Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Bulan Madu?
Ajakan Qu Fengxiao membuat Huo Yuzheng tercengang. Pria itu tampak heran sampai keningnya berkerut, lalu menyentuh dahi Qu Fengxiao untuk memeriksa suhunya.
Qu Fengxiao termenung sejenak, lalu menatap Huo Yuzheng dengan bingung. “Aku sehat.”
Huo Yuzheng menatapnya penuh pertimbangan. “Dari mana kau mempelajarinya?”
Qu Fengxiao menyengir. “Salah satu teman di weibo berasumsi kalau aku pergi ke luar negeri untuk berbulan madu denganmu. Aku sangat terkenal, jadi mereka penasaran dan ingin melihat postinganku di Manchester.”
“Kau tahu apa arti bulan madu?”
“Berlibur dengan yang manis-manis.”
“....”
“Karena ada kata ‘madu’, jadi aku menghubungkannya dengan yang manis-manis. Seperti makan makanan manis, pergi ke tempat yang lucu dan manis, menikmati liburan yang manis dengan pasangan yang manis. Ah, aku jadi ingin madu.”
Memikirkan madu, membuat Qu Fengxiao ingin makanan manis. Benar juga, dia kan di sini untuk bulan madu, jadi semuanya harus manis.
Qu Fengxiao melanjutkan, “Karena kita sudah di sini, jadi kenapa tidak memanfaatkan waktu untuk liburan? Ayo kita pergi ke tempat yang manis-manis!” Ia pun menunjuk ke satu arah di belakang Huo Yuzheng. “James juga harus ikut!”
James yang menguping di belakang sana tersentak kaget. Dia menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bodoh. “Aku?” Dia tertawa canggung seraya curi pandang ke arah Huo Yuzheng. “Sepertinya tidak bisa. Aku mana boleh mengikuti acara bulan madu kalian.”
Qu Fengxiao tampak kecewa, lalu menatap Huo Yuzheng. “Kau memberinya tugas yang banyak lagi?”
“Tidak.”
“Kalau begitu biarkan James ikut. Lebih banyak orang lebih baik. Selain itu, James juga pernah ke sini dan bisa menjadi pemandu.”
James ingin menangis di belakang sana. Kenapa dia harus ikut dan menjadi nyamuk? Dia tidak mau!
Huo Yuzheng melirik James dengan dingin. James menjadi kikuk. Pada akhirnya, dia mengangguk bersedia dengan hati yang patah.
Setidaknya berikan dia pasangan terlebih dahulu sebelum menemani pasutri yang berbulan madu!
Mereka pun kembali ke hotel. Suasana hati Qu Fengxiao tampak lebih baik setelah membicarakan hal ini. Huo Yuzheng melangkah ke arah hotel, tapi dia menghentikan langkah sesaat dan melihat ke belakang. Namun, ekspresinya tidak berubah. Ia pun melanjutkan langkah dengan normal.
Mereka pergi ke restoran untuk makan malam, kemudian pergi ke kamar untuk istirahat. James masuk ke dalam kamar terlebih dahulu acuh tak acuh hingga menyisakan Qu Fengxiao dan Huo Yuzheng di lorong.
Qu Fengxiao mendesah. “Hah, padahal aku tidak mengantuk. James ini terlalu payah.” Qu Fengxiao tidak bisa mengantuk. Tapi kalau sudah tidur, dia akan seperti orang mati dengan wajah pucat dan napasnya yang hilang.
Huo Yuzheng tiba-tiba menyentuh lengannya, lalu memojokkannya di pintu kamar. Qu Fengxiao tersentak dan menatapnya dengan bingung.
“Tidak mengantuk?” Suara pria itu sangat rendah dan dalam.
Qu Fengxiao merasa kalau napasnya tersendat. Ia tanpa sadar menahan napas, lalu tertawa canggung. Tapi dia tidak sempat berkata apa pun saat pintu di belakangnya terbuka dan ia masuk ke dalam bersama Huo Yuzheng.
