SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!
"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"
Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.
Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?
IG otor : Kolom Langit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Tembak
Dor Dor Dor
Terdengar suara tembakan beberapa kali. Seorang pria berpakaian hitam menembaki beberapa pria di ujung jalan sana.
Satu tembakan yang entah darimana asalnya tepat mengenai bahu kiri laki-laki itu. Darah segar meluncur bebas dari lengannya. Dia meringis kesakitan memegangi bahu kirinya .
Seorang wanita yang terlibat dalam aksi itu langsung panik melihat bosnya terkena tembakan. Buru-buru menghampiri bosnya itu.
"Kau tidak apa-apa?" tanya wanita itu.
"Tidak apa-apa. Ayo cepat pergi dari sini," ajak pria itu.
Mereka kemudian berusaha menghindari tempat itu dengan bersembunyi di tempat yang di rasa aman. Namun, beberapa pria tiba-tiba menodongkan senjata pada mereka. Terjadilah perkelahian di antara mereka. Seorang pria kemudian membidikkan senjata pada pria yang terkena tembakan di lengan kirinya, melihat itu, asisten wanitanya tidak tinggal diam.
"Bos, AWAS!!" teriak wanita itu seraya mendorong tubuh bosnya. Tembakan pun meleset.
Mereka kembali baku hantam hingga saling berebut senjata. Tiba-tiba, tanpa sengaja pria itu menarik pelatuk pistolnya.
Dor
Terdengar suara tembakan. Sayup-sayup dari kejauhan terdengar suara sirine mobil polisi. Beberapa orang yang tadi terlibat aksi baku tembak itu segera berlari menuju mobil masing-masing dan pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Sementara pria yang tertembak di lengan kirinya itu masih mematung manakala matanya menangkap seorang gadis remaja yang masih menggunakan pakaian seragam sekolahnya meringis kesakitan memegangi perutnya yang mengeluarkan darah. Pria itu membulatkan matanya menatap ke depan sana. Pistol di genggamannya terjatuh begitu saja.
Pria itu dengan cepat berlari ke arah gadis remaja itu, meraih tubuhnya yang sudah tergeletak di jalan. Saat melihat wajah gadis itu, air matanya meleleh begitu saja.
Bukankah dia adalah gadis yang sudah ku cari-cari? Sedang apa dia di sini? batin pria itu.
Pria itu ingat betul, gadis itu adalah gadis yang dia cari sejak beberapa minggu lalu. Gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ya, dia benar-benar gadis itu. Aku masih ingat betul wajahnya. Apa yang kulakukan. Aku telah menembaknya.
"Ma-maafkan aku, aku tidak sengaja menembakmu," ujar pria itu.
Dengan wajah pucat, gadis itu berusaha menyunggingkan senyum, menahan kesakitannya. "A-pa aku akan ma-ti?" tanya gadis itu terbata-bata.
"Tidak, kau tidak akan mati. Kau akan selamat. Dokter pasti akan menyelamatkanmu. Aku mohon bertahanlah sebentar," ujar laki-laki itu.
"A-ku ti-dak ku-at..."
"Aku mohon bertahanlah!!" Pria misterius itu memeluk gadis itu seraya menangis. Mengutuki kebodohannya mengarahkan senjata kesembarang arah, sehingga gadis tidak berdosa itu harus menjadi korban.
"Bos, ayo cepat pergi dari sini. Polisi semakin dekat!" Asisten wanita dan beberapa pria segera menarik bos-nya naik ke mobil meninggalkan gadis yang tidak berdaya itu sendirian di jalanan.
"Apa kau sudah gila? Gadis kecil itu terkena tembakanku. Bagaimana kalau dia mati?" teriak laki-laki itu pada para anak buahnya.
"Bos, antara dia yang akan mati atau kita yang akan mati? Jika kita tetap di sana polisi akan menangkap kita." ujar seorang wanita bernama Marissa itu.
Pria itu terus menengok ke belakang sana, melihat gadis itu. Rasa bersalah yang teramat besar menguasai hatinya. Untuk pertama kalinya hatinya terasa sakit melihat korban tembakannya.
"Tapi bagaimana dengan gadis itu?"
"Jangan khawatir, Bos. Polisi pasti akan menemukannya dan segera membawanya ke rumah sakit," ucap pria yang sedang menyetir.
"Aku baru saja menembak seseorang yang tidak berdosa. Kalau dia mati, aku akan merasa bersalah seumur hidupku," Entah mengapa ada perasaan sakit di hatinya melihat gadis remaja itu berusaha menahan kesakitannya. Biasanya pria satu itu tidak punya belas kasih pada siapapun juga.
****
Sementara itu kepanikan terjadi di sebuah rumah sakit. Manakala seorang pasien korban tembakan baru saja tiba. Dengan sigap, para petugas kesehatan segera membawanya ke ruang operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di perutnya.
Dua orang pria dengan wajah paniknya berlari masuk ke dalam rumah sakit setelah mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang mengabarkan putrinya terkena tembakan.
Pria paruh baya itu terlihat mondar-mandir di depan ruang operasi.
"Apa yang terjadi? Kenapa putriku bisa terkena tembakan?" tanya pria itu.
"Tenanglah, Tuan. Polisi sedang menyelidikinya," ucap seorang asisten prianya.
"Cari pelaku penembakan itu. Walaupun ke ujung dunia sekalipun. Temukan orang yang telah menembak putriku!" titah pria dengan tatapan membunuh itu.
"Baik, Tuan."
Setelah berjam-jam menunggu di depan ruang operasi, seorang dokter dengan pakaian hijau keluar dari ruangan itu.
"Apa anda keluarga pasien?" tanya Dokter.
"Aku ayahnya," jawab pria itu.
"Mari ikut saya ke ruangan. Saya akan menjelaskan kondisi putri anda,"
Pria itu segera berjalan mengikuti dokter menuju sebuah ruangan.
"Dokter,bagaimana keadaan putriku?" tanya pria itu.
"Sebelumnya, kami minta maaf. Anak anda sedang kritis. Peluru mengenai organ hatinya."
Pria itu hanya dapat menangis mendengar ucapan dokter itu. Seluruh tubuhnya bergetar hebat.
"Dokter, lakukan apapun untuk menyelamatkan putriku. Jangan khawatirkan soal biayanya. Berapapun biaya yang di butuhkan untuk menyelamatkan putriku."
"Ini bukan hanya tentang biaya saja, Tuan. Tapi kondisi fisiknya yang lemah. Sebagian hati-nya harus di angkat karena mengalami kerusakan akibat tembakan itu."
Bagai mendapat hantaman keras. Pria itu bersandar di kursi. Frustasi memikirkan nasib putrinya yang baru saja memasuki bangku sekolah menengah atas.
"Sebagian hati-nya, Dokter?" tanya pria itu dengan suara bergetar. Ketakutan akan kehilangan putri semata wayangnya mengalahkan segalanya.
"Hati memiliki kemampuan untuk beregenerasi kembali. Sel hepatosit dalam hati manusia dapat membentuk kembali sel-sel hati yang rusak," tutur sang dokter.
"Benarkah?" tanya pria itu.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Jika anda setuju dengan tindakan medis yang akan kami lakukan pada putri anda. Anda dapat menandatangani berkas persetujuan dan menyelesaikannya administrasinya," ungkap dokter itu.
"Baiklah, Dokter. Lakukan yang terbaik untuk putriku," pinta pria itu.
***
#lah pegimana yak itu🤣
hadeh jd sedih😥