NovelToon NovelToon
Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Dee

Magika dan Azzrafiq tak sengaja bertemu di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya.
Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka melakukan hal-hal gila yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka melakukannya atas dasar kesenangan belaka.
Keduanya berpikir tak akan pernah berjumpa lagi dan hanya malam ini saja mereka bertemu untuk yang pertama sekaligus yang terakhir.
Namun takdir berkata lain, Magika dan Azzrafiq dipertemukan lagi, karena mereka diterima di kampus yang sama dan lebih tak disangka lagi mereka satu jurusan, tapi keduanya tidak saling mengenali karena saat pertemuan malam itu, mereka dalam pengaruh alkohol yang membuat keduanya tak ingat apa yang telah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Temani Aku yang Terjatuh

Esoknya, Magika datang ke kampus tepat waktu, di Gedung perkuliahan dia bertemu dengan Randy yang sedang duduk di kursi Lobby bersama teman-temannya.

Randy yang melihat kedatangan Magika segera menghampirinya dan menyambut wanita kesayangannya itu.

Teman-temannya menyorakinya ketika Randy menyambut kedatangan Magika.

"Selamat pagi Princess." Sapa Randy.

Magika memperhatikan teman-teman Randy yang berisik, dia merasa malu disoraki seperti itu.

"Ish temen-temen Kak Randy pada ngecein, jadi malu." Ucap Magika.

Randy menoleh pada teman-temannya yang ada di belakangnya. "Udah biarin aja jangan dianggap."

"Oke deh, tumben Karan gak ada di parkiran."

Mendengar Magika memanggilnya Karan terdengar sangat aneh di telinga Randy. "Karan? Keran kali."

"Aku sih menganalogikannya kapal karam malahan, bukan keran."

"Apa sih yang bisikin kamu sampai kepikiran manggil nama aku Karan?" Tanya Randy penasaran.

"Semalem aku mimpi dan dapat wejangan untuk panggil Karan aja, abisnya kepanjangan kalo aku panggil Kak Randy, yaudah aku singkat aja."

Randy tertawa."Hahaha aneh banget! Ada panggilan yang lebih singkat dan enak didenger daripada Karan."

"Apaan emang?" Tanya Magika.

"Sayang." Celetuk Randy.

"Yeee geli banget manggilnya juga hahaha " Protes Magika sambil tertawa.

Randy turut tertawa, lalu dia merogoh tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah album CD dan memberikannya pada Magika.

"Jadi sekarang bukan makanan lagi ya?"

"Ini lagu band indie, jumat nanti aku mau ngajak kamu nonton konsernya, jadinya kamu harus dengerin dulu lagunya."

Magika menerima album CD yang diberikan Randy dan membaca tulisan di cover album CD nya Payung Teduh.

"Ini nama Band? Kok aku baru tahu." Tanya Magika

"Iya karena itu band indie, kelihatan nih gak pernah dengerin lagu-lagu indie."

"Soalnya yang aku suka cuma Peterpan yang sekarang berubah nama jadi Noah."

Randy menertawakan Magika. "Yaelah itu mah udah kemana, vokalisnya juga di penjara."

"Tapi lagunya tuh enak-enak mana liriknya puitis, enak aja vokalisnya udah keluar tahu, dan udah ada album barunya."

"Kebetulan kalo gitu, Payung Teduh juga lirik lagunya puitis."

Magika tak yakin akan menyukai lagunya tapi karena menghargai Randy, dia akan mendengarkannya dengan senang hati, salah satu cara agar semakin dekat dengan orang yang disukainya.

"Ok deh makasih ya Karan!"

"Kalo kamu terus panggil aku Karan nanti aku cium." Ancam Randy tak bersungguh-sungguh.

"Jangan aneh-aneh deh, di sini ranah orang-orang yang mengerti hukum, mereka bisa tahu kalo Kak Randy udah melanggar hukum karena melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan."

"Kamu sendiri kok yang udah melanggar hukum duluan." Randy balik menuduh.

"Aku melanggar apa?" Pekik Magika.

"Kamu udah melanggar Pasal 362 dan 363 KUHP."

"Tentang pencurian? Kenapa emangnya? Palingan juga aku dituduh udah mencuri hati Kak Randy." Cibir Magika yang sudah dapat menebak maksud Randy.

Randy tertawa dan membuat dirinya gemas pada Magika karena berhasil menebak maksudnya.