Otak Qu Fengxiao konslet saat dia dibawa masuk ke dalam dengan cara seperti itu. Jantungnya berpacu sangat cepat tanpa sebab yang tidak diketahui.
Genggaman dilepas. Huo Yuzheng pergi menutup pintu. Namun, sosoknya tidak lagi bergerak dari pintu seolah sedang mendeteksi sesuatu.
Qu Fengxiao akhirnya paham. Dia berpikir berlebihan, yang membuatnya sangat malu.
Setelah beberapa saat, Huo Yuzheng akhirnya menjauhi pintu dan melihat ke arah Qu Fengxiao. “Kau mengatakan ide itu karena tahu sedang diikuti?”
Qu Fengxiao menyengir. “Aku memang ingin berlibur, kok.” Dia mengedikkan bahu, lalu duduk di tempat tidur sambil mengayunkan kakinya.
Qu Fengxiao tahu dia diikuti. Gwen pasti curiga padanya dan berpikir dia berkolusi dengan Huo Yuzheng untuk mencari Red Room. Untuk melepaskan kecurigaan, Qu Fengxiao hanya bisa mengulur waktu lebih lama di sini dengan berlibur.
Gwen sangat waspada pada orang asing. Kemungkinan besar dia tidak akan suka pada Huo Yuzheng yang memiliki latar belakang rumit ini. Dengan melepaskan kecurigaan Gwen tentang Huo Yuzheng, barulah mereka bisa beraksi lagi.
Sebenarnya bagus jika mereka bisa bekerja sama. Tapi mengingat reaksi Gwen tadi, Qu Fengxiao merasa pesimis. Kemungkinan Gwen tidak ingin ada Isabella kedua. Namun, Qu Fengxiao bukan Isabella.
Qu Fengxiao menjelaskan alasannya pada Huo Yuzheng. Pria itu langsung mengerti.
“Kau tenang saja. Masalah di sini akan aku atasi. Kau hanya perlu mencari sisa elemen murni lainnya untuk membuat kristal tujuh elemen.” Qu Fengxiao diam sesaat tampak berpikir, lalu melanjutkan, “Setelah bulan madu.”
“Baik.” Perjalanan mencari elemen murni berbahaya. Dia tidak ingin melibatkan Qu Fengxiao lebih jauh.
“Huo Yuzheng, kau akan tidur di sini?” tanya Qu Fengxiao. Dia hanya penasaran.
Huo Yuzheng menjawab dengan enteng, “Aku akan berkultivasi.”
Mata-mata itu pasti masih di luar. Huo Yuzheng tidak bisa keluar dari kamar. Jadi dia akan menginap di tempat Qu Fengxiao dan menghabiskan waktu seraya kultivasi. Dia tidak akan mengganggu istirahat Qu Fengxiao.
Qu Fengxiao memperhatikannya. Dalam waktu singkat, Huo Yuzheng sudah memasuki kondisi kultivasi. Meski kekuatan spiritual di sini sangat tipis, dia masih sangat tekun.
“Aku penasaran dia ada di tingkat apa.” Qu Fengxiao memperhatikannya sambil menopang dagu.
Qu Fengxiao sendiri sudah menyelesaikan semua tingkat yang bisa diraih manusia. Dia ada di tingkat kedewaan, dan memulai kultivasi sebagai dewa. Namun, dia hanya bisa melakukannya di Alam Atas dan Alam Dewa.
Karena pertarungan, dia terluka hingga kekuatan dewanya melemah. Kekuatan spiritual yang tipis di sini juga membuat kekuatannya terhambat dan tidak pulih. Dia hanya bisa memulihkannya saat kembali ke dunianya.
Dia menantikan saat-saat itu.
Tapi tidak sekarang.
Qu Fengxiao memperhatikan cukup lama. Dia sama sekali tidak tidur, malah memilih main game di ponselnya berjam-jam. Hingga akhirnya pagi menjelang, baterai ponsel Qu Fengxiao habis, ia pun menyimpannya untuk dicas.
