jonathan menjongkokan badannya, dia menciumi perut Luna yang mulus itu, meliuk-liukan lidahnya menyusuri keindahan perut Luna yang rata.
Sreekk!
Jonathan merobek celana da-lam yang masih dikenakan oleh Luna dengan kasar, sehingga kini ladang yang indah telah terpampang dengan jelas di depan wajah Jonathan.
Jonathan membuka lebar-lebar paha Luna, kemudian dia menenggelamkan kepalanya dibawah perut Luna.
"Oh!" Luna nampak menganga merasakan Jonathan menyapukan lidahnya pada kulit lembut area intinya, bahkan lidah itu telah berhasil menyentuh bagian yang paling sensitif disana dan menjilatinya, kemudian Jonathan menghisapnya dengan kuat.
"Ahhh... emmhh!" Luna menjerit nikmat merasakan mulut Jonathan sedang menggoda miliknya. Tubuhnya mengejan. Dia merasakan aliran listrik seakan menjalar ditubuhnya.
Tubuh Luna menggelinjang begitu merasakan lidah Jonathan masuk ke dalam miliknya, bergerak keluar masuk dengan cepat, sesekali memberikan hisapan yang mampu membuat Luna melayang menikmati sensasi yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
Tangan Luna mere-mas dengan kuat rambut Jonathan, suara des-ahannya semakin terdengar begitu indah memenuhi sebuah kamar yang ada di vila itu. Jonathan semakin liar memberikan kenikmatan untuk Luna dengan lidah dan mulutnya dibawah sana.
Paha Luna bergetar, tubuhnya tak bisa diam ketika merasakan ada yang akan segera tumpah.
"Ahhh... ahhh... Ahhh..." Luna mengerang penuh kenikmatan, menjepit kepala Jonathan yang sedang menghisap semua cai-ran yang keluar dari bawah perutnya. Dia semakin mencengkram dengan kuat rambut Jonathan.
Nafas wanita itu tersengal-sengal, dia merasakan badannya sangat lemas setelah mendapatkan pelepasan pertamanya.