"Duh bisa aja jawab kata-kata aku." Ucap Randy seraya mengelus kepala Magika.

"Hahaha makannya jangan yang mainstream dong."

"Gak salah deh aku milih kamu."

Magika melihat Mahasiswa dari lantai atas sudah bubar, banyak dari mereka yang turun dari tangga secara bergerombol. "Waduh udah pada bubar, kalo gitu aku ke kelas dulu ya."

"Sampai ketemu nanti Princess." Tutur Randy seraya mencolek hidung Magika.

Magika mengangguk sambil tersenyum lalu meninggalkan Randy, dan melanjutkan langkahnya menuju kelas yang terletak di lantai dua, dia menaiki anak tangga perlahan, dia hanya mendapatkan space sedikit karena lebih banyak Mahasiswa lain yang turun.

Azzrafiq yang turun terburu-buru tak sengaja menyenggol lengan Magika, dan menyebabkan charm bracelet yang digunakan Magika tersangkut pada lengan kemejanya dan hampir membuat wanita itu jatuh karena tertarik olehnya.

Azzrafiq yang menyadari lengan kemejanya tertahan sesuatu, dengan sigap menangkap tangan Magika ke dalam pelukannya, agar wanita itu tidak terjatuh dari anak tangga.

Magika yang kaget setengah mati dan jantungnya berdebar tak karuan, merasa lega dirinya tak jadi terjatuh.

"Magika?" Ucap Azzrafiq, kata-katanya terjeda seketika menyadari dirinyalah penyebab hampir terjatuhnya gadis itu. "Maaf aku bikin kamu hampir jatuh dari tangga."

"Thank's Azz, untung kamu sigap nahan tangan aku, gila kaget setengah mati aku." Sahut Magika.

Azzrafiq melepaskan pelukannya dan melirik lengan Magika yang memerah karena dia terlalu erat mencengkeramnya, perlahan dia melepaskan genggamannya.

"Gee, maaf karena aku, tangan kamu jadi merah." Sesal Azzrafiq.

Magika baru menyadari ada yang terasa nyeri di pergelangan tangannya, karena Azzrafiq menggenggamnya bersamaan dengan charm braceletnya dan menyebabkan pergelangan tangannya memerah melingkar.

"Aww, sakit juga ya." Magika baru menyadarinya, lalu dia membuka charm braceletnya.

"Aku obatin ya tangannya."

Randy menghampiri mereka berdua, keberadaan Magika dan Azzrafiq begitu sangat kontras, karena mereka berdiri di tengah anak tangga, yang dimana tempat orang-orang berlalu lalang untuk turun naik menuju kelas.

"Gee, kamu baik-baik aja kan? Aku lihat tadi kamu hampir jatuh." Tanya Randy yang khawatir.

"Gak apa-apa kok Kak Randy, ada Azzrafiq yang bantuin aku."

Randy menoleh pada Azzrafiq."Thank's Fiq, udah selamatin Magika."

Magika dan Azzrafiq baru menyadari, berhentinya mereka berdua di tengah anak tangga menghalangi jalan orang-orang.

"Kalo gitu aku tinggal ya, kasih tahu aku kalo tangan kamu masih sakit." Ujar Azzrafiq seraya meninggalkan Magika dan Randy.

Azzrafiq kembali menuruni anak tangga untuk mengikuti UTS di kelas selanjutnya, niat hati ingin menjauhi Magika tapi keadaan tak mendukungnya.

Ada saja yang menyebabkan dirinya terus terhubung dengan gadis itu, setelah UTS selesai Azzrafiq akan menemui Magika lagi untuk bertanggung jawab karena telah melukai tangannya.

Ketika sedang mengerjakan soal UTS, pikirannya bercabang memikirkan Magika, dia tak bisa fokus mengisi jawaban, rasa penyesalan dalam hatinya belum tuntas sampai melihat Magika kembali baik-baik saja.

Azzrafiq segera menyelesaikan soal UTS, dia mengerjakan seadanya, hatinya tidak tenang, dia keluar kelas untuk mencari Magika di kelasnya.

Azzrafiq menunggu di depan kelas Magika yang pintunya masih tertutup, dan memastikan dari kaca kecil di tengah pintu apakah di dalam masih diisi oleh kelas B.