Huo Yuzheng tahu Qu Fengxiao tidak tidur dan membiarkannya. Mereka pun pergi keluar untuk sarapan.
James yang menunggu di tempat makan melihat keduanya dengan curiga, tapi tidak mengatakan apa pun dan lanjut makan. Ia berpikir, pasti telah terjadi sesuatu semalam.
James hanya bisa meratapi nasib jomblonya di tengah pasangan tersebut ....
Puncaknya adalah saat liburan dimulai. James menunjukkan tempat yang bagus untuk berlibur. Menurut penilaiannya terhadap Qu Fengxiao, wanita itu pasti sangat suka bermain di wahana.
Benar saja, Qu Fengxiao mencoba semua wahana. Sambil membawa permen loli, dia berlarian keliling taman dan mencoba semua wahana.
Bahkan saat masuk ke wahana rumah hantu, dia sama sekali tidak terlihat takut. James sudah teriak-teriak ketakutan dan membawa mereka berdua lari, tapi Qu Fengxiao hanya tertawa dan mengejek. Huo Yuzheng lebih tidak seru dengan wajah datarnya.
Yah, bagaimana mereka bisa takut pada hantu sedangkan mereka bisa membunuh monster dengan begitu mudah? James merasa membawa mereka ke tempat yang salah.
Sepanjang hari Huo Yuzheng hanya menuruti keinginan Qu Fengxiao. James menjadi penunjuk arah. Qu Fengxiao yang menikmati semuanya.
Ini lebih terasa seperti hanya Qu Fengxiao yang menikmati liburan. Tapi dia tidak terganggu oleh wajah datar Huo Yuzheng dan ekspresi bodoh James setiap saat.
Yang terpenting adalah senang-senang nomor satu!
Itu berlanjut selama beberapa hari. Kadang Qu Fengxiao dan Huo Yuzheng menunjukkan kedekatan. Sedangkan James hanya bisa meringkuk di sudut dan menggambar lingkaran.
Mata-mata yang memperhatikan juga hanya bisa memasang wajah bosan sebelum akhirnya pergi.
Mata-mata itu pergi melaporkan semuanya pada Gwen. Gwen mendengarkan dengan tenang sambil minum anggur miliknya di sebuah tempat.
Sejauh ini mereka hanya bermain seperti sedang menikmati liburan biasa. Tidak ada yang istimewa. Mata-mata itu bisa memahami apa yang mereka katakan sedikit sehingga bisa tahu seberapa banyak omong kosong yang Qu Fengxiao katakan. Dia sudah agak lelah.
“Hanya ada mereka bertiga. Selain itu, kelihatannya teman dan suami Claire biasa-biasa saja. Kalau bisa disimpulkan, dilihat dari kegiatan mereka beberapa hari terakhir, Claire lah yang mengatur mereka,” jelas mata-mata.
“Jadi maksudmu Claire yang membuat rencana sendiri dan menggunakan alasan liburan untuk mencari Red Room?”
“Benar.”
Gwen berpikir sejenak. Yah, itu memang hal yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki cara berpikir sama seperti Isabella. Meski sifat mereka berbeda, mereka tetaplah memiliki hubungan darah. Menyembunyikan identitasnya dari semua orang juga merupakan makanan sehari-hari.
“Apa masih harus diawasi?” tanya pria itu.
Gwen menggeleng. “Kemungkinan Claire sudah tahu dia diawasi, mangkanya dia mengalihkannya dengan liburan. Sia-sia.”
Gwen masih sulit memahami Qu Fengxiao. Tapi sebisa mungkin, dia harus menjauhkan Qu Fengxiao dari Red Room. Penampilan Qu Fengxiao masih terlalu mencolok dan familiar di mana orang-orang Red Room. Ia harap Qu Fengxiao tidak ditemukan.
