Ada tempat yang ku sebut rumah tapi tidak membuatku nyaman. Jika orang lain akan pulang dengan senang. Maka aku akan pergi untuk tetap menjaga kewarasan ku.
Queena Elnora putri Davis.
--------
Harapan Elnora sederhana, Semoga keluarganya menyayanginya. Lelaki yang dicintainya memandangnya. Semuanya sudah ia lakukan. Dari cara yang halus sampai cara yang membuatnya terlihat bodoh.
Tapi semua berubah, berubah saat dia bermimpi. Mimpi yang mengharuskan ia berhenti melakukan hal-hal bodoh. Mimpi yang meminta ia untuk mencari kebahagiaan nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms F, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. hukuman
Dua hari telah berlalu setelah hal yang terjadi saat ulangtahun perusahaan Davis. Kini Elnora masih terbaring tak berdaya di atas tempat tidurnya. Sejak kejadian itu, tidak ada satupun dari mereka yang mendatangi nya. Hanya bik Suri yang selalu menemani dan mengobatinya.
"Non,, Bibi panggil dokter saja ya, biar cepat kering. Bibi ngak tega lihat non seperti ini terus" ungkap bik Suri sambil mengobati punggung Elnora.
"Sstt,, ngak usah bik. Besok juga mendingan " jawab Elnora
"Tapi non..."
"Percaya sama El bik, Besok sudah mendingan" kata Elnora yang di balas anggukan oleh Bik suri
"Bik,, apa bibi percaya bahwa bukan El yang menyakiti Ana" tanya Elnora setelah lama berdiam
"Bibi percaya non, bibi tahu non anak baik" jawab Bik suri
"Terima kasih bik, terimakasih sudah mempercayai El. El senang ada yang masih percaya pada El" ungkap Elnora sendu sambil membalikan badannya menghadap Bik suri
"Bik,, El sudah menyerah bik. El menyerah dengan semuanya bik." ungkap El sambil menunduk
"Non,, kalau non capek. Non istirahat, kalau non sedih. Non bisa menangis" jawab bik suri sambil mengelus kepala Elnora
"Kalau non ingin menyerah dan ingin meninggalkan semua penderitaan non. Non bisa lari sejauh-jauhnya dari semua ini. Tapi bibi hanya ingin Non harus selalu bahagia dan selalu dalam keadaan baik" lanjut bik suri dan dibalas anggukan oleh El.
"Bik,, El bisa minta bantuan sama bibi" tanya Elnora pada bik suri dan di balas anggukan olehnya.
"Jika El pergi, El ingin bibi serahkan surat ini pada mereka bik." ungkap Elnora sambil memberikan sebuah kertas kepada bik suri.
"Apa maksud non, non mau kemana! tanya bik suri panik
"El ngak kemana-mana kok bik, El hanya ingin pergi dari sini dan mencari kebahagiaan El saja bik" jawan El
"non, boleh bibi ikut non aja" tanya bik suri penuh harap
"ngak bik, bibi ngak boleh ikut El. Bibi harus tetap disini. El ingin bibi melihat penyesalan mereka" jawab El
"Tapi non,,"
"bik El ingin beritahu sesuatu sama bibi. Tapi bibi harus janji sama El. Bibi ngak boleh beritahu siapapun Sampai El sendiri yang membongkar nya" kata El serius dan di balas anggukan yakin bik suri
"sebenarnya..." Elnora langung menceritakan semua hal pada bik Suri. Dari dalang di balik kecelakaan bunda nya. Dari semua fitnah yang di lakukan Ana. Sampai rencana ia akan pergi menjauh dari sini. Tapi Elnora tidak menceritakan tentang sahabat bundanya dan kemana tujuan ia akan pergi. Sebab ia tidak ingin bik suri mengalami hal sulit saat dia pergi.
"Ya ampun non, kenapa mereka tega non" ucap bik suri sambil menutup mulut nya dan menangis
"Non, bibi dukung non. Dan bibi akan bantu non untuk keluar dr rumah ini. Biar semua keluarga non menyesal. Kurang ajar, gara-gara mereka non harus jadi korban" kutuk bik suri
"Kapan non akan membongkar nya. Bibi gregetan non, rasanya bibi bakal ulek tu orang-orang biar jadi perkedel. Apa lagi keluarga non, ih.. pengen rasanya bibi belah otaknya biar bisa bibi cuci kayak ikan yang tadi pagi bibi masak. Biar ngak bodoh kayak sekarang ini" kata bik Suri menggebu-gebu dengan ekspresi lucu.
"Emang bibi berani" kata El sambil tersenyum geli
"Ya,, enggak sih non" cengir bik suri dan tersenyum sendu saat melihat nona yang dia jaga tersenyum.
"kamu anak yang kuat non, kamu anak hebat atas semua yang kamu alami. Bibi harap non terus bahagia seperti ini" batin bik suri masih tetap memandangi El.