Ya, gadis itu masih di dalam, Azzrafiq menunggu sambil bersandar di dinding, tak butuh waktu lama, akhirnya Magika keluar kelas, dia segera memanggilnya, nampak Alin yang menatap sinis keduanya.

"Azz, udah selesai UTS nya?" Tanya Magika.

"Udah, aku cuma mau mastiin tangan kamu gak kenapa-kenapa."

Magika melihatkan tangannya pada Azzrafiq yang kini menjadi memar. "Aku baik-baik aja Azz, gak apa-apa, gak usah khawatir memar dikit doang."

Azzrafiq menyentuh lengan Magika dengan lembut. "Ini tuh bukan sedikit Gee, Aku obatin ya, kamu ikut aku ke klinik kampus, sekarang!"

"Gak usah, nanti juga ilang Azz memarnya."

"Please bikin hati aku tenang Gee, kamu memar kan gara-gara aku, tolong biarkan aku tanggung jawab."

Magika terkekeh melihat ekspresi wajah Azzrafiq yang menunjukkan rasa bersalah. "Ya ampun Azz santai aja aku gak hamil hahaha."

Azzrafiq menggelengkan kepalanya dan menatap Magika dengan serius, jika masalah keselamatan wanita itu tak mungkin dirinya bisa main-main.

"Aku gak ngerti kenapa kamu masih bisa ketawa?"

"Abisnya muka kamu itu lucu, aku baik-baik aja! Harus gimana lagi coba meyakini kamu?"

"Aku denger kata hamil, ada apa nih Gee?" Tanya Vanilla tiba-tiba mendekati mereka.

Magika berdecak. "Gak usah denger yang aneh-aneh deh Nill."

"Kamu harus ikut aku sekarang." Tegas Azzrafiq sambil menuntun tangan Magika.

Vanilla melihat kepergian mereka berdua dan merasa bingung, apa Magika benar-benar tak dapat melihat atau merasakan bahwa Azzrafiq menyukainya?

Magika mengikuti keinginan Azzrafiq, mereka berdua pergi ke klinik kampus, Azzrafiq terus menuntun tangannya layaknya anak kecil.

Tak disadari keduanya semua orang memperhatikan mereka, terutama Acha dan Daphnie yang tampak bingung sekaligus senang, karena bisa melihat mereka berdua bersama lagi.

"Oh iya Azz kemaren aku lihat kamu, tapi kamunya malah cuekin aku, kamu lagi ada masalah ya?" Tanya Magika, mengingat Azzrafiq kemarin melewatinya begitu saja.

Azzrafiq terdiam, dia mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Magika, sebenarnya dari kemarin dia memang sudah ingin menjauhinya, karena Magika saat ini telah bersama Randy, dia merasa sakit hati karena terlanjur mencintainya.

"Oh ya? Kamu lihat aku dimana?" Azzrafiq balik bertanya mencoba cari aman.

"Di Lobby, tadinya aku mau nyapa kamu, cuma kamu langsung pergi gitu aja."

"Maaf aku gak lihat kamu." Dusta Azzrafiq.

"Kamu lagi ada masalah ya Azz? Kamu bisa kok cerita sama aku."

Azzrafiq menghela nafasnya. "Aku gak mau bikin kamu tambah pusing sama masalah aku Gee."

"Tapi aku suka kalo dibikin pusing sama kamu." Ucap Magika menggoda Azzrafiq untuk mencairkan kekhawatiran lelaki tampan itu.

Azzrafiq menoleh pada Magika yang ada di belakangnya. "Ini nih yang bikin aku gereget sama kamu."

"Emangnya aku kenapa? Kan cuma mau bantu aja."

"Kamu tuh ya udah berhasil bikin aku jatuh cinta sama kamu." Ucap Azzrafiq keceplosan.

Magika tertawa mendengar perkataan Azzrafiq dia merasa sudah terbiasa dengan gombalan dan omongan kosong dari lelaki itu. Walaupun kenyataan nya Azzrafiq memang tulus mengatakannya.

"Sama aku juga, jadi kita impas." Sahut Magika.

"Impas gimana?" Tanya Azzrafiq yang selalu bingung dengan perkataan Magika.

"Impas karena udah sama-sama dibikin jatuh hehehe."

"Ampun deh Gee, selalu aja di luar dugaan." Kata Azzrafiq sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

1
Cevineine
luar biasa👍
rizki fadhilah
ayo thor lanjut/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!