Saat ini dia sedang dicari oleh orang-orang Red Room. Jadi mereka pasti sudah ada di sini. Gwen semakin gelisah.
“Kenapa kalian sangat merepotkanku?” keluhnya. Sudah tahu Red Room berbahaya, malah mendekati mereka.
Qu Fengxiao tidak berniat seperti itu. Dia hanya ingin kembali ke dunianya. Jika Gwen tahu, wanita paruh baya itu akan semakin sakit kepala.
Setelah kepergian mata-mata, Qu Fengxiao sudah yakin kalau dia bebas. Tapi dia masih belum ingin bekerja lagi. Dia masih mau liburan.
Hari ini, di kapal pesiar, Qu Fengxiao menikmati pemandangan laut yang indah sepanjang hari. Kapal pesiar mereka baru saja tiba di pelabuhan dan semua orang keluar dari kapal.
“Ah, enak sekali hidup tenang tanpa drama. Liburan setiap hari sangat menyenangkan.” Qu Fengxiao jarang bisa liburan seperti ini. Dia merasa sangat puas.
“Nanti aku akan mengajakmu ke tempat yang lebih bagus lagi,” kata Huo Yuzheng di sampingnya.
“Janji!”
Huo Yuzheng mengangguk pelan dengan senyuman. Qu Fengxiao semakin bersemangat.
Di belakang sana, James hanya berjalan sambil meratapi nasib melihat punggung pasangan yang bergandengan tangan itu. Kapan dia bisa seperti itu ....
Qu Fengxiao tiba-tiba menghentikan langkah. Dia pergi ke arah James dan mengambil kamera yang digantungkan di leher James. Dia mengambil begitu saja, lalu mulai berfoto. Dia memfoto semuanya dan berlari di pelabuhan dengan riang. Kadang berfoto berdua dengan Huo Yuzheng dibantu orang lain.
James semakin ingin menangis.
“James, ayo!” ajak Qu Fengxiao untuk berfoto.
James lari menghampiri. Dia ikut berfoto. Setelah selesai, Qu Fengxiao melihat-lihat hasilnya bersama Huo Yuzheng. James ingin ikut melihat dan menyempil di tengah.
Saat melihat-lihat hasilnya, James merasa ada yang mengganjal. Setiap foto random yang diambil Qu Fengxiao memang memiliki spot bagus, tapi selalu ada orang asing bertudung di dalamnya.
“Ih, bagus. Aku mau lagi.” Qu Fengxiao ingin berfoto lagi untuk kenang-kenangan.
“Aku akan membelikanmu minum.” Huo Yuzheng menanggapi.
James heran. Apa kedua orang ini tidak sadar? Dia ingin memberitahu, tapi keduanya sudah berjalan terlebih dahulu. Huo Yuzheng juga menariknya seperti menyeret karung ke sebuah toko untuk beli minum.
Mana ada waktu beli minum! James ingin memberitahu sesuatu pada Huo Yuzheng, tapi Huo Yuzheng mengabaikannya.
Di samping itu, Qu Fengxiao masih asik mencari spot foto terbaik. Dia berpikir jika bisa mengambil foto unik dan mengirimnya di weibo, orang-orang pasti akan sangat suka. Sebisa mungkin dia mencari momen yang tepat di sekitar pelabuhan.
Dia akan memfoto dari atas lagi, tapi ketika ia meng-klik kamera, yang didapat bukanlah pemandangan lautan dan perahu-perahu yang indah. Tapi seorang pria bertudung hitam.
Qu Fengxiao berdecak. “Hei, kau menghalangi.” Dia sebal dan melihat hasil jepretannya, lalu menghapusnya.
Ketika dia akan memfoto lagi, sebuah pistol ditempelkan di dahinya. Pria bertudung itu menodongkan pistol.
Qu Fengxiao hanya melihatnya tanpa rasa takut. Ia pun tersenyum. “Kau tidak akan bisa menembakku.”