Setelah bik suri pergi, Elnora tengkurep di tempat tidurnya dan menatap kosong kedepan. Ia teringat kekejaman sang Ayah menghukum nya. Walau sudah berkali-kali ia mendapat hukuman fisik dari lelaki yang di anggap Ayah. Tapi kali ini sungguh yang paling parahnya.
#Flashback
Ctarr
Ctarr
Ctarrr
Suara cambukan memenuhi ruangan tersebut.
Gadis meringkuk memeluk dirinya saat cambukan yang dilayangkan padanya membentur kulit punggungnya. Tidak ada suara memohon ampun yg terdengar dari mulutnya. Hanya desis rasa sakit yang coba ia tahan.
"Dasar jal**g", sahut lelaki tersebut yang tidak lain Revan
"Seharusnya kamu tidak lahir dari rahim istri saya. Kamu menjijikan, Saya menyesal telah menjadi orang tua mu" kata Revan sambil memberi kan cambukan pada Elnora
"Kamu anak pembawa sial. Kamu membuat istri saya pergi, dan kamu membuat nama keluarga besar saya malu" Lanjutnya sambil berhenti dan membuang cambuk nya.
"Kamu menjijikan" sambil menjambak rambut Elnora supaya dapat melihatnya. Saat melihat wajah Elnora, entah kenapa Revan menyesali atas apa yang dia lakukan. Menyesali tidak dapat menahan amarahnya sampai-sampai tega mencambuk tubuh anak gadisnya. Tapi semuanya segera ia tepis.
"Cepat katakan, kenapa kamu melukai Ana. Apa kamu iri karena dia akan bertunangan dengan Theo. Seharusnya kamu sadar diri, kamu ngak pantas untuk Theo dan kamu seharusnya tak pantas untuk hidup. Kamu sudah kelewatan, saya harap saya tidak melihat mu lagi setelah ini" kata Revan tajam setelah sadar dari terdiam nya.
"Menjijikan" ungkap Revan sambil menghempaskan rambut yang dipegang tadi.
"Haha, apa anda akan percaya kalau saya bicara! Tentu saja tidak bukan!" kata Elnora datar yang membuat niat Revan untuk meninggalkan nya berhenti. Dan saat Revan melihat wajah anak gadisnya, dia tertegun menatap mata itu. Mata yang selalu menatap nya penuh binar dan kasih sayang. Tapi saat ini mata itu mentapanya kosong tidak tampak gairah untuk hidup.
"jika saya tidak pantas hidup. Kenapa Anda tidak membunuh saya sekarang. Saya akan senang hati akan hal itu" kata Elnora yang membuat revan tidak suka mendengarkan nya
" Saya pun menyesal telah dilahirkan dalam keluarga ini. Saya menyesal mengakui anda sebagai ayah saya. Anda ayah yang buruk, kalau saya bisa memilih. Saya meminta tidak di lahirkan sebagai Anak anda. Dan saya menyesal akan semua hal" Lanjutnya sambil mencoba untuk bangkit dan menahan rasa sakit di tubuh dan hatinya.
Sambil tertatih-tatih melangkah, Elnora berdiri di depan Revan " Aku membencimu, aku sangat membencimu" ucap elnora menatap dalam mata revan yang membuat Revan tertegun. Entah kenapa hatinya terasa sangat sakit melihat tatapan Elnora.
"Jika ada kehidupan selanjutnya. Aku tidak ingin di lahirkan untuk menjadi anakmu" Lanjutnya dan perlahan berjalan melangkah meninggalkan Revan dan saat di samping Revan Elnora bergumam yang hanya dapat
didengar oleh Revan " Aku akan pergi seperti yang kamu mau , Ayah!"lirih Elnora dan meninggalkan ruang tersebut dan Revan yang berdiri diam mematung.
Sesampainya diluar, Ia dapat melihat Abang kandung dan sepupunya, serta pamannya dengan memandangnya berbeda-beda. Tapi Elnora tidak memperdulikan mereka. Saat pamannya ingin membantu memapah Elnora, Elnora langsung menepis nya.
"Bersikap lah seperti biasa" ucap pelan Elnora
"Kurang ajar,, kamu..." ucapan vano terpotong oleh suara bik Suri
"Ya ampun non..." teriak bik suri berlari tergopoh-gopoh menghampiri Elnora
"Non luka, ya ampun tuan besar tuan muda. Tolong non El tuan" kata bik suri sambil menangis.
" El baik-baik saja bik. Bibi ngak usah meminta tolong kepada mereka. Karena El tidak sepenting itu untuk mereka. Jadi tolong papah El ke kamar ya bik" ucap lirih El yang dapat didengarkan oleh mereka termaksud lelaki yang baru keluar dari ruangan tersebut.
#flashbackoff
#Tbc
akhirnya mereka sdh mulai bisa berdamai semuajya