Pria itu menekan pelatuk. Kemudian, suara tembakan menggelegar dan peluru melesat dengan cepat.
Raut pria itu menampilkan ekspresi terkejut. Peluru yang seharusnya menembus kepala Qu Fengxiao entah bagaimana menjadi berwarna putih dan melebur seperti butiran salju di dahi Qu Fengxiao.
Qu Fengxiao mencibir, “Sudah kukatakan, kau tidak mendengarkan.”
Pria itu baru saja akan menarik kembali pistolnya, tapi gerakan Qu Fengxiao lebih cepat. Dia menangkis tangan pria itu, lalu merebut pistolnya.
Tanpa mengatakan apa pun, peluru pistol itu ditembakkan dan menembus dahi pria bertudung. Pria bertudung hitam itu jatuh ke belakang dengan dahi berlubang.
Qu Fengxiao mencibir sambil melihat pistol di tangannya. “Panahku masih lebih memuaskan.”
Peluru-peluru lainnya ditembakkan ke arah Qu Fengxiao. Qu Fengxiao tetap di tempatnya dan melihat beberapa orang yang berdatangan dan menembakkan peluru ke arahnya.
Namun, saat peluru-peluru itu mendekat, semuanya langsung seperti membentur sesuatu yang keras dan mengubah mereka menjadi butiran salju yang bertebaran jatuh ke tanah.
Qu Fengxiao sama sekali tidak berpindah tempat. Dia tersenyum sambil mencibir dalam hatinya dan mengangkat pistol. Dia balas menembak.
Ada sekitar empat orang yang menembaki Qu Fengxiao. Mereka bersembunyi sambil diam-diam membidik. Qu Fengxiao tidak perlu membidik dan langsung menembak ke arah pepohonan.
Dalam sekejap, pohon yang ia tembak menjadi pohon beku. Peluru menembus pohon dan menembus tubuh orang di baliknya. Nasibnya jadi sama seperti pohon itu, beku dalam sekejap mata dan hancur.
Rekan-rekannya yang melihat sangat terkejut. Apa itu benar pistol yang digunakan rekan mereka yang sebelumnya telah dibunuh? Mereka menjadi ragu-ragu seketika.
Qu Fengxiao masih di tempatnya, tersenyum manis dan bertanya, “Sudahkah bermainnya?”
Ketiga orang itu bergerak untuk menyerang secara langsung dan bersamaan. Melemparkan belati ke arah tangan Qu Fengxiao agar pistol yang dipegangnya dilepas, lalu menyergap.
Tapi rencana itu hanya menjadi angan-angan. Ketika salah satunya melempar belati, belati itu langsung ditangkap oleh Qu Fengxiao. Dia melempar pistolnya tanpa ragu dan tampak berbinar. “Wah, ingin bermain ronde kedua?”
Mereka melancarkan pisau kecil mereka ke arah Qu Fengxiao. Qu Fengxiao menghindarinya dengan ringan. Gerakannya sangat halus, seolah tidak sedang menghindari serangan.
“Ronde kedua ini lebih membosankan. Begini saja, aku akhiri saja semuanya.” Qu Fengxiao mengangkat belatinya. Dia bergerak dengan kecepatan maksimal, seperti bayangan yang melintas, menyayat leher mereka bertiga secara serentak.
Mereka bahkan tidak menyadari pergerakan Qu Fengxiao ketika leher mereka memiliki garis yang dialiri darah. Semua terjadi dalam sekejap mata.
Mereka jatuh bersama. Darah melumuri tanah dari leher dan mulut mereka. Hanya dalam beberapa detik, nyawa mereka merenggang.
Qu Fengxiao melempar belati dengan santai, lalu menepuk-nepuk tangannya seperti membersihkan debu. Tidak ada sedikit pun percikan darah yang mengalir di tangannya.
“Yah, aku bahkan belum pemanasan.” Dia menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu lemah ... terlalu lemah ....”
To be continue